J chapter 4 - pantesan disebut playboy

7.6K 379 10
                                    

Je dan gisca sudah sampai di kampus, mereka langsung menuju ke tukang bubur favorit je di pinggir kampus. Rupanya disana sudah ada gio yang tengah menyantap bubur.

"Wiih datengnya barengan" gio menggoda je dan gisca. Je bersungut-sungut karena baru saja tiba sudah digoda lagi oleh sahabatnya. Gio juga sudah mengetahui perihal berli yang rewel sehingga ia tidak bertanya lagi perihal kedatangannya bersama gisca.

"Bang bubur ya" pesan je pada tukang bubur.

"Je, giscanya ditawarin dong mau bubur juga apa engga, main pesen aja lo" gio menggoda je lagi.

"Dia kan bisa pesen sendiri" jawab je cuek.

"Gue udah makan kok di rumah" akhirnya gisca bersuara.

"Pantesan lo jomblonya lama, masa hal kayak gini aja ga paham. Je..je.." Gio senyum mengejek sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Apa hubungannya pesen bubur ayam sama jomblo? Udah ah gue mau makan" je memakan bubur ayamnya, tak lupa ia menambahkan kecap manis lagi karena pada dasarnya je suka kecap.

"Je jangan cuek-cuek dong sama gue, naksir beneran tau rasa lo" kini gisca yang menggoda je. Je yang sedang makan bubur dengan lahap tersedak.

"Uhuk....uhuk...."

"Yaelah, biasa aja kali je ga usah salting, baru dibilangin kaya gitu udah keselek. Nih minum" gisca mengambilkan minum untuk je.

"Siapa juga yang salting, lo kalo ngomong kepedean banget" Je langsung melanjutkan makan buburnya. Setelahnya ia pergi duluan karena ia ada kelas. Tersisalah gio dan gisca di meja tersebut.

"Ca, lo beneran naksir sama je?" Tanya gio yang penasaran karena pada dasarnya ia adalah tukang kepo dan tukang gosip.

"Enggak"

"Pantesan...lo agresif banget ngejar-ngejar dia. Kalo cewek suka sama cowok kan biasanya malu-malu. Terus kenapa lo ngotot pengen jadi pacarnya?"

"Soalnya je ga suka sama gue"

"Maksudnya?" Gio bingung dengan jawaban gisca.

"Je ga suka sama kelakuan gue yang agresif minta pacaran sama dia, dia suka marah-marah kalo digodain. Lucu kan, makanya gue seneng ngejar-ngejar dia. Apalagi dari enam kriteria pacar idamannya, gue cuma lolos disatu kriteria, makin demen gue ngerjain dia" kata gisca sambil tertawa.

"Bisa aja lo ca" gio ikut tertawa "emang je sekali-kali harus digituin. Oiya apa nyuri first kissnya je juga termasuk dalam list kejahilan lo?"

"Nyuri first kiss? Maksudnya?" Gisca bingung.

"Lo ga tau? Emang je ga bilang? Lo itu first kissnya je"

"Gue first kissnya je??? Emang sebelumnya dia ga pernah pacaran??" Gisca kaget 'seorang jevin anggara mahasiswa tingkat 3 yang lumayan tampan-ralat, memang tampan-baru saja keperjakaan bibirnya dicuri oleh seorang gadis yang ga dia kenal saat ia berkuliah di tingkat 3?? Dan gue adalah gadis itu! Kemana aja dia selama ini'

"Pacaran sih pernah, tapi ga sampe ciuman. Makanya kemaren dia uring-uringan ngomel-ngomel kayak emak-emak yang baru aja diilangin tupperware sama anaknya" gio tertawa disusul dengan tawa gisca.

"Ya ampun ga gue sangka, gue first kissnya. Gue jadi semangat buat ngejar je" gisca kembali tertawa. 'Kalo bibirnya masih original apa lagi yang bawah, uh pasti masih disegel. Apa gue harus ambil keperjakaan dia juga, eh tapi gue juga masih perawan, gue belom ahli nanti malah malu-maluin. Duh kok jadi mikirnya kemana-mana sih gisca'

"Udah ah jangan bahas je mulu, bosen. Mending bahas lo aja" kata gio yang ingin menyudahi pembahasannya tentang je.

"Bahas gue? Emang mau bahas apa?"

JOMBLO!Where stories live. Discover now