[5] Training

2.5K 198 7
                                    

Sehun terbangun dan melihat ke arah Lulu, sungguh menakjubkan bahwa saat tertidur pun bisa membedakan mereka berdua. Tingkah laku mereka begitu berbeda.

Luhan selalu tidur memeluk sesuatu, entah itu bantal atau boneka binatang, dia selalu harus memeluk sesuatu. Lulu di sisi lain selalu mengisap jempolnya, dia menggulung dirinya menjadi bola kecil dan mengisap jempolnya, dia juga cenderung tidur lebih dekat ke Sehun.

Itu adalah pemandangan yang sangat indah menyaksikan babynya tertidur pulas. Saat Sehun membelai rambut Lulu, Sehun melihat gaya tidurnya berubah. Lulu mengeluarkan ibu jarinya dan meregangkan tubuhnya, dia menjauhkan diri dari Sehun lalu memeluk bantal.

Sehun tertawa, dia tidak pernah tau mereka bisa mengganti kepribadian pada saat tidur. Sehun terus mengelus rambutnya dan tak lama kemudian Luhan terbangun.

"Hei Lu." Sehun tersenyum.

"Hei, apa kita berlatih hari ini?" Tanya Luhan padanya dan Sehun mengangguk.

"Ya, dan aku ingin kau tahu bahwa ini akan sulit, tapi aku tidak ingin kau merasa frustrasi." Ujar Sehun memberitahunya. Luhan mengangguk.

"Aku pikir aku sudah siap, tapi pertama-tama tolong ganti popokku terlebih dahulu. Lulu banyak mengompol dalam tidurnya" kata Luhan sambil menggelengkan kepalanya. Sehun tertawa dan mengangguk seraya menggendong Luhan.

Dengan cepat mengganti Sehun mengganti popoknya dan mengganti baju Luhan. Sehun akan menggendong Luhan, tapi dia menggelengkan kepalanya.

"Turunkan aku daddy, aku perlu mencoba untuk berjalan sendiri" kata Luhan.

Dia memiliki keyakinan penuh pada dirinya sendiri bahwa dia bisa melakukannya. Sehun meletakkannya kembali di tempat tidur dan menatapnya saat dia perlahan mulai berdiri.

Ketika Luhan mencoba untuk bangun, badannya mulai limbung. Untungnya Sehun ada di sana untuk menangkapnya.

"Teruskan Lu, aku tahu ini terasa sulit. Aku akan menopangmu agar kau memiliki stabilitas. Cobalah untuk melangkah maju." Ujar Sehun karena merasa Luhan menumpukan semua bobot padanya.

Luhan mengangguk dan melangkah maju, Sehun membiarkan kaki Luhan merasakan tekanan sehingga dia bisa mulai untuk membangun kekuatan dalam bertumpu.

"Awh! Daddy, itu sakit." Tutur Luhan, dia merasa seperti ada sebuah pisau kecil yang menikam kakinya.

"Baby, itu hanya sebuah jaringan mati. Kau harus menggunakan kakimu untuk membuat aliran darahmu kembali agar mereka bisa membangun kekuatan untuk bertumpu. Aku tahu itu sakit, tapi kau harus mendorong rasa sakit itu." Jelas Sehun. Luhan mengangguk dan berpegangan erat pada Sehun lalu melanjutkan langkahnya.

"Ahhh, aku tidak bisa melakukannya daddy.Ini menyakitkan. Tolong hentikan rasa sakitnya." Luhan merintih dengan air mata berlingang di matanya.

"Luhan, kau tahu aku bisa membuat rasa sakit itu hilang. Tapi jika aku melakukannya kau tidak akan pernah menjadi lebih baik." Sehun menjelaskan.

Luhan menarik napas panjang dan melangkah maju. Dia melakukan yang terbaik untuk menjadi kuat, tapi air mata mengalir tanpa suara di pipinya. Dia ingin menyelesaikannya dengan cepat, tapi dia tahu itu tidak ada gunanya karena daddynya menopang sebagian besar dari beratnya.

Akhirnya, mereka sampai di ruang makan dan dengan gembira Luhan duduk di meja. Dia memiliki kerutan dalam di wajahnya dan pipinya lembab karena air mata. Sehun menangkup wajah Luhan di tangannya.

"Baby lihatlah aku." Ujar Sehun. Luhan mengangkat kepalanya untuk menatap Sehun.

"Kau baik-baik saja, jangan berkecil hati." Sehun berkata sambil menyeka air mata Luhan.

[HUNHAN] "DADDY" (Sequel CMD)Where stories live. Discover now