Ch. 4

3.1K 238 11
                                    

-Kongpob's Room-

Kongpob merebahkan tubuhnya di kasur berukuran king size, dengan senyum bahagia yang tidak lepas dari wajahnya. Kongpob sangat bahagia. Dia pasti akan bermimpi indah malam ini.

-flashback

Kongpob sedang menunggu Arthit di ruang tamu, karena Arthit ingin berganti baju dulu. Kongpob sebenarnya tidak peduli Arthit mengenakan pakaian apapun, karena bagi Kongpob, Arthit akan selalu sempurna dimatanya.

"Kongpob..?"
.
.
.
Arthit menghampiri Kongpob yang sekarang sedang mematung dibuatnya.
"I..ya?"
"Apa ini sudah bagus?" Tanya Arthit.
Dia mengenakan hoodie hitam dan celana jeans biru *pict . lihatlah betapa kontrasnya kulit putih itu. Kongpob dengan sekuat tenaga menahan hasrat yang rasanya hampir meledak. Dia harus kuat!
Kongpob menetralkan nafasnya agar stabil.
"Bagus sekali.. Benar2 cocok denganmu. Kau terlihat sangat manis"
"Huft, memangnya aku ini gula apa?! Ya sudah ayo pergi"

Baru saja mereka mendekati gerbang, tiba2 Arthit teringat suatu hal.
"Oi !! Tunggu Kongpob. Aku tidak bisa menyetir mobil.. Orang tua ku tidak pernah mengizinkanku melakukannya. Apa kita harus berjalan kaki?"
"Tenang saja.. Aku membawa mobil ko"
"Tapi aku tidak melihatnya"
"Aku parkir disebelah rumahmu, ayo."
.
.
"Ini dia" ucap Kongpob.
"Kongpob_-"
"Huh?"
"Kau sebut ini mobil???!!! Ini itu sepeda!!!!"
"Lebih sehat dengan ini bukan? Tapi kalau kau tidak mau. Aku bisa menyetir mobil ko, kunci nya ada padamu kan?"
"Aw Kongpob, Aku lebih suka yang ini. Kenapa tidak bilang daritadi? Aku ingin sekali menaiki ini, sudah lama aku tidak diperbolehkan menaikinya huft, asal kau tahu saja.. Ayah melarangku menaiki sepeda. Aku saja lupa apa aku pernah menaikinya atau tidak" ujar Arthit senang.
Kongpob terdiam sejenak.
"Kalau begitu kau beruntung.. Ayo naik" ujarnya disertai senyuman.
.
.
"Pegang saja pinggangku Arthit, aku takut kamu jatuh. Pegangan erat."

Dengan perlahan Arthit melingkarkan tangannya pada pinggang Kongpob. Kongpob tersenyum senang.

Dan mereka bersenang2 sambil menikmati sunset di tepi danau.

-end of flashback
.
.
.

-Universitas

"Arthit..."
"Khab P'Pha..."
"Kiss me"
" kau gila_×? Ini perpustakaan jika kau lupa"
"I dont care."
"Let me hit you!"
*Cup
"Thanks dear.."
"Oii!! P.." Arthit merona malu kemudian menutupi wajahnya dengan buku yang sedang ia baca.

"Aku ingin menagih janjimu Arthit, harus malam ini. Titik dan tidak ada penolakan" ucap Pha dengan penekanan.

-flashback
"Kalau begitu P' akan menemanimu.." Ucap Pha dengan tersenyum.
"Aw, bukankah P' juga ada tugas? Tadi kau bilang terburu2.." Alis Arthit mengernyit.
"Tidak apa, aku bisa mengerjakannya malam ini"
" Ouw P..... Kau tidak perlu melakukan itu.. Kalau kau lakukan maka-
Arthit berjinjit membisikkan sesuatu.
"___tidak ada kencan 1 minggu ini"

Arthit menghela nafas.
"Oke Khab... Khun Pha.."
"Thats ma baby^^ jam 7 aku jemput oke"
"Um" balas Arthit tersenyum.

Mereka tidak tahu bahwa mereka sedang di perhatikan seseorang. Dia mengambil ponselnya menghubungi seseorang.
"Mereka akan pergi jam 7 malam ini tuan"
"___"
"Mereka tidak membicarakannya tuan"
"___"
"Baik tuan"
Orang itu meletakkan ponselnya kembali.
.
.
.
"Pak?"
"Iya Arthit?
"Saya ingin meminjam buku ini"
"Silahkan tulis disini"
.
.
.
"Ayo P'Pha"
Arthit & Pha berjalan keluar perpustakaan. Pak penjaga tadi mengamati keduanya. Kemudian mengambil ponselnya kembali.
"Dia barusaja meminjam buku The Circles"
"___"
"Baik tuan"
.
.
.
.

"You gonna died........ Dan akan kupastikan kali ini berhasil" *smirk.
Dia mulai tertawa aneh dengan sebuah pisau ditangannya.
.
.
.

-at 6:15 pm

Kongpob merasa feelingnya tidak enak, dia menghawatirkan Arthit. Entah kenapa dia sekarang merasa tidak tenang.
Dia segera mengambil ponselnya.
......
......
......
"Ayo angkat! Angkat! Angkat!.....!!! Shit!!"
......
"Angkat ku mohon!!!"
.
.
.
-Other's side

Pha mengenakan setelan jas hitam dengan kemeja putih dan celana hitam. Tengah bersender disebelah sisi mobil sport miliknya mengunggu sang kekasih dengan senyum tampannya, sangat terlihat royal & berkarisma.
Tangannya merogoh saku celananya. Pha menggenggam sebuah ponsel dan menyeringai.

"Kau tidak akan bisa menghubungi Arthit, karena ponselnya ada padaku.. 5555 Kongpob.. Kongpob.. Kau tidak tahu dengan siapa kau bertanding, kau memilih musuh yang salah N'Kongpob" Lalu Pha menaruh ponsel Arthit kembali.
.
.
.

Arthit berjalan dengan cepat menuju sang kekasih yang sedang menunggunya.

"Ada apa dengan wajahmu sayang?" Tanya Pha.
"Memangnya kenapa P?"
"Terlihat mendung sekali.. Malas ya berkencan denganku?" Kata Pha dengan nada murung.
Arthit cepat2 menggeleng2kan kepalanya.
"Bukan, bukan itu .. P.. Aku hanya...hanya saja.... ... Ponselku hilang" jawab Arthit.
Pha tertawa mengejek. Kemudian mengambil sesuatu disaku celanannya.

"555 maksudmu ini?"

"Aw P! Syukurlah tidak hilang..."

Arthit hendak mengambil ponselnya dari tangan Pha.

"Eits. Tidak semudah itu honey.."

Pha dengan sengaja mengangkat ponsel Arthit setinggi2nya, yang pasti sulit untuk Arthit menggapainya. Kau tau kan Pha itu tingginya hampir 2 meter, sedangkan Arthit?
Arthit meloncat2 untuk mengambil ponselnya, sudah berkali2 dia melakukannya tetap hasilnya nihil. Arthit sudah kelelahan, dia mempout bibirnya dengan ekspresi marah(menurutnya).
Pha terkikik geli melihatnya, sangat asyik menggoda kekasih manis nya ini.

"Kau tau, mana ada orang yang akan takut kalau wajahmu saja imut seperti ini?"
Kata Pha sembari mencubit pelan pipi embul milik Arthit.

"P... Ayolahh..."
"Cium aku dulu"
"Kau ini! Tidak mau, kau sudah menciumku berkali2 hari ini"
"Ya sudah... Tapi.. Aku akan menghubungi Ma mu kalau anak kesayangannya ini sangat ceroboh sampai2 ponselnya hilang dan aku yang menemukan.. ..." Kata Pha dengan mengejek.
"Noo!!!!!!! Jangan P.. Jangan... Ma pasti akan memarahiku nanti, jangan ya P... Please... Honey" Puppy eyes jurus andalan Arthit untuk memenangkannya.
"Ohooo.... My Kitty... Tapi aku tidak akan berubah pikiran. Kau harus menciumku dulu"
Pha tetap teguh dengan pendiriannya.
.
.
"Um.."
"Apa? Aku tidak dengar"
"Oke! Aku akan menciummu"
*Cup
"Cepat sekali.. Itu namanya bukan ciuman"
"Aku tidak peduli" Arthit dengan cepat mengambil ponselnya.
"Katamu kita mau kencan. Ayo cepat P, aku lapar"
"Khab.... Honey..."
.
.
.
.

-At Restaurant

"Hei, Kongpob?!"
.
.
.

ToBeContinue
.
.
.
Guyss sorry lumayan lama apdet nya wkwk, soalnya gue lg menikmati lika liku seorang Shipper yg selalu di cekoki moment2 manis PERAYA>___< *AuthormabokPerAya
.
.
Dan gue bener2 tertohoq dengan Trailer Sotus S !!!!!!! Tolonggg!!!! *udah ah lebay wkwk
.

.
See U next chap^^

The ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang