▪️1

13.9K 1.7K 377
                                    

Senin , 16-10-2017

Kelas 10

"Pengumuman semua! Hari ini sekolah dibubarkan lebih cepat! Setelah jam ke 3 seluruh siswa boleh pulang kerumah masing masing. Hal ini dikarenakan..."

"HOREEE PULANG CEPAAAT"
"MAINNN KUYY MAINNN"
"WARNETT CUYY"

"-teman kita, Nancy Jowel dikabarkan meninggal dunia tadi pagi karena kecelakaan. Bagi yang ingin ikut berduka kerumahnya harap menghubungi pak Kyuhyun."

"BODOO LAH YANG PENTING PULANG CEPEETT!!!"
"KEMANA YOK KEMANAA"
"AYOKDAH BURUAN CABUT"

"Lo enggak ngerasain.. kalau hal itu menimpa orang yang lo sayang.."
Siyeon menatap teman teman sekelasnya. Ia menangis. Matanya menyiratkan kesedihan mendalam karna ditinggal pergi oleh sahabatnya. Sohye pun mendatangi meja Siyeon dan menenangkan gadis itu.

"Padahal tadi pagi.. Dia masih sempet nelpon gua ngabarin kalau dia udah berangkat kesekolah.." Ucap Siyeon sesenggukan. Yang lain hanya bisa termangu diam. Sibuk dengan pikiran masing masing

"Yaudah sih Yeon. Kenapa jadi acara termehek mehek begini" Haechan menimpali.

"Bawa santai aja kali! Yang penting mah pulang cepat yekan bro?! Udah kuy cabut, kita happy happy!" Lanjut Haechan sambil menggaet leher teman seper'ampas'annya ---Sanha.

"COBA KALO LO YANG DI POSISI GUA! COBA LO RASAIN SAKITNYA DITINGGAL GITU AJA SAMA SAHABAT LO! NANCY BELUM SEMPAT PAMIT! DIA MASIH  BAHAGIA TADI PAGI! SEAKAN AKAN MUSIBAH KECELAKAAN ITU GAAKAN NIMPA DIA! LO PIKIR CHAN! COBA KALAU SANHA KECELAKAAN JUGA TRUS MENINGGAL GITU AJA! GIMANA PERASAAN LO?!" Teriak Siyeon yang membuat kaget seisi kelas

"WEITSS KOK BAWA BAWA GUA?!" Sanha yang namanya disebut seperti itu merasa tidak terima. Yakali dia barusan didoain mati?!

Seketika kelas menjadi rusuh karna Sanha dan Siyeon yang beradu mulut. Sohye yang berada ditengah tengah mereka berusaha untuk menengahi. Sedangkan Haechan cuma nonton doang.

"Yaelah Yeon Yeon. Gausah alay deh lu jadi orang. Nancy doang ditangisin kayak gitu. Pengang kuping gua lo teriak teriak. Udah ah yuk ayang Mark kita pergi" Arin berkata sarkas sambil berlalu. Meninggalkan Siyeon yang kaget mendengar perkataannya.

Siyeon diam sekarang. Matanya tidak lagi menyiratkan kesedihan. Mata itu kini menyiratkan kebencian, dan kemarahan.

"Udah ya Yeon lo jangan bacot lagi. Mending lo pulang sana. Atau kerumah Nancy, sahabat lo itu. Katanya lo sahabatnya, ngapain lo masih disini? Ga ikut nemanin dia di kuburan?" Siyeon hanya terdiam mendengar perkataan Mark. Hatinya merasakan kebencian dan kesedihan karna mendengar perkataan seperti itu dari mulut teman teman sekelasnya. Padahal selama ini Nancy selalu baik sama mereka.

"Udeh ye gua mau nyusul Arin. Jeno Renjun Jaemin Haechan Sanha Kuy cabut!" Mark memanggil teman temannya. Lalu ia berjalan keluar kelas.

"Coba nanti lo rasain Mark... kalau orang yang lo sayang mati satu persatu. Dan lo cuma bisa diam ngeliat mereka." Perkataan Siyeon membuat semua orang yang ada dikelas menoleh kearahnya. Termasuk Mark yang masih berada didepan pintu . Ia menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Siyeon. Sedetik kemudian, Mark mengeluarkan senyum meremehkan.

"Lo masih bisa senyum sekarang Mark... Liat aja nanti kalau geng alay lo itu mati satu persatu. Lo masih bisa gak nunjukin senyum lo itu!"

Ucapan Siyeon tidak digubris Mark. Ia memilih meninggalkan kelas yang diikuti oleh teman temannya tanpa menghiraukan perkataan Siyeon.

"Gua ga bercanda Mark..."

















17-10-2017

"WOY ADA YANG GANTUNG DIRI WOY DI KELAS 10 IPA 1!!"

"SERIUS LO?! "

"IYAA ANJIR LO LIAT AJA SENDIRI KESANA!"

Sycho?¿ || 95-00 Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt