Tatapan

3 2 0
                                    

~Tesya POV~

Dan akhirnya kuputuskan untuk duduk bersama Meysa. Yap dia adalah cewe yang kutemui di koridor. Dia anak yang asik walau ya~You Know What I Mean~.

Dan seperti kebanyakan orang jika baru berkenalan di sekolah. Tentunya kita akan menceritakan masa masa SMP yang begitu absurd. Dan membayangkan bertemu cogan-cogan (cowo ganteng) di SMA bahkan kalau bisa menjalin hubungan bersama eaaa~.

Ditengah keasyikan ngobrol lalu aku mendapatkan sinyal yang membuat hatiku dag dig dug serr~

Disana, didepan pintu, ku lihat cowo yang akh~ aku sudah menetapkanya, dia adalah gebetanku di kelas ini hahahaha. Aku tertawa didalam hati. Dan tanpa sadar aku senyum senyum sendiri kaya orang gila.

"Woi... lu ngapa?" sebuah suara yang menyadarkan diriku, ya siapa lagi kalau bukan Meysa.

"Ngapa ngapa?" jawabku aneh.

"Lu ngapa senyum senyum sendiri?"

"Mmm... Engga." Jawabku bohong. Lalu menundukan kepala. "Owh" jawab Meysa lalu mengalihkan pandangannya.

"Eh Buset...!!!" ku menaikan kepala karena suara Meysa yang mengejutkan dan nyablak.

"Kenapa?" ku menanyakan apa yang sedang dia lihat. "Tu cowo cantik amat, kalah saing gw ama dia. Gagal gw... gagal jadi cewe." Meysa berkata dengan nada dibuat frustasi.

Saat ku lihat orang yang dimaksud dan... DEG, Itu kan cowo yang gw incer. "Owh... hm.. i.. ya..ya, cantikan dia dari pada gw hahaha." Jawab ku kikuk, aku tidak mau Mesya tau aku mengincar cowo itu. Lagi pula aku belum mengenal dekat.

Lalu respon Meysa malah memasang muka yang aneh dengan melihatku. Aduh apa dia tau aku suka tu cowo ya?.

"Eh. Sya lu tu harusnya sadar" Meysa seperti memperingati. Apa dia memeringatiku. Untuk tidak suka pada cowo itu?

"kenapa emangnya?" Aku menjawab dengan nada cemas.

"Gw yang cantik begini aja kalah apalagi elu blekok" Jleb.. nih orang kalo ngomong enak banget dah akh. Tapi bener juga si wkwk. Dan aku sedikit lega karena dia tidak meyadari bahwa aku suka dengan cowok cantik itu, maksudku tampan.

Aku hanya bisa tersenyum aneh untuk membalasnya, kukira dia tau huft. Lalu kulihat lagi cowo itu. Dia tinggi dan... cantik. Maksudku tampan ya hahhaha. Dia tampan, dia memakai jaket biru muda yang menambah kekerenannya.

Aku melihatnya terus bahkan saat dia sedang memilih tempat duduk dan WTF dia duduk satu baris denganku hahhaha... inikah jodoh? Dan tiba tiba dia melihat ke arahku, dan menatap kearah mataku, aku bertanya didalam hati apakah dia benar sedang melihatku? Malunya aku, apakah dia sedang merasakan sinyal cinta? Hehe.

"Lu ngeliatin apaan?" suara teman sebangkunya berbicara.

"Gw merasakan aura macan, Pas gw liat ga keliatan, gw lupa pake kacamata wkwk" Dan lagi-lagi hatiku di hancurkan.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kemarin Meysa yang di nilai cantik ternyata sifatnya berkebalikan.

Sekarang sang gebatan yang dikiranya lagi ngeliatin Tesya dan merasakan aura cinta eh ternyata dia ga ngeliat karena matanya minus dan mengatakan aura macan. wkwkwk

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Nov 18, 2017 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Habis 'A' lalu ke 'B'Donde viven las historias. Descúbrelo ahora