Kehilangan

9.6K 111 3
                                    

ALZEY'S POV

Gue mendengus entah untuk ke berapa kalinya. Pelajaran pak botak a.ka guru sejarah gue itu sama sekali membosankan dan bagi gue itu nggak penting. Sebenarnya gue heran, kenapa dia mau jadi guru sejarah? Karena bagi gue, sejarah itu scary. Masa iya sejarah dipelajarin mulu. Belajar move on aja susah apalagi disuruh hafalin tanggal di dalam sejarah perang dunia. Mati aja ae.

Suara grasak-grusuk dibelakang bagian pojok kanan sana udah kedenger dari tadi. Sebenarnya gue nggak perduli tapi ya suara mereka semakin kesini makin annoyed gitu. Gue pun nengok dan menemukan pemandangan yang bisa dibilang lumrah dikelas yang udah gue tempatin hampir dua tahun ini.

Disana ada Luke bersama ketiga cowok bopung yang kayaknya minta digampar. Soalnya, apaan tuh mereka beempat mojok kek terong dipojokan dengan satu tab yang entah sedang memutar apa. belum lagi mukanya Michael yang merah-merah kayak orang kepedesan plus nahan boker. Dan Calum yang merem melek kayak matanya baru aja kesiram sama kuah bakso yang kebanyakan dikasih lada.

"WHOAAH MY MAN!!!"

"SEKSI AKAYYHH!!!"

"ANJIR DADANYA WOI!!"

Aku memutar bola mataku jengkel. Bisa dipastikan bukan apa yang sedang mereka lakukan? Yup, bokep. Dasar cowok mesum.

"LUKE, CALUM, MICHAEL, ASHTON!!" teriak pak Anton dari depan kelas. Kumis tebelnya udah naik-naik dengan pelototan yang mengerikan, menujuk ke arah para cowok tadi dengan penggaris kayu yang panjang."kalian nonton apa? nggak perhatiin pelajaran saya, ya?!"

Sontak aja seluruh isi kelas diem. nggak ada yang ngomong karena takut ikut kena marah sama pak Anton. Gue sendiri kagak perduli tapi kayaknya asyik kalo pak Anton bertindak.

"Nonton upin ipin dong pak!"jawab Luke dengan cengiran lebarnya,

Pak Anton nggak percaya gitu aja. Dia malah melangkah mendekat ke arah mereka dan yang gue lihat ketiga temen Luke itu udah bubar ke kursi mereka masing-masing sementara Luke terlihat sedang memasukan tab miliknya itu ke dalam celananya. Celana..wtf?!

"MANA TAB KAMU TADI?!" pak Anton berdiri disamping Luke, menatapnya dengan galak.

"Hah?" Luke pura-pura bego."saya tadi Cuma memvisualisasikannya, pak! Ya kali saya nonton sementara bapak ngejelasin!"

"Memvisualisisakikan? Kamu bohongin saya, kan?!"pak Anton marah."anak bandel!"

"Memvi.suali.sasi.kan. keules~"ujar Luke meralat.

Pak Anton yang lagi mode lion on pun memukul punggung Luke dengan penggaris kayu itu membuat Luke berteriak kesakitan dengan gaya yang menurut gue alay.

"AHH~ SAKIT PAK~!"

"HEH NGAPAIN TERIAK KAYAK GITU??!"

Plak!

Mampus lo.

.



Gue menenteng asal tas ransel warna biru milik gue. Udah setengah jam semenjak pulang sekolah tapi gue baru aja keluar kelas. Karena gue harus piket biar besok nggak harus dateng pagi karena bagaimana pun gue orangnya termasuk males kalau masih pagi. Jangan salahin gue, gue emang kayak gitu. Gue sering sensitif sendiri waktu pagi-pagi.

Dengan gontai gue menggunakan langkah kaki gue yang pendek menuju bangunan yang ada di depan gue. Bangunan di depan gue adalah bangunan yang selama ini menampung gue. Lebih tepatnya gue ini tinggal di sekolah berasrama. Keren? Nggak. enak? Biasa aja.

Asrama  | Luke HemmingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang