Lagi

3.1K 71 1
                                    


Suara petir saling bersahutan di atas langit yang gelap.

"KYLE TUNGGUIN GUE!"

Gue teriak kencang sambil berlari menembus derasnya hujan. Kyle malah asyik lari di depan nggak perduli kalau gue bahkan hampir terbang gara-gara angin topan yang melanda.

Kampret bat dah. Perasaan tadi waktu kita berdua jalan nggak ada tuh tanda-tanda mau hujan badai kayak gini.

Sekilas gue nyadar kalau kita berdua lari-larian di tengah hujan dalam keadaan jalan yang sepi dan lumayan gelap. Mendadak gue takut banget.Gue lihat Kyle berhenti lari. Gue pun berhenti dan nyadar kalau gerbang asrama udah di kunci dari dalam.

Fix. Ini kesialan yang berlipat ganda.

"KANG AMAN BUKAIN GERBANG DONG!" Kyle teriak.

Tapi mau bagaiamana pun kita teriak, suara kita bakal tenggelam di telan hujan.

Gue merasa kayak sekarat. badan gue basah sampe ke dalam-dalamnya. Kulit gue udah beku. Pokoknya kalau gue mati malem ni gue bakal hantuin kang Aman.

"Woy bukain gerbangnya woy! Ada orang nih!!!"

Nggak lama setelah itu, gue lihat penampakan. Seseorang lari pake payung sama bawa senter.

"Lama neng?"

Sekarepmu lah tong. Mata kang Aman kayaknya di colong tuyul. Bisa-bisanya dia nanya begitu. Bikin emosi aja.

"Kita tadi udah ijin kok kang Aman malah ngunci gerbang!?"

"Maaf lah, neng. Kang Aman lupa. Lagian kan hujan anak-anak nggak bakal ada yang keluar. Takutnya kalau ada maling."

"Alah bacot."

Gue sama Kyle langsung nyelonong lari ninggalin kang Aman.

Gara-gara hujan pun berdampak pada situasi asrama yang sekarang mendadak jadi serem. Koridor sepi banget. Gue merasa kayak lagi syuting pilem horor.

Gue menyeka air yang membasahi bagian wajah gue. Keadaan gue sama Kyle nggak patut dilihat orang lain. Kita benar-benar nelangsa. Gue sendiri jalan nyeker dengan tangan di penuhi kantong belanjaan.

"Eh gue mau ke kamar Shopie bentar." Celetuk Kyle.

Gue nengok cepat. "Ngapain?"

Yakali gue jalan sendiri di koridor super panjang ini. gue takut kalau ada tuyul lewat apalagi kalo dia bisa gigit.

"Ada keperluan lah. Lo duluan aja. Bawain yahh."

Kyle menyerahkan belanjaannya pada kedua tangan yang lemah ini. gue mendengus keras-keras karena Kyle yang asoy ninggalin gue. Liat aja lo entar.

Gue pun jalan cepat. Entah kenapa bulu kuduk gue merinding gitu aja. Gue berasa kayak ada seseorang dibelakang, ngikutin gue.

Jangan-jangan beneran tuyul lagi. Aduh nengok nggak ya.

Tapi kalo bukan tuyul? Kalo mba Kunti? Kalo bang genderuwo?

Gue jalan super cepat. Tapi apa daya kaki pendek ini tidak akan memberi keuntungan sama sekali. Sampe saatnya waktu di pertigaan koridor dimana gue hampir menggapai pintu kamar gue, gue mendengar suara-suara aneh.

Kayak suara kaki raksasa yang lari-larian. Dari arah kanan tiba-tiba gue denger suara gaduh yang hakiki sampe akhirnya gue lihat Ashton yang lari ke arah gue dengan kecepatan yang luar biasa.

Asrama  | Luke HemmingsOnde histórias criam vida. Descubra agora