Kemah

1.1K 32 14
                                    

"Buset! Lo mau pindah apa gimana, Kyle?!" Pekik Alzey ketika melihat barang bawaan roomate nya itu. Sangat terlihat kontras dengan miliknya.

Alzey membawa satu koper dimana semua isinya sudah lengkap dengan barang yang di perlukan dan satu ransel sedang yang tidak penuh. Lalu bagaimana dengan Kyle yang kini menyeret dua koper berwarna pink dan merah serta sling bag glitter sialannya itu?!

Senior High School, tempat Alzey bersekolah mengadakan acara camping selama tiga hari ke depan yang mana di sambut sukacita dari kalangan murid, termasuk Alzey sendiri. Saking bahagianya mungkin membuat Kyle lupa diri kemana tujuan dan apa yang harus dilakukan sebenarnya.

"Gue harus buat diri gue senyaman mungkin, Al." Jawab Kyle santai lalu melirik kilas pada cermin kecil ditangannya. "Liptint gue tebel, nggak?"

Alzey mendengus geli. "Kita ini mau camping, ke hutan. Dan lo banyak gaya gitu buat siapa? Mau nyawerin genderuwo sama antek-anteknya?" Alzey menekan setiap katanya dengan tatapan tajam. "Balik satu kopernya!"

Rengutan kesal mendarat di jidat mulus Kyle, dengan bibir mencebik dia berkata. "Semua barang gue penting tau. Gue nggak mau ada sesuatu yang kekurangan apalagi alat mandi, novel— ah dan juga koleksi liptint gue!"

"I don't care about your fucking liptint! Demi emak gue yang jarang pulang, balikin satu kopernya atau kita ga berangkat, Kyle Anderson!"

"Fine! Bawel lo!" Dengus Kyle bete sambil masuk lagi ke dalam kamar mereka.

Selesai berdebat, keduanya pun lantas segera bergerak menuju lantai bawah asrama dimana semua murid sudah berkumpul. Semuanya di beri aba-aba agar segera masuk menuju bus yang sudah berjejer yang nantinya akan membawa mereka semua.

"Gue nggak sabar banget, Al!" Kyle memekik sambil memeluk erat lengan kanan Alzey membuat gadis itu mendengus geli. "Gue yakin tahun ini nggak bakal ngebosenin kayak tahun kemarin."

Sontak Alzey terkekeh. "Kenapa bisa begitu, eoh?"

"Last year kakel kita, Al." Bisik Kyle penuh misterius. "Pasti banyak kejutan nanti, hihihi."

Keduanya pun terbahak langsung. Tetapi terhenti ketika sebuah senggolan keras pada tubuh Alzey membuat dirinya hampir saja jatuh.

"What the hell!" Bentak Kyle marah.

Alzey meringis mengusap pundaknya. Pandangannya jatuh pada gadis yang beberapa langkah di depan mereka.

"Apa?" Gadis berambut hitam panjang sepunggung itu menaikkan dagunya, menantang. "Mau marah? Emang ini jalan punya moyang lo?"

"Semuanya punya kakek gue, sialan!" Ketus Kyle menyahut.

"Gue nggak ngomong sama lo, bocah!" Sinisnya. Lalu memandang remeh Alzey ketika gadis itu hanya terdiam tak berniat melawan dirinya.

"Kyle, udah--"

"Nggak bisa dong gue biarin ini Lampir main tabrak lo aja, Al!" Potong gadis itu menggebu. Nafasnya tak beraturan matanya nyalang penuh emosi menahan amarahnya agar tidak mencabik wajah sok cantik gadis itu.

"Kak Agnes nggak sengaja kok, gue nggak papa. Mending kita masuk bus, yuk." Pinta Alzey lemah. Tidak, bukan dia tidak bisa melawan gadis bernama Agnes yang merangkap sebagai kakak kelas nya itu. Tetapi ia sama sekali tidak berniat mencari masalah. Ia tidak suka membuat semuanya rumit cukup yang sudah-sudah saja. Dia pun sebenarnya bingung apa salahnya. Agnes terlihat membencinya, hal itu sudah ditunjukan semenjak ia kelas 10. Berbagai kesempatan yang sama dapat membuat Agnes mengusik Alzey dan memancing emosi Kyle.

"Nggak guna ya ngomong sama bakteri. Yuk girls." Ucap Agnes dengan angkuh dan melangkah pergi meninggalkan keduanya.

"Sialan lo Agnes—“

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 29, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Asrama  | Luke HemmingsWhere stories live. Discover now