-

3.9K 565 124
                                    

Maura

Aku nggak pernah percaya kebetulan. Baik itu pertemuan, atau perpisahan, semuanya sudah tercatat di buku takdir nya Tuhan.

Jadi, jangan bilang 'Nggak sengaja ketemu.' karena sebenarnya memang sengaja dipertemukan, dengan berbagai alasan. Dan kadang dipisahkan pun juga didukung dengan jutaan alasan yang kita nggak akan pernah tahu baik-buruknya, sebelum dijalani dulu. Iya, kadang kita terlalu cepat menilai sesuatu sampai seringkali tertutup mata hatinya untuk mengerti hal-hal seperti ini.

Look inside yourself, and what life has done to you, and you'll feel nothing but thankful.

Seharusnya ya, hidup itu banyak menelisik sampai ke atom terkecil dan bang! Kita akan banyak menemukan satu dua hal yang lebih pantas disyukuri habis-habisan ketimbang menilai negatif sisi yang lain.

Dan ini terjadi kepadaku saat bertemu kamu, lagi.

Awalnya aku ragu. Sangsi. Marah, bahkan. I feel like something's left undone. Bagaimana tidak? Aku takut aku harus merasakan hal yang sama, sakit yang sama, dan proses penyembuhan yang lama, sekali lagi. Aku marah dan muak pada dunia yang seolah bersekongkol untuk mengerjaiku untuk berada dalam situasi ini lagi. Terlebih lagi, aku kesal dengan kenyataan sebagian hati kecilku justru senang dengan so-called pertemuan itu.

And yet I thought I couldn't add more surprises in my life.

"..meeting you is nice, it's like meeting a whole new different person with a hint of an old friend i once knew." Kataku saat itu, sedikit meragu dia dengar atau tidak.

And I'm almost certain, despite all circumstances, meeting you again creates a new hope.

nepentheWhere stories live. Discover now