BAB III

280 48 27
                                    

Daehwinya kini tampak begitu terpuruk, hal itu membuat hati kecil Baejin serasa teriris.

"Dae, tenangkan dirimu, sayang. Kita akan selalu bersama. Aku akan melindungimu. Dari namja itu. Walaupun sesungguhnya aku tak tau siapa namja itu. Percaya padaku sayang." Ujar Baejin bersungguh-sungguh.

"Tapi Bae...." Ujar Daehwi terpotong karena tiba-tiba Baejin mencium bibirnya. Tidak, Baejin melumat bibir Daehwi. Hati Daehwi sudah mulai tenang. Baejin memang merupakan obat penenang baginya. Namja itu terlalu sempurnya untuknya. Rasanya Daehwi adalah orang yang paling beruntung di dunia karena memiliki kekasih seperfect Jinyoung.

"Siapa namja itu? Kenapa kau takut sekali? Apa namja itu adalah namja yang kau mimpikan? Aku tidak mengerti kenapa namja itu ingin menyakiti malaikat seindah dirimu? Dia sungguh bodoh." Tanya Baejin setelah ia melepas lumatannya pada bibir sang pujaan hati.

"Bae, aku pikir kau mengenalnya." Ujar Daehwi lirih.

"Aku mengenalnya? Siapa dia? Bagaimana mungkin aku bisa mengenal orang jahat seperti namja itu?" Tanya Baejin heran.

"Karena dia pernah berkata 'kau tak pantas menjadi kekasihnya. Kau harus hancur. Seperti kau menghancurkan hatiku'. Aku takut Bae. Aku ingat sebelum kecelakaan orang itu berbicara seperti itu. Aku...." mulai terdengar isakan dari Daehwi.

"Tenang sayang. Jangan di pikirkan. Mari kita hadapi bersama-sama semua ini." Ujar Baejin seraya memberi senyum menenangkan untuk Daehwinya.

"Nde, Bae." Ujar Daehwi pelan. Ia tampak begitu ragu.

"Apa kau lapar, sayang?" Tanya Baejin berusaha mengalihkan topik pembicaraan ia tak suka dengan topik ini. Baru Daehwi ingin menjawab tetapi telah terpotong.

"Lee Daehwi-ssi." Terdengar sebuah suara.

"Nde. Ada apa Dokter Hwang?"Tanya Daehwi pelan.

"Ini adalah jadwal pemeriksaanmu." Ujar Dokter Hwang, atau yang bernama lengkap Hwang Minhyun. Dokter itu tampak begitu mempesona. Namun sayang ia sudah memiliki seorang istri yang merupakan seorang suster. Suster yang kini sedang bersamanya untuk memeriksa Daehwi. Suster itu Bernama Hwang Jaehwan.

"Nde, Dokter Hwang." Ujar Daehwi pelan.

"Suster Hwang siapkan semua alatnya." Ujar Minhyun pelan namun tegas.

"Nde, Dokter Hwang." Balas Jaehwan pelan namun pasti.

*******

Kini Baejin dan Daehwi sedang berada di taman di rumah sakit. Taman itu tampak cukup menawan. Daehwi tampak begitu bahagia karena akhirnya ia bisa keluar dari ruangan yang bau obat itu. Ia bisa melihat kupu-kupu yang bertebangan.

"Cantik." Ujar Daehwi sambil menatap kupu-kupu yang sedang terbang.

"Iya, sangat cantik." Ujar Baejin sambil menatap wajah Daehwi.

"Kupu-kupunya benar-benar cantik ya? Kamu juga berpikiran begitu?"

"Tidak, sayang. Kau yang ku bilang sangat cantik itu. Kau jauh lebih indah dari kupu-kupu itu." Ujar Baejin sambil tersenyum.

"Ah, bisa saja kau muka kecil!" Teriak Daehwi sambil menutup kedua pipinya yang terasa memanas.

"Setidaknya cintaku untukmu tak sekecil muka ku, sayang. Namun, bukankah itu daya tarikku yang membuat dirimu tergila-gila padaku?" Ujar Baejin diiringi oleh tawa yang benar-benar menyejukkan hati.

"Aish, aku tak tergila-gila padamu. Kau yang tergila-gila padaku!" Tariak Daehwi tak terima.

"Iya, iya, cintaku. Aku hanya bercanda tadi. Kau benar-benar membuatku gila. Kau tau?" Tanya Baejin sambil mengusak rambut Daehwi.

De Verborgen WaarheidWhere stories live. Discover now