24

814 117 1
                                    

Dongeng sebelum tidur, ternyata tidak hanya berlaku untuk anak-anak saja tetapi berlaku pula untuk pasangan tua seperti Al dan Yuki. Dengan asik Al mendongengi Yuki, Al bercerita tentang masa remaja, dimana Al yang terlihat jaim dingin diem ternyata cengeng minta ampun.

Tahu kan kalau Al bukan putra satu-satunya dari keluarga Kohler dan cucu satu-satunya, tapi Al memang anak tertua dan cucu tertua dari keluarga besar mereka. Al yang jarak lahur terpaut jauh dari saudara-saudaranya emang terbiasa dimanja, terbiasa mendapatkan apa saja yang ia inginkan begitu hingga lahirlah saudara-saudara kandung dan sepupu. Al mulai merasa dianak tirikan, puncaknya saat SMA. Al ingin sekali ikut acara liburan sang Bunda dan Ayah. Layaknya Al dan Yuki saat ini, bedanya hanya adik-adik ikut tapi dirinya sendiri nggak ikut. Bayangkan padahal itu masa SMA, di mana urat malu seorang Al.

"Pantes aja Alika sama Af kemarin ngotot pingin ikut, ternyata Daddy dulu gitu. " Kaya Yuki, ia tak bisa menahan rasa untuk tidak tertawa.

"Puas banget Yang ketawanya.... "

"Puas lah, kapan lagi ngetawain kamu kaya sekarang. "

"Dasar, istri nakal."

Al meluk Yuki, meski sudah masuk dalam dekapan Al masih seting terdengar cekikikan seorang Yuki.

"Tidur, yang. Sudah malam nih."

"Oke deh, tapi usap-usap punggung aku."

"Siap Nyonya."

Lama kelamaan akhirnya Yuki tertidur pulas.  Kebiasaan baru Yuki semenjak ia melahirkan si kembar pasti selalu minta di nina bobokan,  di usap-usap punggungnya pokoknya idah deh kaya anak kecik lagi.  Tapi Al juga seneng dengan kemanjaan Yuki.  Ia lebih seneng Yuki yang manja daripada Yuki yang hanya diam aja. 

"Love you yang,  mimpiin aku. " Bisik Al. 

"Hemmmm.... " Gumam Yuki entah sadar atau tidak. 

Sementara Mommy mereka sudah nyenyak bobo cantik dalam dekapan sang Daddy,  di rumah Oma si Vian justru sedang ngambek.  Bermula dari kedatangan ke dua kakaknya yang ikut ngungsi ke rumah sang Oma,  kemudian Vian merasa dicuekin karena kedua kakaknya mengabaikan,  di lanjut sang Opa yang juga sibuk dengan pekerjaannya hanya sang Oma yang menemani sampai sekarang Vian nggak mau tidur.  Dia sedang dalam mood ngambek berat. 

"Daddy....  Mommy.... " Panggilnya.  Ia berharap sang Daddy dan Mommy mendengar panggilan Vian kemudian pulang menemani Vian. 

"Cup... Cup.... Bobo dulu yuk sama Oma. " Bujuk Oma tapi Vian menggeleng kuat. 

"Kakak nakal!." Adunya lagi untuk yang kesekian kalinya. 

"Mereka hanya becanda sayang. Tadi juga mau mainan sama Vian,  tapi Vian keburu ngambek jadi nggak jadi deh. "

"Bohong!."

"Beneran,  oma lihat sendiri lho."

"Mommy,  Oma.  Vian mau Mommy. "
"Baru di tinggal dua hari dua malam udah kejer gini kamu.  Apalagi di tinggal satu minggu,  Oma bisa kuris Nak. "

"Mommy,  Daddy.... "Jerit Vian lagi. 

"Cuup cuup jangan nangis dong. Cucu Oma yang ganteng sekarang bobo dulu,  besok kita telpon Mommy sama Daddy ya. "

"Nggak mau,  Vian maunya sekarang. "

Kalau sudah begini Oma Maya mah udah nggak bisa apa-apa.  Beliau terpaksa telpon ke Yuki dan Al,  harapannya hanya satu,  semoga Al dan Yuki mengangkat telponnya. 

Tut tut

Itu bukan suara kreta melainkan suara nada sambung telepon. 

"Angkat dong,  nak. "

Cinta Dua Generasi (Slow Updet)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang