Part 35 : Friend

8.8K 559 14
                                    

Gelisah memikirkan apa yang akan terjadi hari ini, semalaman Mikaela tidak dapat tidur dengan nyenyak. Zania, cewek yang paling tidak ingin ia temui, tidak kembali ke kamarnya lagi sejak semalam. Cewek itu pasti terluka. Mikaela akan meminta maaf pada Zania nanti walau dengan rasa pengecutnya.

Sekarang ia harus mandi terlebih dahulu, menyembunyikan penampilannya yang berantakan karena menangis semalam. Mika akan menceritakan pada Siska dan Tiwi besok, begitu sampai di Jakarta.

Mikaela bangun dari tempat tidur, Tiwi dan Siska sudah terlebih dahulu bangun. Sebenarnya dia sudah bangun dari subuh, tetapi Mikaela memang sengaja pura-pura tidur dan bangun paling akhir karena tidak ingin kedua temannya melihatnya dalam keadaan kacau.

Dengan rambut yang masih acak-acakan, Mikaela terduduk di ranjang empuk itu. Memegangi bibirnya, ia  masih dapat merasakan bibir Darren disana. Mikaela tersenyum sejenak memikirkan bagaimana ia bisa menolak ciuman Daffa dan menerima ciuman Darren.

"Mika, cepet turun! Sarapan!"

Suara cempreng Tiwi terdengar memanggil Mikaela yang masih terbengong membayangkan kenakalannya. Buru-buru Mikaela mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi.

Ia tidak tau harus memasang ekspresi apa nanti ketika bertemu dengan Darren, Daffa dan Zania.

Tiwi terus saja berteriak padanya untuk segera keluar, akhirnya Mikaela menyelesaikan mandinya dengan cepat.

Diluar, Rendy terlihat sudah duduk di meja makan dengan tampang wajah yang cerah, secerah sinar mentari.

"Apa kabar Mika?" ucapnya melihat Mikaela duduk di samping Siska.

"Baru nggak ketemu satu hari udah apa kabar aja, giliran kita tadi nggak ditanya." Gerutu Tiwi.

"Wajah kakak happy banget." komentar Mikaela sambil celingukan mencari keberadaan Darren, Daffa dan Zania yang tidak terlihat di ruang makan.

"Iya dong Mika cantik, semalem kan dapet bule sexy."

"Oh." Mikaela acuh tak acuh. "Kak.. Daffa mana?" tanya Mikaela kemudian, sedikit ragu.

"Aku disini Mika, tenang aja."

Daffa datang masih dengan rambut basahnya yang ia gosok memakai handuk, kemudian ia taruh pada jemuran mini dekat kaca jendela villa itu.

"Kak.. Zania?"

"Dia pulang ke Jakarta sama Darren, ngambil penerbangan pagi, dari subuh udah dianter pak supir."

Kecewa. Mikaela kecewa mendengar hal itu, tapi dengan cepat ia sembunyikan raut wajah kecewanya.

Kenapa Darren pulang duluan tanpa berbicara dan menjelaskan semuanya pada Mika?

Apa yang sebenarnya terjadi antara Darren dan Zania semalam? Apa mereka putus? Apa Zania marah? Tentu saja Zania akan marah. Jika Mikaela menjadi Zania, pasti dia sudah mengamuk.

Lagipula hanya orang bodoh yang mau bertahan disini setelah kejadian semalam.

Mikaela jadi ingin pulang.

"Papa udah boking tiket, kita balik besok. Jadi hari ini puas-puasin aja mainnya." Ucapan Daffa menjawab segala kegundahan Mikaela.

Cewek itu ingin sekali menemui Darren dan bertanya bagaimana hubungannya dengan Zania. Yang paling penting adalah apa maksud ucapan-ucapannya pada Mikaela tadi malam dan ciuman itu.

"Semalem tidur nyenyak?" Daffa sudah berada di samping Mikaela dengan menyangga wajahnya pada tangan dan memandangi Mikaela.

Masih dengan rasa canggung karena kejadian semalam, Mikaela tersenyum kaku. "I..iya kak, pasti."

TWINS D √ [COMPLETED]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora