Random 15

1.5K 469 14
                                    

"Ignazio ...."

"Kenapa Mami masih memanggilku dengan nama itu?"

"Baiklah, IgGy. Sudah kamu kirim paket buku ke rumah yatim piatu di Tasikmalaya itu?"

"Sudah. Aku juga sudah update program antivirus di laptop Mami. Sudah cek draf perjanjian kontrak, cuma ada satu yang aku tandai, Mami perlu konfirmasikan ke orangnya. Sudah telepon Bang Mamat untuk datang segera buat mengganti kran dapur yang bocor. Sudah telepon EO, mereka oke dengan jadwal baru yang Mami mau. Tidak ada yang kelewat, kan?"

"Ya."

"Oke."

"IgGy ....."

"Oh, ada lagi lainnya? Aku sedang menyelesaikan satu artikel. Satu jam lagi saja. Habis ini aku bantu Mami. Biar kalau Sarah masuk lagi, enggak kewalahan. Sekretaris setia kayak dia sangat berharga. Jangan sampai dibikin kabur kayak yang dulu-dulu."

"Aah. Kamu ini. Mami cuma pengin tanya, apa kamu masih menulis fiksi?"

"Masih. Kalau tidak sedang kepepet deadline pekerjaan. Kenapa?"

"Tidak apa-apa. Bagus kalau masih."

"Oke."

"Ada yang sudah selesai, novelmu?"

"Belum ada."

"Mami boleh—"

"Tidak. Mami enggak perlu me-review tulisanku lagi. Ada Oliva yang mau baca."

"Maksud Mami bukan itu. Tapi sudahlah. Kamu sibuk. Mami juga masih punya kerjaan malam ini."

"Oke."

"...."




-----------------

The Visual Art of Love (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now