14. Heavy

2.7K 215 18
                                    

Mila mendesah, kedua tangan meraup wajah cantiknya. Setelah dari rumah sakit, Mila langsung pergi ke butik dengan menggunakan taksi. Kedua tangannya bertumpu di meja kerjanya, halaman sketch book yang ia buka masih kosong belum ada coretan sama sekali.

Mata Mila tidak sengaja melihat figura foto yang diletakkan di meja kerjanya. Ada foto dirinya dan Kevin di sana, berpelukan.

"Kenapa bisa gini," ada nada putus asa disana.

Mila mengusap pelan foto dirinya dan Kevin, hatinya memang tidak merasakan debaran kepada Kevin tapi Kevin tetap penting baginya. Dia orang baik, sangat baik. Mila bisa ngeliat ketulusan Kevin padanya.

Bahkan, cerita-cerita dari keluarga dan teman lainnya juga selalu tentang dirinya dan Kevin yang saling mencintai satu sama lain.

Tapi, entah kenapa hatinya belum merasakan debaran. Kosong.

Semoga belum, doa Mila dalam hati.

Tok tok

Ketukan pintu ruang kerjanya diketuk, Mila melihat ada Michelle berdiri di sana dengan senyum manisnya.

"Bengong aja bu?" tanya Michelle setelah duduk di kursi depan meja kerja Mila.

Mila hanya menghela nafas, raut wajahnya masih terlihat sedih.

"Kenapa? Ada masalah?" tanya Michelle khawatir, Mila hanya menjawab dengan anggukan.

"Kevin?" tebak Michelle.

Mila mengangguk.

"Dia marah tadi," jawab Mila sambil memainkan pensil gambarnya.

"Marah kenapa?"

"Aku bilang Ken udah ga asing buat aku," ucap Mila lemah.

Michelle ga kaget dengan jawaban Mila, dia bisa menebak gimana perasaan Kevin. Udah cemburu dan sekarang harga dirinya terluka. Bisa Michelle liat bagaimana perbedaan tatapan Mila ke Kevin dan Mila ke Ken, Michelle takut Mila beneran naruh hati ke Ken.

"Mil, Kevin pacar lo," ucap Michelle sambil memegang kedua tangan Mila di atas meja.

"Wajar dia cemburu, wajar dia ga suka lo lebih mandang cowok lain dibanding dia," Mila ingin mengeluarkan kalimat tapi didahului oleh Michelle.

"Gue tau lo lupa, gue tau rasanya kosong. Tapi Kevin bukan orang asing, liat Kevin Mil," Mila diam, mengurungkan niat untuk membuka mulutnya.

"Mumpung sekarang belum terlambat, hati lo juga belum terlalu lebar buat Ken."

Mila melotot, kenapa bisa perempuan yang disebut-sebut sebagai sahabatnya ini bisa berbicara seperti ini. Hati Mila untuk Ken?

Mila sendiri bingung.

"Chel," Mila ingin melontarkan bantahan.

Tangan Michelle makin erat memegang tangan Mila.

"Buka hati lo buat Kevin Mil bukan yang lain, ya?"

Mila hanya diam.

****

Mila menatap menu yang ada di belakang pelayan kasir restoran cepat saji. Dengan satu telunjuk di ujung hidungnya, dia menimbang-nimbang akan memesan apa.

"Ah, double cheeseburger 1," akhirnya dia menjatuhkan pilihannya.

Setelah menerima kembalian dari uang yang dibayarkannya, ada seseorang yang memanggilnya.

Mila menoleh dan mendapati Ken sedang berdiri di sampingnya, di barisan antrian sampingnya.

"Hay Ken," balas Mila tak kalah ramah.

Stay With MeWhere stories live. Discover now