Bab 1: Pertemuan

64 2 0
                                    


Dalam suatu kamar terdengar alaram menunjukan jam 04.30 pagi. Aku pun bangun dari tidurku. Namaku adalah Yohanes pada hari itu saat libur hari tahun baru aku pun berencana bersama papa dan sepupuku bersepeda ke Puncak, Bogor. Sepupuku membawa 2 sepeda 1 untuknya dan satu lagi untuk papaku, dan aku memakai sepeda ku sendiri, tepat pukul 5 pagi kita berangkat dari rumah ku.

Kita Melewati jalan raya bogor supaya lebih aman, saat sampai Rumah Sakit Simpangan Depok kita beristirahat sebentar, di jam tangan ku menunjukan pukul 6 berarti sudah 1 jam kita bersepeda, setelah itu kita melanjutkan perjalannya.

Disaat kita mau berbelok ke arah Jl. Raya babakan madang, ada kecelakaan ada mobil yg menabrak seorang pengendara motor perempuan. Di saat itu jugaa sepupuku langsung turun dari sepeda dan menolongnya, dalam hatiku berkata "Cewek aja cepet tanggep lu". Sepupuku pun mebawa nya kepinggir jalan dan melepas helm yg dipakai perempuan itu dan untung saja disaat itu aku membawa P3K. "mbak gak apa apa? Apa ada yang luka?" tanya sepupuku. Perempuan itu pun menunjuk ke kaki kiri dan lengan kirinya. Aku pun langsung mengeluarkan Betadin, kapas dan hansaplas. Sepupuku langsung mengambil itu semua dari ku, dia langsung menuangkan betadin ke kapas dan langsung mengobati perempuan itu. "Maaf ya mbak agak sakit" kata sepupuku, Perempuan itu pun terlihat agak kesakitan saat di obati sepupuku. "mas adit pelan pelan dong"kata ku, "iya iya" kata sepupuku.

Saat sudah selesai sepupuku pun mengembalikannya ke kotak P3K ku. "Bisa Berdiri Mbak?" kata sepupuku, "Bisa kok dit" kata perempuan itu, aku pun terbingung kenapa perempuan itu memanggil nama sepupuku dengan panggilan "dit". Saat Berdiri Sepupuku baru sadar ternyata itu adalah temen sekampusnya di Universitas Indonesia dan juga perempuan yang cukup disukai sepupuku. Sepupuku pun ternganga "Clarisa?" tanya sepupuku, "Masa baru sadar udah dibuka helmnya juga, gw juga tadi kaget dit, pas adek lu bilang mas adit, ternyata bener adit toh, Thanks ya dit" kata Clarisa, "Ya gak apa apa kok ris, gw juga emang harus nolong orang yang lagi kesusahan, hehe" kata sepupuku sambil tersipu malu. Aku dan papa ku ogah mengganggu tapi langsung saja aku teriak panggil sepupuku "Oy, mas adit udh selesai belom renunian mingguan nya?", "iya ah rese bet dah lu" jawab sepupuku, Kak Clarisa pun tertawa "Lagi jalan jalannih?" Tanya Clarisa, "Iya nih hehe, ya udah ris gw duluan yaa, sampe ketemu 2 minggu lagi ya. Ohh iya Selamat Tahun Baru ya" kata sepupuku, "Iya selamat tahun baru juga dit, ya udah sampe ketemu 2 minggu lagi ya, Bye"sambil terseyum manis clarisa menjawab, "ya, bye" jawab sepupuku, sepupuku langsung menaiki sepeda dan melambai kepada clarisa dengan wajah senang.

Papa dan aku pun hampir mau tertawa karena sepupuku dari tadi senyum senyum sendiri. "Seneng baanget kayaknya" kata papa sambil mengendarai sepeda, "Iyalah, orang cakep kayak dia, jarang jarang aku ngobrol sama dia" jawab sepupuku. Aku dan papapun tak bisa menahan tawa. Saat di pertigaan Jl.Siliwangi pun terjadi kemacetan aku, sepupuku, dan papa pun menyalip dari kiri, akhirnya kita pun bisa melewati kemacetan itu. Sampai di Sentul City kami pun beristirahat dan di jam tangan ku menunjukan pukul 12 siang berarti sudah 6 jam kita di jalan. Setelah istirahat dan makan siang yang cukup lama kami pun melanjutkan perjalan kami. Kamipun terus bersepeda sampai di cimory riverside kami pun mebeli 6 yoghurt buat kami bertiga. Kami meminumnya di situ sampai habis, disitu juga kaki ku terasa sudah pegal pegal. Setelah itu kami pun melanjutkan perjalan kita meunju puncak, tinggal sedikit lagi menuju puncak dari cimory riverside, walaupun jalannya menanjak kita terus bersepeda saat sampai di Hotel Santo Djaya, ban belakang ku kempes dan ban depan sepeda sepupuku kurang angin. Kami pun meminjam pompa ke pada security hotel itu, setelah memompa kita melanjutkan perjalan kita.

Akhirnya kita pun sampai di WARPAT Puncak Pass dan dijam tangan ku menunjukan jam 5 sore sudah 11 jam kita dijalan menggunakan sepeda, aku pun makan makan di WARPAT sampai jam 6 sore, kami pun memutuskan untuk bermalam di puncak, kami memesan sebuah kamar di vila bernama Wisma Mandiri Botol Kecap, dan membeli beberapa kembang api yang ada dipinggir jalan dekat villa itu, dan itu menghabiskan Rp 43.500 untuk kembang api saja. Setelah itu kami masuk kamar dan langsung mandi.

Bike and LoveWhere stories live. Discover now