Chapter 18

3.8K 471 48
                                    

Belum ada lima menit kepergian Yoongi, tapi Taehyung sudah di selimuti oleh perasaan tak enak. Ia sangat gelisa.

Ani. Aku tak boleh berdiam diri seperti ini. Ini salah. Aku harus menyusul Yoongi hyung.

Taehyung berdiri dan hendak keluar menyusul Yoongi. Tangannya sudah meraih gagang pintu ketika pendengarannya menangkap suara lembut yang memanggil namanya.

"Taehyung-ah.."

Taehyung berbalik dan mendapati sosok eomma Yoongi di depan pintu kamarnya. Taehyung berjalan menghampiri eomma Yoongi.

"Eomma, kenapa eomma keluar dari kamar? Eomma harus banyak beristirahat."

"Eomma sudah beristirahat dengan cukup, Tae. Ah, dimana Yoongi? Eomma tidak melihatnya. Apa dia sudah pulang dari belanja bulanan?"

"A-ah, ne eomma. Yoongi hyung sudah berbelanja bulanan. Tadi, aku membantunya membawa belanjaannya."

"Lalu, dimana dia sekarang?"

Taehyung terdiam. Ia bingung harus mengatakan apa pada eomma Yoongi. Jika, ia mengatakan Yoongi pergi untuk memenuhi panggilan pesan misterius itu, eomma Yoongi pasti akan cemas.

"Tae.. dimana Yoongi?"

"A-a.. Yoongi hyung di.. aaa.. supermarket. Ne, Yoongi hyung pergi ke supermarket. Katanya, ada barang belanjaan yang tertinggal."

Tak ada pilihan lain. Taehyung harus berbohong untuk kebaikan eomma Yoongi.

"Ah, anak itu selalu saja melupakan sesuatu."

Taehyung hanya bisa tersenyum tipis mendengar perkataan eomma Yoongi. Jika eomma Yoongi mengetahui yang sebenarnya, Taehyung tak yakin jika eomma Yoongi akan baik-baik saja.

"Sudahlah. Nanti kalau Yoongi pulang, beri tau padanya. Kemarin ketika ia pergi menebus obat untuk eomma, Namjoon dan Hoseok datang mencarinya. Eomma tak tau kenapa mereka mencari Yoongi. Tapi kata Namjoon, mereka ingin membahas perihal masa sma. Entahlah, eomma juga tak tau."

"Ne, eomma. Aku akan menyampaikan pada Yoongi hyung jika dia pulang nanti."

"Gomawo, Taehyung-ah. Kalau begitu, eomma masuk kekamar dulu. Badan eomma terasa sedikit lemas."

"Ah, aku bantu eomma."

Taehyung merangkul eomma Yoongi dan membawanya kedalam kamar. Ia membaringkan eomma Yoongi di atas tempat tidur dan menyelimutinya sampai dada.

"Eomma, aku akan keluar sebentar. Aku janji akan kembali bersama dengan Yoongi hyung."

"Ne."

"Eomma beristirahatlah."

Taehyung tersenyum dan berjalan keluar dari kamar eomma Yoongi.

Aku harus menyusul Yoongi hyung. Ah, semoga dia baik-baik saja.

.

.

.

Ruangan gelap itu sudah terlihat berantakan. Bangku tak terpakai sudah rusak tak karuan. Serpihan kayu berserakan di lantai yang penuh dengan debu itu.

Disana, tepat di tengah ruangan itu terlihat namja pucat yang tengah terduduk di lantai. Mencengkram perutnya yang terasa sakit setelah hantaman bertubi-tubi di layangkan padanya. Terlihat dengan jelas luka berdarah juga menghiasi wajah tampannya.

"Ahh.. dia sudah tak asik di ajak bermain, hyung. Apa yang harus kita lakukan?" tanya seorang namja yang berada di sisi kiri.

Namja pucat itu, Yoongi, berusaha melihat siapa yang berada di sisi kirinya. Tapi, kondisi gelap membuat retinanya tak mampu melihat sosok itu.

Kim Tae [END]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin