6.8K 813 19
                                    


Oliv tanpa lelah menaiki tangga di depannya. Sembari mengumpat karena kesal lift lama terbuka, ia terpaksa menaiki tangga hingga mencapai rooftop gedung Pledis.


Sampai di sana, Oliv bernapas lega. Ia berlari dengan semangat ke pagar pembatas lalu menghirup udara banyak-banyak.

Matanya menelisik kota Seoul siang itu. Rumah-rumah serta gedung berjejer rapi. Pohon-pohon yang sudah menguning dan daunnya yang rontok menambah kesan indah di jalanan. Awal bulan November ini menjadi sebuah perjalanan hidup barunya.

Baru kali ini ia melihat keadaan kota Seoul. Selama ini Oliv hanya belajar untuk mencapai gelar sarjana, bukan menikmati kota yang diidamkan para fangirl Kpop.

Setidaknya Oliv bersyukur. Keputusannya untuk tinggal mandiri di negara orang lain adalah pilihan yang tepat.


Seperkian detik, ia mengambil benda persegi panjang dan menekan tombol disana.

Oliv sudah berpikir matang-matang. Ia akan memberitahu ayahnya jika ia mempunyai pekerjaan tetap saat ini.

Suara sambungan telepon masih terdengar dan Oliv tetap menunggu. Semilir angin membuat rambut dan sweater berwarna peachnya bergerak perlahan.

"Halo?"

Oliv menjilat bibirnya. "Ayah?"

"Apa? Kamu mau minta uang? Ayah nggak ada duit. Mending kamu pulang!"

Oliv menghembuskan napasnya perlahan.

"Aku udah kerja, Yah," ucap Oliv lirih.

"Bagus dong? Ayah minta uangmu sini. Adek kamu perlu bayar SPP sekolah. Nanti Ayah kirim nomer rekeningnya," suara Ayah Oliv terdengar dingin di telinganya.

"Iya, Yah. Aku tutup dulu," Oliv perlahan menekan tombol berwarna merah di ponselnya.

Lalu ia mencari nomor yang lain dan menelponnya. Sekilas ia melirik jam berwarna putih yang melingkar pada tangan kirinya.

12.25

"Halo, Kak? Gimana kabarnya?" suara khas remaja laki-laki di seberang telepon terdengar jelas hingga membuat Oliv tersenyum.

"Baik. Kamu?"

"Baik dong! Kakak kapan balik? Balik cepetan kak! Kalo aku lulus dateng ke wisuda ya?!"

Oliv terkekeh.

"Iya. Gimana? Kamu udah bayar SPP? Uang kos kamu gimana? Uang bulanan yang kakak kirim cukup nggak?" tanya Oliv bertubi-tubi.

"Waduh santai, Kak! Pelan-pelan dong tanyanya. Kalo kakak ngirimin uang bulanan pasti aku bayar SPP sama uang kos lah. Cukup kok kak! Malah biasanya aku tabung uangnya. Kakak emang udah dapet kerjaan tetap disana?"

Diam-diam Oliv merasa lega dan kesal di waktu yang bersamaan.

"Iya dong! Kamu jangan lupa makan! Belajar yang bener ya!" seru Oliv.

"Pasti! Udah ya, Kak! Udah masuk nih. Nanti aku chat oke?"

"Oke! Dah!"

Bip.

Sambungan telepon diputus.

Oliv memasukkan ponselnya di saku celana. Ia melipat kedua tangannya pada pagar besi yang tersedia.

Oliv terdiam. Cukup lama.

Uang yang akan ia beri pada Ayahnya nanti bukan untuk kebutuhan adik kandungnya. Melainkan keluarga baru Ayahnya.

Tiba-tiba Oliv merasa rindu Indonesia. Bukan rindu pada Ayahnya, tapi rindu dengan mendiang Ibu beserta adik kandungnya.

Dadanya terasa sesak. Ia merasa gagal mendidik adiknya dengan cara pergi ke negara orang lain seperti ini.

Hanya saja Oliv muak dengan keluarganya. Satu-satunya orang tuan yang ia punya sudah tidak bisa dipercaya. Sehingga sebagai anak sulung, Oliv harus memenuhi kebutuhan adik beserta dirinya sendiri.

Ponsel Oliv bergetar. Dan Ayah Oliv benar-benar mengirim nomor rekeningnya yang membuat Oliv menuju bank terdekat. Ia tadi sudah berjanji mengirimkan uang pada Ayahnya. Bukankah janji harus ditepati?

Oliv sempat melihat saldo yang tersisa pada rekeningnya.

Tersisa 2 juta won.

Setelah mentransfer uang, Oliv keluar dan sadar langit nampak mendung. Dengan tergesa-gesa ia berlari kembali menuju gedung Pledis.

Oliv masuk ke ruang studioㅡ Woozi sudah berada disanaㅡdan mengambil ponsel yang ia simpan dalam sakunya. Ia mendapat notifikasi bertubi-tubi dari kampus serta pemilik gedung apartemen.

Notifikasi tersebut memberitahu tentang tagihan pembayaran kuliah serta tagihan sewa apartemennya.

☆☆☆

disini sebong tida ada dulu gaes soalnya ini lebih ke konflik keluarga Oliv eAAKK

ga ngefeel yha:")

Maaf gue lama apdet. Gue masih syok tentang mendiang Jonghyun soalnya:")

Agency + Mingyu ✔Where stories live. Discover now