Chapter 2 猫 Senja

23 5 0
                                    

Di tengah senja terlihat sayup - sayup seorang gadis mengayuh sepedanya seorang diri, rambut panjangnya terlerai lembut tertiup angin sore.
Kayuhannya pun terhenti di depan rumah sederhana yang tak lain adalah rumahnya, Ia menuntun sepeda  memasuki garasi. Di lepasnya kedua sepatu kemudian ia masuk ke rumah, tak ada siapapun, nampaknya Ibu dan Bapaknya belum datang dari Sawah. Ya, kedua orangtuanya adalah Buruh Tani atau bisa dibilang Pegawainya Petani.

Sebenarnya Rina memiliki seorang kakak perempuan bernama Leli, Ia jauh lebih cantik darinya pun memiliki tubuh yang imut, tapi kakaknya jarang pulang ke rumah semenjak duduk di bangku SMA, Leli tinggal di sebuah kos an di dekat sekolahnya.

Rina membaringkan badannya di atas tempat tidur, kegiatan ekstrakulikuler lumayan menguras tenaga juga.

"huuuuuh.. " ujar Rina menghela nafas dengan lembut.

hari semakin gelap, tiba - tiba terdengar suara seseorang membuka pintu, rupanya Ibu dan Bapaknya sudah datang. Rina segera bangkit dan menyalakan lampu - lampu di semua ruangan.

"Rin, ambilkan bapak minum!" seru Bapaknya dari luar
"Iya paak" Sahutnya berlalu ke dapur, tak lama Rina pun keluar rumah untuk memberikan segelas air putih pada Bapaknya, namun langkahnya terhenti saat melihat ayahnya mengejar dan memukuli kucing peliharaannya.
"Bapak!" seru Rina mendekati Bapaknya, beliaupun berhenti memukuli kucing berwarna putih itu.
"kenapa siih? emang Neko salah apa?" tanya Rina dengan panik
"dia makan lauk yang baru di beli Ibumu, buang aja kucing kurangajar kaya gitu!" gertak bapaknya
"ga mauu!" teriaknya sembari memeluk kucingnya.
"rumah berantakan, kamu ngapain aja d rumah?!" seru Ibunya dari dalam
"tapi Rina juga baru date.."
" alesaan!" potong ayahnya
"terserah kalian sajalah, aku memang selalu salah di mata kalian!" cloteh Rina yang kemudian masuk ke kamar dan meluncur ke tempat tidurnya.

Ia menenggelamkan wajahnya pada bantal berwarna biru, air mata membasahi bantal itu, tetes demi tetes.

"Kenapa dari kecil aku slalu disalahkan? apa mungkin hanya perasaanku saja? Tuhaan.. " bisik Rina dalam hati

air bening itu terus mengalir dari sudut matanya yang semakin membengkak,
nafasnya tertahan membuat tenggorokannya terasa sesak. dari luar sana terdengar seorang laki - laki dan perempuan yang saling membentak dan melempar kata - kata kasar, tak salah lagi mereka adalah Sumiyati dan Marno Sudoyo. Ya, mereka adalah kedua orangtuanya, tak ada hari terlewatkan untuk bertengkar, ada saja permasalahan untuk dijadikan bahan pertengkaran, rasanya telinga Rina dan para tetangga sudah kebal mendengar tangis dan kata - kata kasar yang terlontar dari rumah sederhana itu.

PRANG!!

terdengar suara beling pecah dari ruang tamu, membuat Rina menutup kedua telinganya, wajahnya meringis seolah tak ingin melihat dan mendengarkan apa yang tengah terjadi

PRANG!!

terdengar lagi suara runtuhan kaca, suaranya sangat dekat membuat Rina tak tahan lagi

"cukuuup!" teriak Rina dari kamar sembari menutup kedua telinganya.

seketika suasana hening, tapi..

"diam kau anak sialan! kamu cuma nyusahin orangtua" bentak ayahnya dari luar

Jedar!!
sungguh perih perkataan ayahnya, kakinya berjalan dengan sendirinya, ia melangkah menuju pintu kamar, ia mengumpulkan keberanian untuk keluar dari kamar berukuran 4x4 meter itu, langkahnya terheni, ada sesuatu yang menusuk kakinya, wajah pilu itu menunduk, Ia mendapati lantainya dipenuhi darah.

Sekali lagi Rina mengamati jengkal demi jengkal lantai kamarnya, Ia melihat ada banyak serpihan kaca, rupanya pecahan gelas itu terpental masuk lewat pintu kamarnya yang sedikit terbuka, belum sempat Ia keluar, kedua orangtuanya sudah kembali bertengkar, keduanya kembali memaki.  Itu membuat Rina kembali frustasi, Ia mengambil salah satu pecahan kaca di lantai, dihamburkannya tubuh yang penuh amarah itu ke atas ranjang.

"selama ini aku berusaha sebisa mungkin untuk tidak menyusahkan kalian, tapi.. " rintihnya dalam hati

Kres..
Darah mengalir dari pergelanga tangannya, tubuhnya terasa lemas, sayup - sayup matanya terpejam.

"ahh lega sekali rasanya.." batinnya.

                                    
Thanks for reading all
jangan lupa Bintangin yaa 😉❤❤❤❤
kritik dan saran sangat membantu 🙏

NEKO KUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang