BAB 28 - Peti Curmudgeon

17.5K 2.2K 45
                                    

"Cinta memang mampu membuat seseorang tampak bodoh. Tapi juga mampu menyembuhkan luka di hati."

***

Beberapa hari setelah insiden besar yang menggemparkan dunia Holder itu Master Will langsung mengadakan pertemuan lima Master yang akan di adakan di Center. Tak hanya itu, semua Holder perantau dengan level Diamond diperintahkan untuk kembali ke pulau untuk sementara. Lalu, perekrutan Holder baru akan ditunda sementara sampai masalah ini selesai.

Aku yakin masalah ini tak akan selesai dalam waktu dekat. Berawal dari buku Grimoire yang dicuri, kemudian pembunuhan keluarga para calon Holder yang dilakukan oleh Oracle, serta calon Holder yang tiba-tiba menghilang. Belum lagi para penyusup yang sampai saat ini belum terungkap akan menambah masalah, dilanjutkan dengan mereka --Oracle-- yang pasti akan membawaku karena menginginkan kekuatanku.

Ah! Benar. Aku melupakan tentang peti itu. Peti Curmudgeon juga menjadi incaran mereka, tapi untunglah mereka tak akan bisa menemukan benda itu.

Beberapa bulan yang lalu Milo menawariku untuk membuka peti itu, tapi entah kenapa aku merasa tak tertarik sama sekali. Padahal, selama ini peti itu sangat diagung-agungkan, bahkan empat roh makhluk mistis itu sampai menjaganya berabad-abad.

Apa aku harus membukanya? Ah, nanti saja kutanyakan lagi pada Milo.

Sekarang, yang harus kulakukan adalah pergi diam-diam dari asrama ini untuk pergi ke hutan kabut. Aku harus segera meminta mereka memasang segel yang kuinginkan padaku.

Aku keluar dari kamarku diam-diam, tak ingin seorang pun mengetahui apa yang ingin kulakukan sebenarnya. Tapi sialnya Jiho melihatku saat ingin keluar dari asrama.

"Kau mau ke mana?'' tanyanya mulai curiga karena melihatku yang terlalu kaget saat ia menegurku beberapa saat yang lalu.

"A-aku ... aku mau mengunjungi Miss Kate.'' jawabku yang tentu saja berbohong.

Jiho mengerutkan keningnya menatapku, "Kau sakit?''

"Bu-bukan begitu, aku hanya ingin check up, sepertinya PTSD-ku semakin parah.''

Jiho terlihat mempercayaiku. Tentu saja, ia juga tahu kalau aku memang memiliki PTSD yang memang mudah sekali muncul jika terpicu oleh beberapa hal tertentu.

"Mau kutemani?'' tawarnya padaku.

"Tidak usah. Aku bisa sendiri.'' tolakku halus. "Aku tahu kau sedang berlatih, sebentar lagi kan ujian kenaikan level.''

Jiho menghela napas panjang, "Tapi, kalau melihat keadaan sekarang kemungkinan besar ujian tak kan diadakan."

Ah benar juga, hari ini saja pulau ini begitu ramai karena semua Holder perantau kembali ke pulau ini atas perintah lima Master.

"Sepertinya asrama ini akan penuh untuk sementara, banyak Holder yang kembali ke pulau ini untuk sementara waktu. Mereka pasti akan datang hari ini. Dan hari ini lima Master juga akan bertemu dan mengumumkan hasil keputusan mereka. Mau tak mau kita harus siap kalau seandainya akan terjadi perang dengan Oracle." kata Jiho lagi.

"Perang?! Yang benar saja.'' aku terkejut menatap Jiho tak percaya.

"Kenapa? Kau takut?" Jiho tersenyum menenangkanku, lalu maju selangkah untuk mengacak-acak rambutku. Kebiasaan kecil yang selalu ia lakukan setiap kali berbicara denganku. "Tenang saja, walaupun levelku lebih rendah darimu aku akan melindungimu dengan nyawaku.''

HOLDER : Descendants of The Witch (END)Where stories live. Discover now