SMILE FLOWER

81 9 0
                                    

Wake up . . . Wake up . . .
Wake up . . . Wake u-

Klik!

"Aish . . . Berisik sekali benda ini! Siapa yang mengatur alarm sepagi ini?!" Di makinya alarm yang tak berdosa.

Dengan sangat malas pria ini membuka indra penglihatannya. Di kerahkan seluruh tenaga yang sepenuhnya belum terkumpul untuk menopang tubuhnya.

"Ini kan hari libur tahunan, untuk apa aku bangun sepagi ini? Lebih baik tidur saja. Kapan lagi bisa tidur seharian hahaha . . ."

Ocehan tidak penting yang terlontar dari bibir sexy Hanbin. Ya, Kim Hanbin lebih tepatnya. Meski dia berkata akan tidur seharian, tetapi nyatanya dia masih terduduk dengan wajah yang sulit di artikan.

1 menit . . .
2 menit . . .
30 menit . . .

Setengah jam Hanbin masih setia memasang wajah idiotnya. Ntah apa yang ia lihat dan yang ia pikirkan.

Yang pasti selama 30 menit itu Hanbin hanya menatap dinding dan berkedip berulang kali.

Mic check one two
My name is B.I

Piip!

"Yeoboseyo . . . Dengan Hanbin tampan disini. Ada perlu apa nona?"

"Hey bitch! Apa kau bosan hidup!" Bentak seseorang dari seberang telepon. Suara seraknya mampu menyadarkan lamunan konyol milik Hanbin pastinya.

Di lihatnya cepat ponsel Hanbin. JIWON BUNNY. Nama yang tertera di benda canggih itu. Hanya gelak tawa yang terdengar mengisi keheningan di kamar Kim Hanbin. Ya, begitulah respon dari kebodohan yang ia lakukan tadi.

"Sorry boy . . . Really sorry hahaha . . . Aku juga merindukanmu Kim Jiwon, sungguh."

"Apa?! Apa kau sinting? Oh tuhan . . . Mengapa pagiku menjadi sesulit ini?" Jiwon merutuki kesialannya.

Bagaimanapun juga Jiwon masih mampu bersabar sedikit. Mengingat sahabatnya yang sepertinya memang umur kebodohan itu bertambah tahun akan semakin meningkat pula kadarnya.

"Sudahlah. Terserah apa katamu. Tujuanku menghubungi hanya untuk memberitahu aku sedang bebas tugas. Aku tau kau libur kan? Datanglah ke Amerika jika hari liburmu membosankan"

Piip!

Tanpa mendengar jawaban dari lawan bicaranya, Jiwon langsung memutuskan percakapan sepihak.

------------------------------------------------------

Ciitt . . .

"Permisi Tuan. Anda sudah berada di tujuan." Di bukanya pintu taxi.

Tidak lupa sang driver mengembangkan senyum termanisnya. Di keluarkannya koper Hanbin dari bagasi.

"Semoga harimu berjalan dengan baik Tuan." Ucapnya dengan ramah sebelum meninggalkan Hanbin.

"Terima kasih tuan taxi, semoga harimu juga indah. . ." Teriak Hanbin saat taxi itu sudah pergi. Lebih tepatnya telah menghilang dari pandangan Hanbin.

Kini Hanbin telah menginjakkan kakinya di negeri Paman Sam. Negeri dimana Kim Jiwon menetap dan merupakan tempat dimana Hanbin pernah menuntut ilmu bersama Jiwon.

Tidak perlu heran bagaimana bisa Hanbin sampai di Amerika dengan cepat. Liburan baru saja menginjak garis start. Bahkan Jiwon saja baru menawarkannya pagi tadi.

Ting Tong . . .
Ting Tong . . . Ting Tong . . .
Ting Tong Ting Tong Ting Tong . . . !!!

"Ya! Berisik sekali!" Teriak sang tuan rumah dari balik pintu. Di bukanya pintu kasar. Terlihat raut kesal di wajah tampan Jiwon.

"Hanbin-ah? Ya! Kim Hanbin! Apa ini benar kau?" Bisa di bayangkan betapa terkejutnya Jiwon. Pasalnya ini terlalu ajaib untuk dipikir menggunakan akal sehat.

"Memangnya siapa lagi yang memiliki wajah setampan ini kalau bukan Kim Hanbin?" Balas Hanbin santai.

Sebal mendengar balasan Hanbin. Menyesal karna menanyakan itu kepada Hanbin? Pastinya.

Sepintas pemikiran yang sempat membuatnya naik darah melintas. Di periksanya bell di sisi kiri pintu.

Ya, tidak mungkin juga di rumah semewah dan secanggih itu menyimpan bell usang. Bell rumah Jiwon baik-baik saja, bahkan sangat jernih deringnya.

Lalu untuk apa Hanbin tadi berteriak 'TingTong TingTong'? Sudahlah Jiwon, kau bisa gila jika memikirkan ini. Percuma juga jika menanyakan alasan Hanbin melakukan itu.

TBC

the Smile of Roses and the Blood of ThornsTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon