SMILE FLOWER 2

66 3 4
                                    

Hari demi hari kedua pria tampan ini menghabiskan waktunya dengan tawa melepas kerinduan yang terpendam selama bertahun-tahun lamanya. Seperti angsa dan danau. Meski terkadang tidak melulu angsa berada di danau tetapi ketika di satukan aura kesempurnaan akan terpancar dengan sendirinya.

Hanbin pernah mengalami kecelakaan besar yang menjadikan Jiwon trauma hingga saat ini. Ia trauma melihat sahabatnya terluka. Ya, suatu ketika di musim semi. Musim favorit keduanya menjadi musim pembawa petaka menurutnya.

Pagi itu Hanbin dan Jiwon yang masih duduk di bangku sekolah dasar akan pergi ke sekolahnya. Mereka tidak menggunakan bus sekolah karena keduanya kesiangan sehingga tertinggal bus.

Dengan gontainya mereka menyusuri trotoar dengan saling bergandengan tangan. Sering kali terdengar tawa renyah diantaranya.

Belum sampai di gerbang sekolah, Hanbin dan Jiwon di hadang segerombolan pemuda SMA. Yang entah darimana asalnya.

Tiba-tiba Jiwon di tarik ke jalan yang sepi. Tubuh kecil Jiwon diangkat tinggi-tinggi dengan tangan orang dewasa yang mengikat leher Jiwon.

Hanbin yang melihat sahabatnya dilukai tidak bisa hanya terdiam. Dengan cekatan Hanbin mengambil balok yang berada di sekitarnya. Tanpa pikir panjang balok itu dengan kilat meluncur dan mengenai salah satu kepala pemuda yang menyiksa Jiwon.

Hanbin memang pemberani. Dia selalu ingin melindungi Jiwon karena menurutnya Jiwon itu lemah dan dia satu satunya orang yang diandalkan Jiwon.

Dengan mudah Hanbjn menarik perhatian segerombolan gangster itu. Dilepasnya cekikan di leher Jiwon. Kini mata mereka semakin tajam menatap Hanbin yang lancang merusak aksi mereka.

Rasa takut Hanbin menipis saat melihat Jiwon baik-baik saja. Bodohnya dia. Hanbin malah tidak menghiraukan dirinya yang berada dalam bahaya.

Belum sempat Hanbin menarik Jiwon keluar, satu kepalan besar mendarat di pipi mulus Hanbin.

"Hanbin-ah!!!" Teriak Jiwon yang terkejut melihatnya.

Dalam satu pukulan Hanbin sudah hampir kehilangan kesadarannya. Kurang puas dengan itu, salah satu dari mereka memukul Hanbin menggunakan balok.

"Hanbin-ah!!!" Sesegera mungkin Jiwon berlari menghampiri Hanbin. Ya, dia terpental. Hanbin terpental cukup jauh karena pukulan yang ia terima sangat keras.

Hanbin terkapar di bibir jalan raya. Belum sampai Jiwon menghampiri Hanbin, dengan matanya sendiri Jiwon melihat Hanbin tertabrak.

Jiwon tidak bisa memalingkan matanya. Yang baru saja ia lihat itu seperti mimpi buruk yang datang bertubi-tubi kepada Hanbinnya.

Di peluknya Hanbin yang berlumuran darah karena tertabrak mobil. Lemas. Takut. Itulah yang di rasakan Kim Jiwon. Pipinya di banjiri airmata.

------------------------------------------------------

"Aku akan pergi gym. Kau mau ikut atau di rumah saja?"

"Aku ikut saja. Bosan di rumahmu terus. Ini namanya bukan liburan kalau hanya berdiam di rumahmu. Di rumahku saja bisa seperti ini." Celoteh Hanbin yang tidak berujung jika di biarkan. Membuat Jiwon pusing mendadak.

"Pergilah. Ganti bajumu. Aku akan memanaskan mobil." Cepat-cepat Jiwon meninggalkan ruangan itu agar tidak mengdengar rentetan ocehan berikutnya.

Dengan gontai Hanbin menaiki anak tangga menuju kamarnya. Tunggu. Hanbin tidak pergi ke kamarnya. Ia berbelok ke kamar Jiwon.

DIIN . . . DDIIINNNN ! ! !

Terdengar suara klakson mobil dari bawah. Hanbin segera keluar rumah dan masuk ke mobil.

"Ya! Pakaian siapa yang kau pakai?" Semprot Jiwon sambil menunjuk kemeja yang Hanbin pakai. Ia terkejut melihat penampilan nyentrik sahabatnya.

"Ini milik Kim Jiwon. Yang artinya milikku juga." Sahut Hanbin datar tanla menatap Jiwon.

"Kau pikun atau bagaimana? Kan aku sudah bilang kita akan pergi ke tempat gym bukan ke pantai Hanbin-ah." Tanyanya kesal. Pasalnya Hanbin memakai pakaian pantai yang khas dengan motif berbunga. Dan itu kemeja Jiwon yang di pakainya. Di tambah topi pantai dan kacamata hitam yang sudah standby.

"Sudahlah Jiwon-ah apa kau akan mengomeliku terus? Lalu kapan kita berangkatnya?" Ujar Hanbin malas.

------------------------------------------------------

Di lepasnya satu per satu pakaian yang membalut tubuhnya hingga telanjang dada. Terlihat lekukan otot yang indah milik Jiwon. Tanpa basa-basi Jiwon mulai melenturkan otot-ototnya yang besar dan keras.

TBC

the Smile of Roses and the Blood of ThornsWhere stories live. Discover now