42#LBAS1

2.5K 281 6
                                    

Shane sedang dalam perjalanan pulang ke rumahnya. Ia terus memikirkan Alfie sedari tadi. Sebenarnya Shane juga tak menyangka mendapati Alfie sedang duduk sendirian dijembatan itu sembari menyanyikan lagu kesukaannya. Ada rasa rindu yang amat sangat saat memandang wajahnya. Namun Shane berusaha agar bersikap untuk terlihat biasa saja. Tampaknya Alfie tak suka melihat dirinya kini yang seorang perokok. Ya, sejak dirinya tak lagi pernah bertemu dengan Alfie. Shane meluapkan rasa frustrasinya pada satu bungkus batang rokok yang ia habiskan dalam sehari. Tentu saja ia melakukan itu diam-diam.

Shane mengendarai mobilnya melewati jalan yang dipenuhi cafe dan pertokoan disisi kiri dan kanannya. Tak sengaja pandangannya melihat seseorang yang tak asing dimatanya. Shane melihat Sovia yang sedang duduk disebuah cafe seorang diri saat mobilnya berhenti dipersimpangan lampu merah.

"Sedang apa dia disana?" Shane merasa curiga memandangi Sovia dari dalam mobilnya. Ia terus memandangi Sovia dari dalam mobilnya hingga tak sadar lampu lalu lintas sudah berganti menjadi hijau.

Beberapa mobil pengendara lain yang berada dibelakang mobil Shane, bergantian-gantian memberi klakson padanya hingga membuat Shane terlonjak kaget dan segera menjalankan mobilnya. Ia mencari tempat parkir yang tak jauh dari cafe tersebut.

Begitu Shane turun dari dalam mobil, ia mengenakan topi, kacamata hitam dan masker agar tak dikenali Sovia saat dirinya masuk kedalam cafe tersebut. Shane merasa curiga dan berniat untuk memata-matai Sovia di dalam cafe tersebut. Ia berjalan menuju ke cafe tersebut dan masuk kedalam. Saat Shane membuka pintu, lonceng yang diletakkan diatas pintu berbunyi dan membuat Sovia mengalihkan pandangannya pada Shane yang tengah berdiri diambang pintu.

Sovia memandanginya beberapa saat. Membuat Shane merasa takut jika penyamarannya dapat dikenali. Namun sepertinya Shane beruntung kali ini, karena Sovia segera mengalihkan kembali pandangannya dari dirinya. Shane pun bernapas lega dan segera mencari meja kosong yang terletak tak jauh dari meja yang Sovia tempati.

'Sedang apa dia sendirian ditempat ini? Apa ia sedang menunggu seseorang?' batin Shane bertanya-tanya dan terus memandangi Sovia dari balik kacamata hitamnya.

Tiba-tiba datanglah seorang pelayan yang menanyakan menu pesanan Shane.

"Bawakan aku kopi hangat." ujar Shane dengan pandangan yang tetap fokus pada Sovia yang kini sedang memainkan ponselnya.

"Itu saja, tuan?" tanya pelayan itu.

"Akan aku bayar 5 kali lipat harga kopi itu jika kau keberatan aku hanya memesan segelas kopi." Shane merasa jengkel karena pelayan tersebut terus bertanya. Pelayan tersebut segera menganggukan kepalanya dan beranjak ke belakang membuatkan menu pesanan Shane.

Tak lama kemudian, Shane melebarkan kedua matanya begitu melihat Dylan yang menghampiri Sovia dimejanya dan duduk berhadap-hadapan.

"Anak itu..." Shane bingung sekaligus heran kenapa Sovia bisa mengenali Dylan. Begitu juga sebaliknya. Belum lagi Shane yang sangat tidak menyukai Dylan semenjak kehadirannya diantara dirinya dengan Alfie.

Shane mengupingi pembicaraan Sovia dengan Dylan yang duduk tak jauh dari mejanya.

"Ada apa lagi kau memanggilku?" tanya Dylan yang bersungut-sungut pada Sovia.

"Aku memiliki penawaran yang jauh lebih bagus untukmu kali ini." Sovia berniat untuk menjalankan niat jahatnya melalui Dylan.

"Tugas apalagi yang kau ingin agar aku kerjakan? Tidakkah membuat Alfie menjauhi Shane membuatmu merasa puas?" Dylan merasa jika Sovia gadis yang haus akan kelicikan.

"Hei, dengarkan aku dulu! Shane masih saja terus memikirkan Alfie walau keduanya sudah berhasil kita pisahkan. Namun dengan masih adanya keberadaan Alfie dikota ini, aku takut jika nantinya Shane akan kembali lagi pada anak itu." ujar Sovia merasa cemas jika tunangannya itu akan berpaling darinya kembali pada Alfie.

Love By Accident (The First)Where stories live. Discover now