Adrian pov

195 28 18
                                    

Senyum itu entah bagaimana aku bisa menyukai senyum itu senyum yang dapat menenangkan hati, senyum yang akan menjadi daya tarik sendiri untuk siapapun yang melihat senyumannya.
Bahkan bukan hanya senyumannya tapi matanya tutur katanya yang lembut perilakunya yang sopan dan santun membuat semua laki - laki akan melamarnya dan berbondong bondong ingin menjadikannya seorang istri.
Ya dia adalah rara fitrana istriku sekaligus nyonya adrian mandala putra. Bahkan menyebutnya istri agak terdengar aneh di telingaku.

Tapi tidak bisa di sangkal jika rara memang cantik dan berbudi pekerti bukan hanya cantik tetapi segudang prestasi juga ia miliki.

Jujur waktu pertama aku berjumpa dengan nya, saat aku kalut dan emosi ku sudah berada di puncak ubun ubun saat kedua orang tuaku meminta agar aku menikah dengan gadis pilihannya.
Aku hampir menabrak sejujurnya aku memang yang salah tetapi aku tetap mempertahankan ego ku bahwa aku tidak bersalah. jika orang lain ditabrak oleh pengendara yang ugal - ugalan pasti orang tersebut akan marah - marah dan meminta pertanggung jawaban tetapi tidak dengan rara, ia hanya menasihatiku kecil  dan menunjukan senyum ramah tamahnya. Sungguh waktu itu aku sangat terpana dengan senyum itu.

Tetapi karena egoku tidak dapat di kendalikan aku malah membentaknya dan berbicara padanya dengan nada angkuh dan sombongku aku hanya ingin dia tahu bahwa yang di nasehatinya ini adalah seorang adrian mandala putra CEO dari PUTRA COMPANY. Tetapi ia malah mengalah dan langsung meninggalkan ku setelah ia selesai mengucap salam padaku.

Hari ini ya hari ini bunda dan ayah mengajakku untuk bertemu dengan calon istriku. Sungguh aku tidak dapat menolaknya jika aku menolaknya seluruh warisan ku akan di sumbangkan pada yayasan panti asuhan. Dan akhirnya aku sudah di depan pintu rumah calon istriku bersama kedua orang tuaku,pintu itu diketuk oleh ayah terdengar suara sahutan di dalam . Terdengar bunyi pintu yang terbuka sebuah suara indah membalas salam ayah tapi aku tidak melihatnya aku hanya menunduk mengecek email perusahaan yang berada pada smartphone canggih milikku.

Setelah aku dan orang tua ku di perkenankan duduk aku di sambut oleh laki laki paru  baya yang umurnya hampir sama dengan ayahku, ayah memperkenalkanku pada beliau. Dan tidak lama ada seorang wanita di hadapan ku yang menghidangkan makanan ringan dan minuman . Bunda menyenggol lenganku karna aku sibuk untuk mengecek email perusahan, dan waktu aku mendongak

"KAU" ucap kami bebarengan

Dan saat itu lah aku mengetahui namanya iya . Dia bernama rara fitra, nama yang cantik untuk gadis sepertinya

Aku mengajak dia ke te taman belakang rumahnya.
Aku berbicara dengannya, dan aku memberi dia peringatan bahwa saat aku menikah dengannya,aku tidak ingin dia mencampuri urusan pribadi ku dan aku meninggalkannya begitu saja. Bisa kulihat dari ekor mataku bahwa dia menahan agar air matanya tidak tumpah.

HARI PERNIKAHAN

Sungguh hari ini aku deg degan grogi yang tidak karuan aku tidak pernah mengalami ini meskipun waktu mengalami sidang skripsi oleh dosen pembimbing ter killer  waktu aku kuliah di harvard universty.

Saat aku akan mengucapkan ijab kabul seorang gadis cantik yang menggunakan kebaya putih dan diperciki oleh bunga melati putih berjalan ke arahku bersama bunda,ya itu adalah calon nyonya adrian

Setelah prosesi ijab kabul dilaksanakan dengan khidmat rara mencium punggung tanganku dan serasa bahwa aku dihormati dan entah kenapa jantung ini berdetak 2 kali lebih cepat dari biasanya.

Setelah prosesi ijab kabul aku langsung kembali ke kamar untuk istirahat l.

Malam harinya aku dan rara mengadakan resepsi sungguh malam ini ia terlihat sangat cantik . Saat aku menyalami para undangan yang banyaknya masyaallah .aku terpaku pada seseorang di sudut ruangan. Ya wanita itu,wanita yang terang terangan mengatakan bahwa dia mencintaiku tetapi aku tidak mencintainya sampai pada akhirnya ia menyalami ku dan rara dan hanya aku balas kata "ya" singkat padat dan jelas.

Setelah acara resepsi selesai rara kembali ke kamar dan aku menyusulnya . Saat aku masuk dapat kulihat rara sudah berganti pakaian dari gaun ke piyama dan membersihkan wajahnya di depan meja rias . Aku langsung menghempaskan tubuhku ke ranjang . Dapat aku dengar rara menyuruhku mandi dan aku hanya melirik nya saja . Lalu aku bangkit dari ranjang dan membentaknya lalu berlalu ke kamar mandi

Sungguh aku tidak membencinya tetapi  jika teringat akan pernikahan ini, entah mengapa aku sangat kasar dan membenci rara.




******


Hahahhahah gak jelas banget ya
Typo bertebaran

Ditunggu
Vote and comentnnya


cinta yang tak biasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang