Part 12

5.8K 321 100
                                    

Hayy.. my readers.. maaf ya baru saya update lagi ceritanya.. maaf bangettt.. semoga kalian tetep inget cerita ini. Dan tetep suka yaa :)

.
.
.

Rasa itu memang selalu hadir, berulang kali mencoba membunuhnya, rasa itu tumbuh semakin besar. Inilah yang dinamakan cinta sesungguhnya, rasa cinta itu tak pernah beralasan, selalu hadir begitu saja tanpa diminta.

Tubuh yang nampak mengurus itu hanya bisa berbaring di kasur, mengeratkan selimut yang menutupi tubuhnya, hawa dingin menerpa tubuhya. Dengan keringat dingin bercucuran, hingga tempat tidurnya basah dibanjiri oleh keringat, gigi bergemeretuk menahan rasa dingin.

Yudistira Anugrah, kini penyakitnya kambuh kembali. Bagaimana tidak, obat yang seharusnya rutin ia minum tak pernah ia minum, Yudistira jarang sekali makan. Sore tadi tubuhnya ia biarkan begitu saja diguyur air hujan. Seorang penderita HIV positive memang memiliki imunitas tubuh yang sangat lemah, sedikit saja tak menjaga tubuh dengan baik. Berbagai macam penyakit akan siap menyerang tubuh penderita.

"Rakka... brengsek... gara-gara Lo, hidup Gue hancur. Penyakit sialan ini ada karena Lo Rakka... shitt.. dan Lo Rama, Lo juga brengsek.. Gue nggak bakalan biarin Lo hidup bahagia, sedangkan Gue menderita." tangannya kini malah memukul kepalanya, rasa sakit dikepalanya membuat Yudistira tak kuasa lagi menahannya, rasa kebenciannya terhadap Rakka yang menjadi penyebab semuanya bertambah besar. Bahkan ia akan membalas semua perbuatan Rakka terhadapnya, Rakka sudah pergi beberapa bulan yang lalu karena penyakit HIV ditubuhnya sudah parah. Itulah alasan Yudistira tak ingin mengakhiri hidupnya dengan cepat, ia akan pergi dari dunia yang ia anggap kejam ini setelah dendamnya terbalaskan. Bukan sebuah masa depan ia bertahan, ia berfikir dirinya tak memiliki masa depan, kematianlah yang akan siap menjemputnya.

Yudistira kini hanya bisa bermimpi, jadi seorang dokter lulusan Tokyo, dan tentu Papanya akan sangat bangga memiliki anak sepertinya, mungkin ia tak dikucilkan seperti sekarang, dan hubungannya dengan Azira tetap baik.

Pintu kamar terbuka, terlihat Keyra ada di sana. Dengan wajah penuh kekhawatiran. "Lo kenapa lagi?." Tanya Keyra berjalan cepat kearah Yudistira. Tangannya tergerak untuk mengecek suhu badan Yudistira yang bisa dipastikan laki-laki yang terbaring lemah ini tengah demam. Sejak masih dirumahnya, Keyra seakan merasakan gundah, ia terus memikirkan laki-laki yang kini sudah ia temui, perasaannya seakan harus membawanya kesini. Walaupun ia harus kembali berbohong kepada keluarganya, semua itu demi Yudistira, ia begitu khawatir dengannya.

Kamar nya benar-benar berantakan, botol air minum bereceran dimana-mana dengan pakaian kotor yang tergeletak dilantai.

"Ngapain Lo kesini lagi sihshh? Gue udah bilang, tubuh Gue biar Gue sendiri yang urusshhhhh". Yudistira benar-benar tak habis pikir dengan gadis disampinya itu yang tak memiliki rasa takut dan jijik terhadapnya, apalagi pengakuannya tempo lalu sama sekali tak berbuah hasil, ia sudah mengarang sebuah cerita agar gadis disampingnya itu menjauhi dirinya, Yudistira tak memiliki masa depan, jadi jika Keyra dekat dengannya itu akan berujung sia-sia, ia juga takut gadis itu tertular penyakit mematikan ini. Cukup dirinyalah yang mendapatkannya, penyakitnya tak harus ia bagi kepada orang lain.

"Gue peduli sama Lo, dari awal kan Gue udah janji, Gue bakalan nemenin Lo sampai sembuh." Jawab Keyra dengan nada yakin.

Yudistira tersenyum kecil, terlihat meremehkan. "hah? Sembuh? Haha itu mustahil Keyra.."

"Kenapa harus mustahil? di dunia ini tak ada yang tidak mungkin, kalaupun nggak sampai sembuh, Gue bakalan buat Lo selalu bertahan untuk hidup panjang, Gue nggak akan lelah buat nyuruh Lo kejar cita-cita Lo sendiri, lakuin hal positiv selama Lo masih bernafas." Tutur Keyra dengan bijak, ia menatap nanar wajah Yudistira yang pucat pasi.

Aku Bukan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang