Bagian 2

137K 6.6K 98
                                    

03:00 Dini hari

Dua orang yang berada di ruangan yang sama terbangun dari tidurnya yang lelap dan melakukan aktivitas yang jelas saja berbeda. Azka sedang sibuk memasukkan pakaiannya di koper sementara Haura langsung ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu untuk melakukan sholat tahajjud. Setelah sholat tahajjud, Haura menatap punggung Azka dengan bertanya-tanya hingga dia langsung saja bertanya karena tidak ingin penasaran.

"Mau ke mana?" Tanya Haura

"Ada penerbangan hari ini" ucap Azka datar

"Bukannya kamu di beri cuti selama tiga hari?" Tanya Haura meyakinkan Azka

Azka lalu berbalik dan menatap Haura "Saya nggak niat cuti nikah, saya sudah hubungi pihak maskapai kalau saya tetap ambil penerbangan" ucap Azka dingin

"Kenapa hari cutinya nggak di pakai untuk istirahat saja?" Tanya Haura lagi

"Saya lebih baik terus mengudara dari pada harus bertemu dengan mu setiap hari" ucap Azka terang-terangan

Haura terus mengucap istigfar di dalam hatinya. Hatinya harus sekeras baja tanpa menunggu lama, Haura lalu turun menyiapkan sarapan untuk Azka. sarapan sederhana yang selalu Vera buat untuk putranya tersebut adalah roti bakar dan telur ceplok dan segelas susu soya. Setelah itu Haura lalu naik ke lantai dua dan masuk dalam kamar. Kelihatannya Azka sedang kelimpungan mencari sesuatu.

"Cari apa mas?" Tanya Haura

"Dasi" ucap Azka singkat

Haura lalu membuka lemari pakaian Azka dan mengambil dasi yang Azka maksud.

"Sekalian switer saya, kamu lipat semua pakaian kan? Tanggung jawab karena sudah tahu tata letak pakaian saya" ucap Azka datar

Haura hanya tersenyum lalu mengambil tiga buah switer dan menunjukkan kepada Azka.

"Mau pakai yang mana?" Tanya Haura

"Terserah.. keluarkan dua di jepang cuacanya tidak bersahabat dengan tubuh ku" ucap Azka acuh

Haura mengangguk lalu mengambil dua switer yang di anggapnya paling tebal lalu menyimpannya di atas tempat tidur. Tepat pukul empat subuh deringan ponsel Azka terdengar nyaring dan setelah Azka periksa penelponnya adalah mamanya. Dengan wajah sumpek Azka mengangkat telepon tersebut.

"Halo assalamualaikum mah" ucap Azka

"Waalaikumsalam Azka, maaf yah mama ganggu apa benar Haura suruh ART yang mama kirim untuk balik kembali ke rumah mama?" Tanya Vera

Karena semalam Azka mendengar percakapan Haura dengan ART kiriman mamanya jadi Azka tak perlu bertanya kepada Haura lagi.

"Haura nggak pengen di bantu mah katanya dia bisa karena perjanjian awal kan dia nggak boleh kerja jadi dia mau ngurus rumah sendiri" ucap Azka

"Tuhkan apa mama bilang, Haura itu adalah wanita baik" ucap Vera lalu mengalihkan panggilannya untuk video call

Azka sempat tegang namun sebuah alasan terpikir olehnya. Azka lalu mengangkat video call tersebut

"Astagfirullah Azka kamu mau flight?" ucap Vera tegang

"Iya mah" ucap Azka santai

"Kamu kan sudah ambil cuti, kenapa kamu nggak nikmati saja hari cuti mu bersama Haura?" ucap Vera

"Nggak mah ini tuh penting karena nggak ada yang bisa ganti Azka untuk penerbangan kali ini jadi Azka harus berusaha untuk bisa mengambil jadwal terbangnya" ucap Azka yang tentu saja sedang berbohong

"Haura mana bang? Kamu tega yah tinggalin Haura" ucap vera frustasi

"Mama ini berlebihan banget, Haura itu sudah dewasa" ucap Azka tak terima

Azka lalu menuruni anak tangga sembari membawa ponsel ditangannya setelah di cari-cari
Haura ternyata sedang berada di dapur.

"Mama mau bicara" ucap Azka dingin

"Haura kamu lagi ngapain" Tanya Vera

"Lagi nyiapin sarapan mah" ucap Haura

Mata Azka melotot mendengar ucapan Haura dan menatap makanan yang sudah tertata rapi di atas meja.

"Maaf yah mama ganggu yaudah di lanjutin yah. Azka kamu dengarkan? Kau harus sarapan" ucap Vera lalu mematikan sambungan video call tersebut

Azka lalu menatap Haura dengan seksama "Semua ini maksudnya apa?" Tanya Azka dingin sambil menatap makanan di atas meja

"Kan kamu mau pergi jadi sarapan dulu" ucap Haura sembari mengatur buah di atas meja

Azka tersenyum miring "Kenapasih kamu seberusaha itu untuk menjadi istri yang baik? Rumah tangga kita nggak sehat tahu nggak? Kamu malah masih memaksakan keadaannya menjadi baik" ucap Azka

"Aku nggak memaksakan keadaannya, aku cuma menjalankan kewajiban ku" ucap Haura tersenyum

"Aku nggak nuntut kamu untuk melaksanakan kewajiban mu" ucap Azka tidak suka

"Allah yang akan marah jika aku tidak melakukan kewajiban ku kepada mu" ucap Haura tenang

Azka lalu kembali ke dalam kamar untuk mengambil kopernya dan berniat ingin pergi.

"Mas makan dulu" ucaap Haura menarik lengan Azka

"Simpan makanan itu dan masuk ke dalam kamar" ucap Azka sambil melepaskan tangan Haura dari lengannya

Haura terdiam menatap Azka.

"Jika kamu memang wanita baik maka patuhi perintah suami mu" ucap Azka dingin

Mau tidak mau Haura lalu meninggalkan Azka dengan harapan Azka bisa sarapan dan memakan masakan buatannya. Setelah Haura benar-benar hilang dari penglihatannya Azka lalu berjalan ke arah meja makan dan memakan roti buatan Haura lalu meminum segelas susu soya yang di sajikan Haura untuknya setelah itu Azka menuliskan sebuah note.

'Saya bekerja dua hari dan jangan berani-berani menghubungi saya'

Setelah menuliskan catatan tersebut, Azka lalu menyimpannya di bawah gelas susu lalu keluar dari rumah dan segera melesat pergi ke bandara.

.

.

.

"Kenapa nggak ambil cuti saja?" tanya Iqbal

fyi, Azka tidak mengambil cuti apapun setelah menikah dia bahkan beralasan tidak bisa melepaskan dunia penerbangan hanya demi pernikahannya.

"Hidup gue keras, udah punya istri jadi harus rajin cari duit" ucap Azka tenang

"Masa iya? waktu lu tiga hari nggak ada apa-apanya lagian nih yah lu juga bisa honeymoon bersama istri tercinta" ucap Iqbal

"Lu nggak tahu aja kalau istri gue butuh makan bukan butuh honeymoon" ucap Azka acuh

Sementara Iqbal hanya menggeleng mendengar penuturan Azka entah apa yang ada di dalam pikiran satu manusia langkah ini.

Setelah obrolan singkat tersebut para kru pesawat sibuk menghubungi keluarga untuk meminta izin karena penerbangan akan segera di mulai sementara Azka lebih memilih membaca koran online yang tersedia di ponselnya.

*****

Vote dan comment😍

Wanita SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang