It's All About Us (Kumpulan Oneshot Sehun❤Nara) [Completed]

Strange Feeling (Sequel of The Ghost Beside Me)

Sejak kecil, Kim Nara hanya tinggal bersama ibunya di sebuah rumah sederhana di Incheon. Kakeknya sudah meninggal saat ibunya masih kecil. Sedangkan neneknya sudah meninggal sejak Nara masih berada di dalam kandungan. Ia juga memiliki seorang bibi yang tinggal bersama keluarga kecilnya tak jauh dari rumahnya. Ayah? Well, Nara tak memilikinya.

Benar, Nara tumbuh tanpa kasih sayang ayahnya. Bahkan, sejak membuka mata setelah lahir ke dunia pun, ia sama sekali tak pernah melihat bagaimana rupa pria yang menurunkan kulit putih susunya pada dirinya. Ibunya selalu diam saat ditanya perihal ayahnya. Apalagi, menurut orang-orang di sekitarnya, ibunya pulang dari Seoul ke Incheon sudah dalam keadaan mengandung dirinya. Spekulasi yang berkembang saat itu adalah ibunya hamil diluar nikah.

Sejak kecil, ia dan ibunya selalu mendapatkan olokan dari tetangga dan teman-temannya. Ibunya dikatai pelacur, sedangkan ia dikatai anak haram. Nara yang saat itu masih kecil, sering sekali mengeluh pada ibunya karena tidak punya teman. Ia selalu minta pada ibunya untuk pindah dari rumah mereka. Namun, karena melihat ibunya yang selalu tabah dan tegar serta tak lupa menghiburnya, Nara pun tak pernah mengeluh lagi. Seperti ibunya, ia menanggapi berbagai macam olokan itu dengan sabar. Bahkan, ia juga bertekad untuk bisa menjadi lebih hebat dari orang-orang itu agar mereka tidak mengolok-olok ia dan ibunya lagi.

Dan semua itu terbukti dengan prestasi cemerlangnya di sekolah. Ia selalu mendapatkan juara umum dan juara olimpiade Matematika. Bahkan, ia tak pernah membayar sepeser pun untuk biaya sekolahnya karena selalu mendapatkan beasiswa. Ibu dan bibinya sangat bangga pada dirinya. Rasa bangga mereka berlanjut saat Nara berhasil masuk ke perguruan tinggi terkemuka di Seoul tanpa tes dan dan tanpa biaya sepeserpun.

Awalnya, Nara merasa bahagia dengan semua itu. Ia berkuliah di tempat yang bergengsi, memiliki banyak teman yang menyayanginya, dan bertemu dengan Park Chanyeol—cinta pertama sekaligus kekasih pertamanya. Yah, walaupun ada juga makhluk tak kasat mata di apartemennya yang begitu menyebalkan—Oh Sehun—yang tak pernah berhenti mengganggunya. Namun, Nara merasa baik-baik saja akan hal itu. Paling tidak, ia tak merasa kesepian tinggal di apartemen yang ia tempati sendiri selama di Seoul.

Namun, semua rasa bahagia itu pudar dalam sekejap. Dimulai dari Chanyeol yang berselingkuh dengan Soyi, lalu diakhiri oleh kenyataan pahit yang ia terima dari mulut bibinya dan juga Sehun. Oh, siapa yang menyangka bahwa hantu penunggu apartemennya yang menyebalkan itu ternyata ayah kandungnya, bukan?

Jujur saja, Nara merasa aneh saat ini. Ia marah pada Sehun yang berlaku buruk pada ibunya hingga menghadirkan Nara di dunia ini. Akan tetapi, ia juga merasa sedih dan tidak menyangka karena bertemu Sehun—Ayahnya yang dulu sempat ingin ia temui—yang ternyata telah menjadi arwah. Sungguh, ia bingung harus bersikap bagaimana pada Sehun. Pasalnya, saat ini mereka bahkan seumuran!

Seperti beberapa hari ini, Nara sama sekali tak mengindahkan keberadaan Sehun. Ia bersikap seolah-olah ia adalah gadis normal yang tidak punya sixth-sense—tidak bisa melihat hantu. Nara pun cukup bersyukur karena Sehun juga bersikap seolah-olah ia memang tak terlihat olehnya.

Tapi, sampai kapan mereka akan bersikap begitu?

*****

"Akhir-akhir ini kau tampak murung. Ada apa?" Taeyong bertanya pada Nara setelah Dosen Kang mengakhiri kuliahnya. Lee Taeyong adalah sahabat Nara sejak hari pertama masuk kuliah. Mereka sama-sama suka fotografi. Itulah yang membuat mereka cepat akrab.

Nara yang tadinya sedang membereskan barang-barangnya, langsung mengerjap pelan lalu menatap Taeyong. "Uh? Oh, aku tidak ... apa-apa." Nara kembali menunduk membereskan barang-barangnya.

"Bohong," Taeyong menukas tajam. "Apa ini masih soal Chanyeol?" Taeyong memicing curiga. Nara menggeleng pelan.

"Tidak, Taeyong. Ini bukan lagi soal dia." Nara mendesah lesu. "Ini tentang orang lain."