Prolog

108 8 2
                                    

"Beatrice! Beatrice!"

Teriak seorang wanita yang tengah mencarinya seharian ini. gadis yang dipanggil Beatrice itu segera menujukan kepalanya dari pintu ruang bawah tanah.

"Apa kau memanggilkku Christine? Maaf aku tidak mendengarmu tadi."

Katanya dengan alisnya yang berkerut khawatir, masih dengan posisi kepalanya yang menyembul bak hantu.

"Apa teriakanku kurang keras untuk mu? Dan kenapa kau selalu saja pergi kebawah tanah hanya untuk bersih bersih? Menyusahkan saja." Katanya dengan menyilangkan kedua tangan di dadanya.

"Lupakan! sekarang buatkan aku makan siang, aku lapar." Lanjutnya kemudian menghilang dari hadapan Beatrice dengan menghentak – hentakan kaki rampingnya menuju ke kamarnya di lantai dua.

Beatrice kemudian keluar dari tempat itu dan mengakhiri kegiatan bersih – bersihnya. Setelahnya ia mengibas –ngibaskan tangannya di depan bajunya yang lusuh, mencoba setidaknya mengibaskan debu – debu yang menempel karena aktivitasnya tadi. Walaupun sama sekali tidak menunjukan perubahan bahwa baju itu telah bersih dari noda.

Kakinya yang ramping melangkah dengan anggun, bukan dibuat – buat, tapi karena ia memang berjalan seperti itu. tangannya yang mungil dan lentik kemudian menggapai alat dan bahan yang ia butuhkan. Kemudian dalam sekejab ia menyulap bahan mentah itu menjadi makananan yang sangat menggiurkan bagi siapapun yang melihatnya.

"Christine! Makan siangmu sudah siap!"

Teriaknya dari dapur tempatnya berdiri. Tak lama kemudian gadis yang dipanggil Christine itu menjawab dengan ketus.

"Apa kau tak melihat aku sedang sibuk! Bawakan saja kemari!"

"Tapi aku harus mengerjakan sesuatu terlebih dahulu, atau nanti ibu akan marah kepadaku!" Serunya lagi.

Kemudian Christine menujukan tubuhnya di depan pembatas lantai 2 dengan angkuhnya.

"Terserah kau saja." Katanya dengan ringan. "Tapi kau akan ku adukan pada ayah kalau kau bermain kotor dengan pria asing."

"Kapan aku melakukan hal itu, aku sama sekali tidak pernah melakukannya. Kau tahu jika itu tidak benar Christine." Ucapnya dengan tidak terima walaupun dengan nada yang lembut.

"Lakukan perintahku, atau tidak sama sekali."Lanjutnya dingin penuh kebencian. Christine masuk kembali kedalam kamarnya dengan menutup pintu keras – keras.

Beatrice yang melihatnya hanya menatap dengan pandangan kosong, kemudian merubah mimiknya bingung sepersekian detik setelahnya.

"Bagaimana aku bisa tahu jika kau sedang sibuk jika pintu kamarmu saja tertutup, ish. Dasar aneh." Keluhnya pelan. Kemudian ia menyiapkan beberapa peralatan makan yang harus dibawa gadis itu ke lantai atas dengan sedikit terburu – buru. Karena jika ia tidak segera menyelesaikan tugas dari ibunya, ia akan dimarahi dan tidak diberi makan malam.

***

Beatrice, nama seorang gadis yang tinggal di rumah yang bisa dibilang besar, tapi tidak cukup besar untuk ukuran orang kaya. Ia tinggal bersama ayah, dan ibu serta saudari tirinya. Saat ia masih berumur 6 tahun ibu kandungnya meninggal karena kecelakaan yang menimpanya saat pulang dari tempat kerja, dan ketika umurnya kira –kira 13 tahun ayahnya menikah lagi dengan seorang janda dari kenalannya di tempat kerja saat ini, dan beranak satu bernama Christine yang saat itu usianya 1 tahun lebih muda dari Beatrice. Well, 9 bulan lebih muda tepatnya.





a-NOT-her Cinderella Story | on going |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang