Sembilan

324 39 21
                                    

Keshwari menoleh ke arah pintu, sosok Respati muncul dengan wajah cerah berbeda dengan gadis itu yang bermuram durja.

"Dari mana Res?"

"Keluar dengan gebetan."

"Dia telah bersuami Res."

"Hah?"

Keshwari memicingkan matanya sedang Respati melihat langit - langit ruang tamu yang seakan lebih menarik.

"Itu tidak baik Res, kamu bisa merusak rumah tangga orang."

"Kami hanya makan dan ngobrol, cuma berteman."

"Tidak ada yang namanya berteman antara pria dan wanita, jangan bermain api!"

Muka Respati yang tadinya cerah langsung mendung.

"Lalu lu dan gue, satu apartemen lagi?"

"Res, kamu tahu, puteri Riri cantik menganggap Respati Bimantara sebagai saudara, masih perlu dijelaskan?"

"Tapi kita tidak sedarah."

Keshwari menatap tajam Respati lalu berkata.

"Jangan sekali - kali kamu berpikir aneh - aneh atau kamu besok tidak melihat matahari!"

"Lu kadang bego tapi sangat sadis disaat bersamaan."

"Puteri Riri cantik sudah biasa dihina, tidak akan mempan."

Respati memutar bola matanya jengah, mulai otak satu persen mode on.

"Bagaimana tadi dengan si Bos?"

Respati mengalihkan pembicaraan dari pada mendengar celotehan absurd Keshwari.

Gadis itu yang tadinya lupa jadi teringat kembali, wajahnya ditekuk dan menatap Respati dengan sadis.

"Buto ijo kurang sajen menyebalkan."

Keshwari lalu memukul bantal sofa di pangkuannya dengan brutal seolah bantal itu wajah Gifari.

"Memangnya kenapa?"

"Buto ijo dengan seenaknya menyentuh ku, aku tidak perawan lagi."

"Apa, bagaimana mungkin dia berbuat kurang ajar begitu?"

Darah mendidih saat itu juga, Respati tidak peduli Gifari adalah Bosnya.

"Begitulah Res, aku terhina, ternoda, marah, sedih semua jadi satu."

Respati bertambah panas, ia benar - benar kalut.

"Mana alamat si brengsek itu!"

"Hah, alamat?"

"Riri, alamat Gifari siapa lagi."

"Buat apa?"

Keshwari menatap aneh ke arah Respati.

"Gue mau hajar orang yang memaksa meniduri lu, Ri!"

Keshwari mengerjapan mata, ia merasa masih perawan.

"Aku merasa masih perawan, Res."

Keshwari berkata agak bergumam, Respati langsung menimpali.

"Dia melecehkan lu, seperti apa?"

"Pegang tangan, elus rambut, pegang pinggang termasuk pelecehan tidak, Res?"

Keshwari bodoh apa polos sih, pikir Respati.

"Lu senang tidak diperlakukan seperti itu?"

Keshwari berusaha menanyakan pada dirinya namun tidak bisa terjawab.

BLUE IS BLUE. ( COMPLETED )Where stories live. Discover now