BAB 1. GADIS SEDINGIN SALJU

9 0 0
                                    

1.

Shin Yokohama... Shin Yokohama....

Lamunanku seketika buyar ketika mendengar suara dari speaker kereta itu. tampaknya aku sudah setengah perjalanan menuju ke kota tujuan kami. Entah sudah stasiun ke berapa ini. Tapi aku tetap santai dan memandang keluar jendela. Melihat ke kerumunan orang di stasiun Shin Yokohama di luar sana.

"Kaitou?" tiba-tiba ayahku memanggil.

"Ada apa, Yah?" jawabku.

"Kamu pasti capek," kata ayah. "Tidurlah kalau capek. Ibumu saja sudah tertidur sedari tadi."

"Aku tidak capek kok. Kalau Ayah bagaimana?"

"Yaa, mungkin sebentar lagi, setelah aku menuntaskan membaca buku ini," kata ayah sambil menunjukkan sebuah buku tebal. Kemungkinan sebuah novel.

"Buku apa itu, Yah?" tanyaku.

"Ah, ini hanya sebuah novel biasa."

"Ooh...."

Terlihat dari sampul sampingnya ada judul, Oliver Twist, karya Charles Dickens. Sebuah novel yang cukup klasik menurutku. Aku tak tahu kalau ayah penggemar novel seperti itu.

"Oh, Kau mau baca novel ini? Ini lumayan bagus lho." Kelihatannya ayah melihatku memperhatikan buku novel miliknya.

"Tidak, Yah... Ayah teruskan saja membaca."

"Oke kalau begitu," jawab ayah. kemudian ayah meneruskan membaca, sementara aku kembali memandang pemandangan di luar.

Aku memang tidak terlalu sering membaca novel. Mungkin karena tidak hobi saja. Atau mungkin karena sejak kecil aku tak bisa fokus dengan hobi apapun.

Mungkin karena 'mereka'.Batinku berkata

Tak berapa lama, Kereta kembali bergerak meninggalkan stasiun dan kembali meneruskan perjalanan ke stasiun berikutnya. Seiring bertambahnya akselerasi kereta, pemandangan diluar pun terlihat semakin kabur. Tinggal pemandangan nun jauh disana yang tetap terlihat jelas.

Semakin lama aku melamun, semakin rasa kantukku bertambah. Kereta shinkansen yang bergerak begitu cepat tanpa menimbulkan suara berisik, makin menambah rasa nyaman dalam perjalanan. Dan itu semakin memperparah rasa kantukku. Hingga pada suatu waktu, aku benar-benar tenggelam dalam rasa kantuk. Begitulah setengah perjalanan ini aku habiskan dengan tertidur di kereta.

-------

April, tahun 2016. Kehidupanku sebagai murid SMA dimulai. Sebuah momen yang penting dalam hidupku. Disaat yang bersamaan, ayahku mendapat pemindahan tugas dari perusahaannya. Ayahku dipindahkan tugas ke sebuah kota kecil di wilayah Tohoku. Tempat yang sangat jauh dari tempat tinggalku. Dan saat ini aku sedang dalam perjalanan menuju ke sana. Dari Kyoto menuju stasiun Sendai dengan naik Shinkansen. Perjalanan begitu panjang dan melelahkan. Kami harus ganti kereta dua kali dari Sendai untuk mencapai tujuan. Aku cukup bersemangat jika menyangkut tempat tinggal baru. Kalau itu di wilayah dekat Tokyo mungkin ceritanya lain. Tapi, ketika aku tahu kami sekeluarga bakal tinggal di kota kecil di wilayah Tohoku. Semangatku berkurang setengahnya.

Uwaa, daerah utara, pasti dingin sekali...tapi masih lebih baik daripada ke Hokkaido. Batinku

Walaupun aku ingin komplain, tapi apa dayaku. Ayahku sebenarnya juga tidak begitu senang dengan penugasannya yang sekarang. Dan terlihat dari ayahku yang terus meminta maaf kepada ibu dan aku. Ibuku orang yang cukup sabar, jadi ia bisa menerimanya dengan baik. Akupun harus demikian, menerima semua ini dengan sabar. Dilihat dari sisi baiknya, aku bisa mendapatkan teman baru disana. Dan aku berharap, semoga tidak ada 'hantu' disana. Aku benar-benar berharap untuk itu. Walau aku tahu itu tidak mungkin.

Kaitou - KAMIKAKUSHI - A girl as cold as snowWhere stories live. Discover now