Chapter 3

2.9K 186 49
                                    


[Forth POV]

Ciuman singkat itu membuatku terdiam, aku memang benar-benar menyukai Beam. Aku menatapnya lekat, wajahnya mulai memerah. Dia menunduk, dan memainkan kancing bajunya. Aku mengambil karcis dan memberikannya pada penjaga parkir. Aku melajukan mobilku menuju apartemen, sesekali aku mencuri pandang pada Beam. Dia hanya terdiam dan memandang keluar jendela mobil. Suasana sunyi senyap, tak ada yang memulai berbicara. Sampai di apartemen pun, Beam hanya tersenyum sekilas dan turun mengemasi barang-barangnya,

"Biar Forth yang membawa barang Beam na?"

"emm, iya" jawabnya singkat

Kami berdua berjalan menuju kamarku, kamarku dilantai 5 apartemen ini. Jaraknya cukup jauh dari apartemen Beam tapi lebih dekat dari kampus. Beam berjalan dibelakangku sambil memegangi ujung bajuku, aku ingin menegur tapi biarlah seperti ini aku menyukainya. Kami berdua sampai didepan apartemenku. Aku membuka pintu dan membiarkan Beam masuk, apartemenku lumayan luas punya dua kamar, ruang tamu, ruang makan dan sebuah dapur. Pas untuk kami berdua. Beam melangkah masuk dan duduk di sofa krem didepan televisi. Dia melirik di meja dan puntung rokokku di asbak belum kubersihkan, kulihat keningnya mengkerut,

"Forth merokok? Sejujurnya aku tidak suka orang yang merokok" tukasnya

"Em iya, tapi aku akan mencoba berhenti"

"Aku tidak melarangmu Forth" Beam memutar bola matanya

"Aku melakukannya supaya Beam nyaman disamping Forth" Kulihat pipinya merona, aku sangat suka menggodanya

"Kamar Beam disana yah, disamping kamar Forth" aku menjelaskan

"Oh iya, makasih Forth"

"Barangnya aku taruh didalam yah"

"Iya"

Beam masuk dalam kamar dan membereskan barang-barangnya. Merapikannya dikamar yang mulai hari ini menjadi hak kepemilikan oleh Beam. Aku bergegas ke dapur untuk membuatkan beam minum atau cemilan. Kebetulan kemarin ada sisa bahan sandwich untuk sarapan. Aku membuatkan Beam sarapan dan jus jeruk. Aku pikir dia pasti akan leleh setelah menata kamar barunya. Aku mengetuk pintu kamar Beam dan berniat memberinya cemilan ini,

"Beam, boleh Forth masuk?"

"Masuklah, tidak dikunci" sahutnya dibalik pintu

"Ini aku membuatkan Sandwich untuk Beam dan Jus jeruk. Mungkin Beam lelah setelah membereskan semuanya"

"Terima kasih Forth" ucapnya singkat

Aku memperhatikan sekeliling Beam, kamar yang sebelumnya hanya polos kini sudah ditata dengan rapi oleh Beam. Beberapa hiasan di dinding terpasang cantik, buku-buku beam tersusun rapi di meja belajar serta beberapa ornament di meja nakasnya. Aku melihat sebuah pigura dengan foto empat orang laki-laki yaitu Beam, Phana, Kit dan satu orang lainnya yang tak kutahui namanya. Aku mendekat dan duduk disamping Beam yang masih merapikan buku-bukunya,

"Beam, Forth boleh bertanya?"

"Forth mau Tanya apa?"

"Siapa satu orang di foto itu?"

Beam menoleh dan berjalan pelan. Dia mengambil foto itu dan menatapnya lekat. Matanya berkaca-kaca. Dia membuka suara,

"Dia Suthee, dia meninggal dua tahun lalu"

"Maaf sudah membuatmu bersedih"

"Tidak apa Forth, dia sudah bahagia disana"

"Oh ya maaf jika aku lancang. Mengapa Suthee meninggal?"

Unexpected (ForthBeam FF) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang