TigaPuluhDua

4.9K 243 7
                                    

Pagi-pagi Mama menemukan bunga di depan kamar rawatku, dan tertera namaku di sana. Aku memutar bunga tersebut, mencari jika ada nama pengantar bunga ini.

Namun yang kutemukan hanya sebuah surat berwarna hijau muda. Aku langsung membukanya.

Hai, sudah berapa hari saya tidak mengirimimu surat? Baru sebentar. Saya dengar kamu sakit, cepat sembuh yaa.

Saya dengar kamu sedang patah hati, sebentar lagi saya akan menyembuhkannya. Saya dengar kamu benci kakak kamu, jangan, dia nggak salah dan kamu enggak boleh benci kakak kamu.

Jangan mikirin orang yang nggak sama sekali mikirin kamu, lebih baik kamu mikirin saya yang sudah pasti memikirkan kamu ha ha. Kamu mau tidak bertemu dengan saya? Kalau saya sih mau ketemu kamu, liat kamu dari dekat.

Sudah deh, suratnya nanti jadi cerpen kalau kepanjangan. Saya sayang kamu, Len:)

Tertanda
GF

Aku tersenyum membaca surat yang dikasih oleh GF, sedikit menghibur.

Sebenarnya siapa GF. Kenapa dia nggak mau nampakin wajahnya di depanku, kenapa harus melalui surat.

Semalam aku membicarakan tentang keinginanku. Mama dan Papa hanya bisa menuruti tanpa membantah, karena memikirkan kondisiku.

Lusa aku pergi dan aku berdoa semoga aku bisa bertemu dengan GF. Aku hanya ingin tahu siapa dia.

Tok-tok.

"Masuk," ujarku.

Aku tersenyum saat melihat Fernan yang datang.

"Hai, Len," sapa Fernan. "Bagaimana keadaan kamu?"

"Hai, Nan. Seperti yang kamu lihat," jawabku dengan tersenyum.

Fernan duduk di bangku yang ada di samping brankarku.

"Aku dengar kamu mau pergi, benar?" tanya Fernan.

Aku mengeryit bingung, "Kamu tau dari mana?"

"Mama kamu cerita tadi."

"Ah iyaa, tapi jangan bilang-bilang siapa-siapa dulu yaa. Masih aku rahasiakan soalnya," ucapku lalu terkekeh.

Aku memperhatikan wajah Fernan yang berubah, apa ada yang salah dari ucapanku?

"Fernan, kamu kenapa?" Dengan berani aku bertanya.

"Ah, gapapa kok. Ada enggak hal yang mau kamu lakukan sebelum pergi?" tanya Fernan.

"Apa yaa ... Ah iya aku mau bertemu dengan pengirim surat misterius," jawabku riang.

Wajah Fernan terlihat kaget, sebenarnya ada apa sih?

"Kamu mau ketemu dia?" tanya Fernan.

Aku hanya mengangguk.

"Besok kamu akan bertemu dengan dia."

****

Go Away [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang