15

11.7K 510 43
                                    

"SELYN.., BANGUN WOY . LO TIDUR ATO PINGSAN??"
"WOY KUTU KUPRET BANGUN"
Teriak Retha dan Tarra di pagi hari untuk membangunkan Selyn yang masih tertidur , padahal sekarang udah jam setengah 9 .

"Pantes ni anak sering telat"
"Lo juga ogeb."
"Tapi gue telat bukan karna bangun lambat nyet , cuman males aja bangun pagi-pagi . Godaan mau sekolah ya itcu" ujar Retha sambil menirukan Iklan .

"Korban iklan lo Ta ."
"Mending gue korban iklan , lah elo? Korban Php nya si Tedi"
"Udah jangan dibahas lagi , jadi keinget mukanya si Tedi Bear kan gue. Udah ah , kita cari udara segar aja di luar"

Retha dan Tarra pun keluar dari Tendanya lalu berjalan dengan tak tau arah dan tujuan yang pasti .
Seperti doi nya author yang gak tau arah dan tujuan yang pasti dalam hubungan ini , Author Butuh kepastian.
#eakkk Author sok Punya Doi.

"Boring Dah Gue Ta" ujar Tarra yang dari tadi mengerucutkan bibirnya karna sampai detik ini mereka belum menemukan ide kejahilan.
"Oh Dewa Jomblo Ngenes beri aku pencerahan" ujar Retha sambil mengadahkan kedua tangannya seperti hendak berdoa.

Manik Mata Tarra berbinar melihat Bu Betti dan Pak Betta yang sedang berduaan di pinggir aliran sungai , lantas dia langsung memberi kode kepada Retha dan

"DORRRR"

Karena terkejut badan Bu Betti oleng akibat kakinya yang sedikit tergelincir karna memang daerah pinggiran sungai agak sedikit licin.
Untung Pak Beta orang yang gesit , dia langsung menarik Bu Betti ke dekapannya , namun karna badan bu Betti lebih besar maka Pak Beta pun terjatuh dengan Bu Betti yang berada di atasnya .

"Suit Suiiittt"
"Seret Bu Betti ke penghulu sekarang Pak"

Bu Betti pun melirik Tajam ke arah Retha dan Tarra , seketika Retha dan Tarra berlari menghindari amukan Macan yang lagi PMS.

Setelah di kiranya agak jauh , mereka pun jalan seperti biasa dan kini tujuan mereka adalah untuk menjahili Selyn yang masih tertidur.

"Eh Ta , bay de we . Doa lo mujarab banget dah , langsung di jabah ae ama Dewa Jomblo Ngenes" ucap Tarra sambil terkekeh

"Itu sih Karna dimana ada kesulitan , di situ ada Jalan . Dimana ada Jalan , di situ ada kendaraan . Kalau Banyak kendaraan , gue jadi susah buat nyebrang , Di situ gue merasa .
Merasa apa Ya Ra??
Gue lupa Script nya , ah iya gue inget . Di situ gue merasa
Lelah" cerocos unfaedah Retha panjang Lebar , sedangkan Tarra yang mendengarkannya hanya melongo ,sungguh Ia memaklumi karna persahabatan mereka terjalin karna kesamaan memiliki otak yang Brillian Nan Absurd.

"Ta Ra ,Selyn Mana??"
"Kenapa juga nyariin Alien , mending Nyariin Gue" celetuk Tarra
"Emangnya ada perlu Apa Lan??"

"Ada yang mau di omongin" Ujar Dylan
"Masih Molor noh orangnya , bangunin gih Gue ama Tarra udah Capek Banguninnya"
"Tau Si Selyn tidur kayak Pingsan aja"

Setelah itu Dylan membuka tenda dan membangunkan Selyn dengan Cara menggoyangkan lengannya.
"Cck , Pergi sono Lu Kucrut . Ganggu gue tidur ae dari tadi" ujar Selyn sambil menarik selimutnya hingga menutupi kepalanya.

"Lah si ogeb , manggil Dylan kucrut" ujar Retha sambil terkekeh.
"Di kira yang bangunin dia kita kali" sambung Tarra

Dylan masih menggoyangkan lengan Selyn , lalu dia menarik Selimut yang Selyn pakai dengan harapan Selyn akan terbangun

"Please deh Kucrut Afrika , jangan pisahin gue sama Ni selimut karna kami saling mencintai" ujar Selyn dengan suara serak khas orang bangun tidur , sambil menarik kembali selimutnya dengan mata yang masih tepejam.

"Selyn bangun"

"Duh , suaranya kok kayak suara bebeb Dylan ya . Kacau nih Gue ngelindur" ujar Selyn masih dengan mata Terpejam.

"Gue emang Dylan Selyn"

"Mampus gue mampus , iler di mana-mana lagi" batin Selyn sambil mengelap mulutnya dengan selimut.
"Gak ada ilernya kok" ujar Dylan yang terkekeh melihat tingkah Selyn.

Selyn pun bangun dan duduk menghadap kearah Dylan

"Gue mau ngomong sebentar sama lo , berdua aja"
"Aziikk , pasti dia bakal nembak gue nih" batin Selyn

"Ah iya , yuk . Di luar aja ngomongnya"

Selyn dan Dylan pun berjalan dan duduk berdua di bawah pohon beringin yang rindang .

"Buset si Selyn , ngajakin cogan duduk berduan di bawah pohon beringin . Napa kagak sekalian duduk berduaan di kuburan" celetuk Retha .
"Tau tu , eh tapi pada ngomongin apaan ya serius amat gitu . Ato jangan-jangan , si Dylan mau nembak Selyn" ujar Tarra.

"Kagak ah , gue lihat tadi si Dylan kagak bawa pistol gitu"
"Bukan nembak kek begitu Curut , tapi Mengungkapkan perasaannya"
"Buset , kagak boleh jadi nih"
"Eh , inget gak pas di kafe . Siapa pun yang di pilih Dylan , kita harus terima."
"Ya , walau dengan berat hati"

"Woy , ngintipin apa?" ujar Putra yang tiba-tiba datang di tengah Retha dan Tarra yang sedang bersembunyi di balik pohon keladi.
"Diem KaPut , Ntar ketahuan"

Putra yang kepo pun juga ikut mengintip , apa yang menjadi bahan intipan Retha dan Tarra , setelah mengetahui apa yang menjadi bahan intipan tersebut , Putra mencekal tangan Retha dan Tarra untuk menjauh dari sana.

"Apa apaan sih lo Putra , sakit nyet tangan Gue"
"Tau ni KaPut , cemburu ya cemburu , jangan lampiasin ke kita dong. Lo kata Lo doang yang sakit hati, kita juga cuyy"

"Gue bilangin sama lo berdua, jauhin Yang namanya Dylan"
"Lah Nape , serah gue dong"
"Dia itu cowok gak baik"
"Kayak lo baik aja"

"Dia itu cuman mempermainkan lo bertiga aja karna dia udah punya..."
"Punya apa? , Pacar?? . Kalo pacar mah masih bisa putus kali" sahut Retha sebelum Putra menyelesaikan ucapannya.
"Ato punya tunangan ??"
"Kalo iya , masih lo ngejar dia"

"Beehh , Hahahahaha" Retha dan Tarra tertawa.
"Yakali , anak Sma udah tunangan . Kayak di Novel yang sering gue baca aja , di tunangin pas masih sekolah"
"Tau tuh si Putra ngelindur , ato jangan-jangan dia frustasi gara-gara Selyn sama Dylan , makanya dia ngejelek-jelekin Image Dylan . Emang lo siapanya Dylan ?? sok tau bener , Akrab aja kagak sama Dylan" Semprot Tarra.

"Dia itu .." jawab Putra terpotong oleh ucapan Retha
"Lagian ya sebelum janur kuning melengkung mah masih bisa di serempet" celetuk Retha
"Kalo udah melengkung pun , bakal gue gosok biar lurus lagi" Sahut Tarra

"Segitu Sukanya ya Kalian Sama Dylan" Sahut seseorang yang tiba-tiba sudah berada di belakang Retha dan Tarra , Putra yang melihat orang tersebut , pura-pura tidak melihatnya ntah karena dia takut atau dia memang malas menatap muka orang tersebut.
Retha dan Tarra pun menoleh ke sumber suara dan mendapati

.
.
.
.

Tbc
Semoga suka .
Hayo tebak , Si Putra bisa ngomongin Dylan gak bener karna apa??
Terus siapa yang tiba-tiba dateng terus nimbrung ke obrolan Retha , Tarra , ama Putra???

Troublemaker Girls [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang