"Nghh"
"Pelan-pelan mas"
"Iya, ini udah pelan kok"
"Ck, yang sabar kenapa. Tar kalo sakit gimana?"
"Ga sayang, kamu tenang aja ya. Percaya sama mas" ujar Satria sambil tersenyum manis, padahal dia memang begitu kesulitan dan menahan sakit.
"Itu lecet loh, ih siniin biar ku bantu" Retha menggapai tangan Satria dan membantunya melepaskan cincin yang tersangkut disana.
"Makanya, gaya-gayaan pake cincin akik. Gataunya malah nyangkut kek gini. Mas gendutan nih, olahraga sana" ujar Retha sakras, namun dengan telaten dia mencoba melepaskan cicin tersebut dari jari Satria.
"Bangke, gue berasa nonton ftv secara live. Tau gini mending gue nyusulin Tarra" celetuk Nugroho, ya memang sekarang Retha, Satria, dan Nugroho sedang berada di kantor Satria.
Awalnya Nugroho berniat ingin memberikan berkas-berkas kantor yang harus di tandatangani oleh Satria, namun nasib naas menimpanya. Dia disuguhkan pemandangan pasangan yang memadu kasih.
Sedangkan dia sendiri harus menahan rindu dengan LDR-an karena Tarra sedang mendapat tugas di Bali.
"Sirik aja lo"
"Biasa mas, Panu kurang belaian kasih sayang. Pawangnya lagi nugas" ujar Retha sembari terkekeh
"Anjir, masih aja lo manggil gue Panu. Tarra aja udah kaga, dia manggil gue sayang. Lo gamau manggil gue sayang juga?" tanya Nugroho dengan senyum manisnya.
Buughhhh
Alhasil bantal sofa mendarat sempurna didepan muka Nugroho.
"Ngajak ribut lo?" tanya Satria, sambil melingkarkan tangannya dengan posesif di pinggang Retha.
"Santai bro" ujar Nugroho sambil tertawa
"Gue ga bisa santai kalau itu menyangkut Retha" ujar Satria dengan suara yang sedikit meninggi.
Retha yang melihat itu hanya tersenyum penuh arti sambil menepuk-nepuk lembut pundak Satria untuk menenangkan. Ntah mengapa akhir-akhir ini Satria begitu sensitif jika itu menyangkut tentang dirinya.
"Sabar mas. Bang Nu bercanda aja kok." ujar Retha
"Maafin Mas Satria ya bang, doi emang rada sensi. Maklum, syndrome menjelang tunangan" ujar Retha pada Nugroho sambil tersenyum."Balik sono bang, besok kan mau ke Bali. Nemuin doi, sekaligus party nya bu Betti"
"Ah iya, gue duluan"
Sekarang tinggal lah Satria dan Retha yang berada diruangan itu.
"Marah nih mas?"
"Ga kok"
"Temenin aku yuk, ke kafe. Mau diskusi sama Selyn kado apa yang pas untuk bu Betti" ujar Retha lembut dan disetujui oleh Satria.
Dan disinilah Retha dam Satria, di tempat tongkrongan semasa SMA, Cafetaria.
"Mas ngado apa untuk Bubet?" tanya Retha penasaran karna Satria terlihat tak memusingkan masalah kado, berbeda dengan Retha, Selyn, dan Tarra. Mereka ingin memberikan kado yang spesial sangat seperti martabak bangka kesukaan Putra.
"Kasih cabang perusahaan?. Gimana?"
Bola mata Retha membulat sempurna seperti ingin meloncat dari singgasana nya, yang benar saja? Cabang perusahaan?.
"Yang bener mas?. Mending uang nya buat modal kita honeymoon. Eh"
"Honeymoon-honeymoon. Nikah dulu sayang, ga sabar ya mo bikin Satria-Retha junior"
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker Girls [REVISI]
ChickLit1) Aretha Nizellia 2) Selyna Venelica 3) Tarra Angela Purba