Elliptical Sun #2 (End)

552 73 5
                                    

"Bus ini menuju Seoul!"

Seokjin telah memantapkan hatinya untuk kembali ke Seoul. Kini ia tengah duduk disalah satu kursi bus yang akan membawanya menuju Seoul.

Empat jam perjalanan yang ditempuh, Seokjin pun tiba dirumah lamanya.

'Seharusnya masih ada yang tertinggal' Batinnya.

Tanpa berlama-lama lagi, Seokjin pun segera masuk ke dalam rumahnya dan mulai mencari sesuatu yang dapat membantah gosip murahan itu.

"Buku kesehatan ibu dan anak?" Gumamnya seraya membuka buku yang ada di genggamannya yang semula berada dalam laci lemari. "Keunde kenapa punya Namjoon tak ada?"

"Ah alamat Eomma." Gumamnya lagi kala menemukan kertas lain di laci lemari tersebut. Seokjin pun meraih tiga amplop lainnya yang ada dalam lemari tersebut dan menyimpannya.

Keesokan harinya

"Hyung kemarin kemana?" Tanya Namjoon. Saat ini Namjoon dan Seokjin tengah membuat pr bersama.

"Ah temanku ingin main ke Seoul dan memintaku untuk menemaninya." Jawab Seokjin sekenanya.

"Aku mengkhawatirkanmu Hyung. Kenapa kau tak mengangkat telpon dariku?"

"Mianhae Namjoon-ah. Ponselku kehabisan baterai." Cicit Seokjin seraya membereskan bukunya. "Aku sudah selesai. Aku masuk ke kamar dulu, eoh?" Gumam Seokjin seraya berlalu ke kamarnya meninggalkan Namjoon yang masih berkutat dengan buku tugasnya.

"Sudah berkali-kali ku katakan di telepon. Buang saja anak yang entah ada hubungan darah atau tidak dengan suamimu itu. Bawa Seokjin saja ke desa."

Itu surat dari orangtua Eommaku.

Ternyata Namjoon bukan anak Eommaku.

Aku percaya Namjoon.

Hubungan kami takkan rusak hanya karna permasalahan seperti ini.

Keunde kalau kami tak ada hubungan darah sama sekali, berarti kami-

Orang lain.

Hari ini kelas Namjoon dan Seokjin belajar panen padi di sawah.

"Namjoon-ah kita akan belajar panen padi bersama kan?" Tanya Seokjin. Namjoon tersenyum seraya mengangguk.

"Hum kita kan sudah berjanji akan selalu bersama Hyung." Jawabnya seraya menggenggam tangan Seokjin erat.

Aku ini aneh.

Kenapa aku tak menyadarinya sejak dulu?

Eommaku selalu bersikap pilih kasih padaku dan Namjoon.

Flashback on

"Namjoon-ah kau kenapa?" Tanya Seokjin kala melihat wajah dongsaengnya biru-biru. "Apa jangan-jangan eomma me-"

"Kwaenchanha Hyung. Aku hanya terjatuh tadi." Jawabnya seraya menyengir lebar pada Seokjin.

.......

PRAAAANG

"Aigoo Eomma kenapa Eomma pukul Namjoon? Bukankah sudah kubilang untuk tak memukulnya lagi?" Protes Seokjin pada ibubya yang tengah memukuli Namjoon karna Namjoon tak sengaja memecahkan vas bunga kesayangannya.

Seokjin menangkup wajah Namjoon dengan raut wajah khawatir.

"Kwaenchanha?" Tanya Seokjin. Namjoon hanya mengangguk. Ia menggenggam tangan Seokjin yang berada di pipinya.

"Aku yang salah Hyung. Aku pantas mendapatkan ini." Ujarnya.

"Tapi tetap saja." Seokjin menatap tajam ibunya. "Eomma apa hanya karna benda itu pecah Eomma memukulinya? Bagimana jika Namjoon mati? Apa vas bunga itu lebih berharga dari anakmu sendiri eoh?"

Heartbeat (NamJin Fictions)Where stories live. Discover now