01. Alvaro Derovano

580K 14.1K 1.5K
                                    

"Nggak usah repot-repot, tinggal jadiin saya menantu Ibu, itu udah jadi hukuman paling tepat buat saya."  - Alvaro Derovano

***

Suasana kamar bercat dark-grey milik laki – laki berumur 17 tahun ini masih terlihat sunyi. Dia bernama Alvaro Derovano. Sudah pukul delapan pagi, ia masih terlelap dalam mimpi, akibat aktivitasnya semalam.

Dengan keadaan shirtless, Alvaro masih asik terlelap dengan posisi telungkup. Kemudian dirinya merubah posisi menghadap jendela kamarnya. Sinar matahari sudah menerobos masuk melalui celah jendela. Gorden indah itu dibuka paksa oleh Bi Ijah karena anak majikannya tak kunjung bangun.

"Den, Al! Bangun sudah siang," ucap Bi Ijah sambil menepuk pelan punggung kokoh Alvaro secara berulang-ulang.

"Hmm," sahut Alvaro masih dengan mata terpejam, Alvaro bangun dan bau alkohol menyeruak ke indra penciuman Bi Ijah yang merupakan Asisten Rumah Tangga keluarga Derovano. Bi Ijah bahkan sudah berkerja selama kurang lebih 20th dirumah ini.

Begitulah Alvaro setiap paginya selalu susah bangun karena aktivitasnya semalam. Setiap malam, kerjaannya hanya pergi ke kelab ataupun balapan. Terkadang ia juga tidak pulang kerumah melainkan ke basecamp-nya.

Alvaro sudah siap dengan seragam sekolahnya yaitu SMA Perwira. Rambut potongan model layered undercut ini masih terlihat sedikit basah karena habis keramas. Alvaro memasang Casio Edifice pada pergelangan tangannya.

Lalu ia memakai jaket kebanggannya yang dibagian punggung terukir lambang huruf G serta disatukan dengan sayap yang gagah di sisi kanan dan kirinya. Kemudian segera menyambut kunci motornya yang berada diatas nakas serta menyampirkan tas berwarna hitam di bahu kanannya. Alvaro menuruni anak tangga satu persatu rumahnya buru-buru karena sudah terlambat satu jam.

"Den? Ndak sarapan dulu toh?" Tanya Bi Ijah.

Langkahnya terhenti ketika Bi Ijah bertanya. Alvaro menoleh, "Nggak, Bi. Al kesiangan." ujarnya dingin.

Tanpa mendengarkan balasan dari Bi Ijah Alvaro langsung saja keluar dan menuju garasi rumahnya untuk mengambil motor dan berangkat ke sekolah

***

SMA Perwira.

Ninja Hijau 250 milik-nya memasuki gerbang dan menuju parkiran. Baru saja menurunkan standar motornya dan melepas helm, kini Alvaro merasa sedang diamati pergerakannya.

Alvaro turun dari motornya lalu tepat pada jarak dua meter seorang wanita paruh baya menatapnya tajam sambil berkacak pinggang, siapa lagi kalau bukan guru kesayangannya, Bu Rere. Bu Rere memiliki tubuh gempal namun dimata Alvaro tetap seksi.

"ALVARO DEROVANO!"

"INI SUDAH JAM BERAPA?! KAMU PIKIR INI SEKOLAH MILIK NENEK MOYANG KAMU APA?!" teriak Bu Rere hingga wajahnya memerah.

"Sttt..., Bu. Jangan keras-keras, yang lain kan lagi pada belajar, nanti mereka terganggu sama suara Ibu gimana?" kata Alvaro sambil menyugar surainya kebelakang.

"Saya tau saya ganteng, tapi Ibu nggak usah terpesona gitu," ucap Alvaro lembut.

"Kamu tuh ya! Setiap hari kerjaan-nya telat terus, bikin masalah terus. Saya tuh capek Alvaro, setiap hari harus teriak – teriak seperti ini, belum lagi bingung harus memberi kamu hukuman apa, karena kamu sudah terlalu sering membuat masalah," murka Bu Rere kepada Most Wanted Perwira ini.

Penampilan Alvaro juga sudah membuat Bu Rere pusing tujuh keliling karena anak itu tidak pernah rapi dan selalu tampil urakan. Belum lagi celana abu-abunya yang terlihat pas dan selalu bolong dibagian lutut sebelah kanan akibat tersundut rokok.

AldaraWhere stories live. Discover now