"Lo suka ya sama, Dara?"
***
Sehabis mengantar Dara pulang Alvaro melajukan motor Ninja Hijau 250 kesayangannya dengan kecepatan sedang menuju ke warung Mang Asep yang merupakan markas anak – anak Galestro dari berbagai sekolah.
Warung Mang Asep terletak tepat berada di belakang sekolah dekat Lapangan Merah. Alvaro sudah sampai dan memarkirkan motornya dideretan pekarangan Warung Mang Asep, dan dari jauh pun memang sudah terlihat beberapa motor milik teman-temannya.
"Woah, bos! Gimana nih rasanya abis nganter Dara?" celetukan tersebut keluar begitu saja dari mulut Agil. Ya memang sahabatnya yang satu ini paling senang meledeknya. Sambil ber-highfive dengan Alvaro, Agil lalu memberi ruang untuk Alvaro duduk disebelahnya.
"Gimana? Dapet nomornya gak?" tanya Okan.
"Gue cuma nganter dia aja, kasian kalo pulang sendiri." balas Alvaro cuek dan duduk dikursi samping Agil.
"Yaelah, Kan. Lo kayak gak tau Alvaro aja, pasti dapet yakan Ro?" Tanya Aldi memastikan.
"Gak." Ujarnya singkat sambil dengan santainya meneguk jus Mangga milik Agil sampai setengah gelas.
"Astaga, Bos! Itu jus baru gue pesan dan belum gue minum sama sekali!" gerutu Agil sambil memasang muka kesal, yang Alvaro sama sekali tidak ingin melihatnya.
"Tinggal pesan lagi nanti gue yang bayar, apa susahnya sih Gil?" kata Alvaro santai lalu memantik rokoknya.
"Serius nih, Bos? Ntar lo bohongin gue lagi." Ragu Agil. "Neng gak bisa dibohongin gini terus bang. Neng capek." jahil Agil sambil menirukan gaya mas bencong yang suka lewat depan Warung Mang Asep.
"Geli anjing, homo lo!" ejek Aldi.
"Udah langsung pesen aja Gil cepet, keburu Alvaro berubah pikiran." kata Aldi sambil menyuap indomie goreng yang baru saja ia pesan tadi.
"Lo suka ya sama, Dara?" tanya Okan random secara tiba-tiba kepada Alvaro sambil mendelik dan mengepulkan asap rokok dari mulutnya.
"Gak," balas Alvaro cuek.
"Awas Bos, ntar kemakan omongan sendiri gimana?" ejek Agil lalu menyuap indomie kuahnya yang lagi-lagi harus berhutang kepada Mang Asep.
"Iya Ro, lagian cantikan Dara daripada Dinda," kata Okan.
"Yaelah, Dinda mah ketahuan. Kalau dia udah dicobain sama anak Galestro." ungkap Aldi dengan wajah serius.
"Termasuk lo?" balas Alvaro yang sangat menjurus sehingga membuat Aldi bungkam. Aldi memang sering kepergok dengan Dinda berduaan dikelas ataupun di Warung Mang Asep, entah sedang apa mereka yang jelas Alvaro tidak mau tau.
Bandel – bandel gini, Alvaro tidak pernah yang namanya main cewek. Apalagi menggoda siswi Perwira, bukan kebiasaannya. Malahan yang ada, Alvaro-lah yang sering digoda oleh seluruh murid perempuan di Perwira.
Warung Mang Asep memang sudah menjadi tempat berkumpulanya seluruh anggota Galestro sejak lama, dari masa ke masa Galestro memang terkenal sebagai perkumpulan paling ditakuti dari mulai masa kepemimpinan Bara ketua Galestro yang dulu, Arga lalu hingga sekarang posisi itu sudah tergantikan oleh Alvaro.
***
Saat ini Dara sedang santai duduk disofa ruang tamu sambil menonton drama Korea favoritnya dan tak lupa memakan coklat kesukaannya. Adara Adriana tidak takut gendut. Terbukti berat badan Dara tidak naik dan tidak turun dalam kurun waktu dekat, padahal ia sering makan coklat. Apalagi kalau Dara sedang galau-galaunya stok coklat dirumahnya bisa ludes seketika.
Rumahnya terlihat sepi. Itu yang menggambarkan keadaan rumah besar nan mewah milik Dara. Sekarang dirumahnya kini hanya ada Bi Inah – Mang Ujang – dan dirinya sendiri.
"Non, Nyonya barusan telepon, katanya tadi Nyonya hubungin Non Dara ndak diangkat," kata Bi Inah yang sekarang sudah ada dihadapan Dara sambil memegang gagang telepon rumahnya.
"Bilang aja Dara lagi nggak dirumah, Bi." balas Dara yang masih mengunyah coklat-nya.
"Tapi, Non?"
"Udah deh Bi, Dara nggak mau ngomong sama Mama. Bibi aja," murka Dara lalu kemudian ia menekan tombol off pada remote tv-nya dan melangkahkan kakinya menaiki anak tangga satu persatu.
"I–Iya, Non." balas Bi inah dan langsung berbicara kembali pada Nyonya-nya lewat telepon sambil melangkah menuju dapur.
***
GIMANA CHAPTER 03 NYA?
FOLLOW INSTAGRAM
MARSITAAS
FORKYWOODYWATTPAD
SEE YOU NEXT CHAPTER!
YOU ARE READING
Aldara
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] (Karakter, tempat dan insiden dalam cerita ini adalah fiksi) Hidup seorang remaja laki-laki yang menjabat sebagai Ketua Galestro itu awalnya kelam, seperti menutup semua celah cahaya yang menerobos masuk. Alvaro Derovano, la...
