t i g a

2.2K 126 20
                                    

Di sekolah..

"Hoi Fizi! Gimana nih? Jadi nggak entar sore ke mcd?" Tanya Upin

"Ooh jelas lah! Jadi dong! Nothing is cancel cancel-an didalam kamus kehidupan Park Fiziyeol!" Jawab Fizi

"Iya zi! Iyaa.. Apa kata lo deh! Yang penting lo senang, terus gue dapet pahala nyenengin anak orang, terus gue masuk surga" Upin meng-iyakan perkataan Fizi.

"Hehehe" Fizi nyengir

"Fizi? Kamu punya pulpen nggak?" Tiba tiba Susanti menghampiri Upin dan Fizi yang sedang berbacot bacotan tadi. Seketika Upin membatu, karena doi yang ia kejar sejak dulu berada dekat dengannya

"Oh, ada dong!" Jawab Fizi

"Oh yaa?" Susanti tersenyum sumigrah "Aku boleh pinjem nggak?" Tanya Susanti lagi, dengan suara yang di imut imutkan

"Boleh kok" Jawab Fizi ramah

"Mana? Sini!" Susanti tidak sabaran

'Idih, udah minjem nggak tau diri lagi.. Untung sayang, kalo enggak...' Upin membatin

Fizi membongkar bongkar tasnya, kotak pensilnya, bajunya, celana nya, bahkan sempak nya pun diperiksanya. Namun nihil, pulpennya tidak ada

"Yahh, Susanti.. Maaf yaa, ternyata pulpen gue ketinggalan di rumahnya Ehsan" Fizi berbohong. Fizi mah gitu orangnya, suka bohong. Padahal udah jelas kalo dia nggak punya pulpen samsek. Masih aja sok sokan bilang punya. Biasanya pun dia hanya nyolong dibawah laci meja milik Leo,anak kelas sebelah.

"Yahh, gitu ya? Yaudah deh nggak usah aja" jawab Susanti lesu

Upin terus memperhatikan Susanti.
'Kok aneh ya? Tadi pas dateng kesini, Susanti keliatannya semangat banget, kayak pas malem pertama.. Tapi kok sekarang berubah kayak gitu sih? Apa jangan jangan??... Ah! Jangan mikir yang enggak enggak pin!' Upin Menggeleng gelengkan kepalanya

"Pin? Upin? Lo kenapa geleng geleng gitu? Udah kayak sapi aja wkwk!" Fizi ketawa. Nggak tau kenapa? Mungkin kebanyakan nonton iiiiiihhhhhhh seremmm:v *betul ngga sih tulisannya wgwg

"Susanti.. Upin punya pulpen tuh!" Fizi berhenti tertawa "pulpen dia mah banyak banget! Bahkan ada yang satu pulpen tintanya warna warni! Bhahahah!!!" Kata Fizi memberi tahu Susanti sambil tertawa. Lagi lagi ketawa, nggak ngerti mah gue sama si Fizi.

"Ooh, gitu yaa.. Hahaha" Susanti tertawa kecil. Bahkan kalau tidak disadari pun akan ketahuan bahwa itu adalah tawa yang sangat tidak ikhlas

'KRAK!' Hati Upin seketika pecah berkeping keping kayak kapal titanic pas denger Ketawa Susanti yang terdengar tidak ikhlas.

'Sakit hati gue njing:')' -Upin

"Upiiinnn! Bangsat ya lo! Maen tinggal tinggal aje! Lu kira grab murah ape hah!?" Teriak Ipin tiba tiba datang menghampiri Upin, Fizi, dan Susanti.

"WOI Gubluk ya lo!? Ngga liat apa daritadi gue udah konsen baca nih novel!!?" Mei Mei menyodorkan novel yang ada ditangannya, berniat menunjukannya kepada Ipin. Kan nggak asik pas sedang asyik asyiknya membaca novel nc terus keganggu karena teriakan seorang makhluk yang bernama Ipin.

Selera Mei Mei mah sekarang yang nc nc an broh wkwk. katanya biar tau gimana cara naklukin suami pas anu behahahaha╮(╯▽╰)╭

"Bacod ah! Gue kan baru aje dateng!" Ipin membentak Mei Mei karena sedang dilanda kekesalan yang sangat memuncak akibat perbuatan Upin tadi. Ia tidak sadar dengan apa yang dia lakukan dan dia tidak tahu kalau sekarang Mei Mei sedang ketakutan.

Ya, Mei Mei sangat takut jika ada yang membentaknya. Jika ada yang membentaknya, maka Mei Mei akan merasa sangat bersalah walaupun itu adalah bentakan yang tidak disengaja.

Semuanya bermulai pada saat Mei Mei masih berumur 4 tahun. Kala itu, Mei Mei bermain monopoli dengan Ara. Ara adalah teman bermain Mei Mei saat masih kecil, dia berasal dari pada jaman dahulu. Eh gak deng! Maksud gue Dia dari film Pada Jaman Dahulu. Itu loh yang adeknya Aris:v

Untuk anak seumurannya, Mei Mei tergolong sebagai anak cerdas pada usianya yang masih muda. Bagaimana tidak? Dia saja sudah bisa bermain monopoli!. Eh! Bukan LGR loh yaa! Dia mainnya yang monopoli tradisional gituh. Yang dadunya diguncang guncang.

Mei Mei awalnya tidak menyukai permainan itu karena menurutnya, permainan itu tidak seru sama sekali. Namun, sayangnya terkadang mulut tidak bisa diajak kompromi. Mei Mei pun menyukai permainan itu setelah melihat betapa kerennya Aris, kakak Ara bermain permainan itu.

Saat itu, Mei Mei memang menyukai Aris. Entah itu hanya rasa kagum atau apa lah, yang jelas Mei Mei menyukainya karena Aris memainkan permainan itu.

Entah siapa yang goblok?

Mei Mei atau yang baca?(」゚ロ゚)」

Entahlah! Orang tadi gue ngetik entahlah kok! Auk ah! Gue jodoh baejin! Titik!.

Iyain aje! Gue liatin lo!.

•••••

🚩🚩🚩

tbc woi

[aBCDefghijklmn]

-istrikimjoonmyeona.k.asuho!-

Upin IpinWhere stories live. Discover now