Chapter 3 : Wanita Itu

36 3 0
                                    

Wanita Itu?

Rintik hujan diluar masih terdengar hingga ke kamar. Menembus celah-celah sempit seolah ingin menyampaikan sesuatu ia masuk. Hujan selalu bisa membuat seseorang merasa tenang. Dingin. Zaki terbaring di kasur terbalut selimut. Menatap kosong keluar jendela. Kalian percaya, hujan selalu berhasil menghipnotis setiap orang yang mendengarnya. Zaki terbawa suasana. Hening.

~~~~~~
Byur.... seseorang telah membuat baju nya basah sekarang. Beberapa buku diatas meja pun terpaksa harus dikeringkan karena tersiram beberapa gelas minum yang tak sengaja ditumpahkan seorang pelayan wanita di cafe itu.
"maaf mas.." dengan terbata-bata pelayan tersebut membersihkan buku diatas meja Zaki.
"iya..iya gak apa-apa.." Zaki mengelap tubuhnya.
Seseorang dari belakang tak sengaja menabrak pelayan itu sehingga membuatnya terdorong dan memeluk Zaki. The first time nih setelah hampir satu tahun Zaki tak pernah berpelukan dengan cewek. Zaki berdegup. Aneh! Wanita itu hanya seorang pelayan yang tak sengaja mempengaruhi mood baiknya pagi ini tapi berhasil membuat jantungnya berdegup kencang. 'Sial! Efek kelamaan jomblo' batin Zaki.
"Mbak..mbak" Zaki menyadarkan wanita itu. Cukup lama mereka larut dalam suasana yang sering digambarkan dalam adegan romantis film-film saat pertemuan pertama dan berakhir pada kebahagiaan. Apakah Zaki akan merasakanya juga? Pikiranya sudah mulai ngelantur sekarang. Pelayan itu tiba-tiba saja menjadi bisu. Pergi tanpa sepatah katapun....
Pantulan cahaya terpancar masuk melui jendela kamarnya, beberapa yang lainya mencoba masuk melalui celah ventilasi dinding. Sayup-sayup Zaki membukakan matanya. Ia tersadar kejadian yang baru saja ia alami hanyalah buah tidur semata. Nampaknya ia terlalu terhanyut dalam mimpinya semalam sampai membawanya kepada....
"Shit! Jam berapa ini!" zaki melotot melihat jam yang tergantung di dinding menunjukan pukul sembilan pagi. Tanpa mandi ia mengganti pakaianya dan bergegas ke kampus.

o0o0o

Kegaduhan suasana kampus tak mempengaruhi suasana hati Zaki. Ia masih memikirkan mimpinya semalam. Ia merasakan ada yang aneh dengan mimpi itu, baginya mimpi itu terasa sangat nyata. Namun sejatinya mimpi ya hanya sebuah mimpi yang tidak akan pernah menjadi nyata. Zaki masih berharap.
"Gimana skripsi loo udah nyampe mana?" tanya Wildan
"Ada nih, udah gue revisi lagi. Nanti siang rencana nya gue mau nemuin pak Tio."jawab Zaki lesu.
"Gue yakin pasti di coret-coret lagi haha" Wildan mengejek sahabatnya.
"Sialan lo!"
"Nanti malam ngerjain bareng yuk"
"Di rumah lo ya" tiba-tiba Zaki semangat.
"gak gak gak! Kalo lo kerumah gue yang ada bukan ngerjain tugas tapi gangguin kakak gue kan lo" Wildan menolak. Ia tahu betul kebiasaan sahabatnya itu. Sudah berapa kali mereka membuat janji untuk mengerjakan tugas bersama dirumah Wildan. Tapi yang ada Zaki malah sibuk menggoda kakak Wildan.
Lelaki mana yang tidak tertarik dengan paras yang dimiliki oleh kakak Wildan. Kalo diibaratkan benda kakak nya Wildan itu seperti sebuah gelas yang biasa digunakan pada saat acara pernikahan atau sejenisnya. Putih, tinggi, langsing, body nya yang smelehoi seperti biola spanyol, ini kenapa Zaki tergila-gila dengan kakak nya Wildan.
"kali ini gak bakal. Serius!" Zaki meyakinkan.
"Awas lo ya! Kalo sampe lo ngerecokin kakak gue. Abis lo!" Wildan mengancam.
Zaki tersenyum. Dalam sekejap saja bayangan wanita yang ada didalam mimpi Zaki itu muncul kembali. Siapa dia? apakah dia nyata? Zaki terdiam.

o0o0o

Hari yang melelahkan. Setelah kesiangan, dihukum ibu Neni, kemudian dicoret-coret lagi tugas akhir nya oleh pak Tio benar seperti dugaan Wildan, lalu apa lagi yang akan terjadi hari ini. Zaki termenung. Rasanya dulu semasa pertama-tama ia masuk kuliah tidak seperti ini. Sangat menguras otak. Sudah berapa kali ia mengajukan tugas akhir mata kuliah ekonomi ke pak Tio dan selalu saja ada yang salah. Entah itu penulisanya, tanda bacanya, paragrafnya atau apalah-apalah itu.
Zaki mencoba mencari-cari buku yang ada di rak buku ayahnya. Siapa tahu ia bisa mendapatkan referensi lagi untuk menyelesaikan tugas nya dan kalau ia beruntung siapa tahu nanti di rak buku itu ada sebuah bekas skripsi yang sama dengan penelitianya yang tidak tahu milik siapa dan bisa ia gunakan untuk skripsinya. Zaki bersemangat.
Tidak ada. Nihil. Sepertinya semua buku yang ia cari di rak tersebut sudah pernah ia baca semua. Ia kembali ke kamar.
Ketika kamu sudah mulai lelah dengan apa yang seharusnya sudah menjadi tugas mu apa yang akan kamu lakukan? Berhenti? Menyerah? Atau terus berjuang sampai lelah itu terbayarkan dengan keberhasilan? Dan untuk pilihan yang terakhir sangat berat bagi Zaki. Rasanya sudah cukup ia berjuang selama ini. Mati-matian dalam tiga bulan ini untuk mendapatkan ACC dari pak Tio, tapi pada akhirnya sampai sekarang belum juga ada titik terang dari pak Tio. Fix pak Tio punya dendam pribadi dengan Zaki.
Ia menghempaskan tubuhnya ke ranjang.
"Kak, makan dulu. Udah waktunya makan siang" suara mama memanggil terdengar dari depan pintu kamar.
"Bentar ma, Zaki belum laper" Jawabnya dengan mata memejam.
"Nanti kamu sakit kalo gak makan kak"
"Iya ma bentar lagi, dua menit lagi" Zaki masih tak membuka matanya. Rasa kantuk bercampur lelah menjadi satu dalam diri Zaki siang ini.
"Mama tunggu dibawah ya" Zaki tak menjawab ia tertidur.........

~~~~~~
"Jalan pakai mata dong!" cibir wanita itu kesal sembari membereskan bukunya yang berserakan di tangga.
Beberapa detik yang lalu Zaki menabrak seorang wanita di tangga kampus nya. Berkat mimpi nya semalam ia menjadi tidak fokus hari itu. Zaki meminta maaf berulang-ulang kepada wanita itu, namun wanita itu tetap saja mengomeli Zaki habis-habisan.
"Telat kan gue jadinya gara-gara lo!
"Ngerusak mood orang aja
"Harusnya gue udah nyampe dikelas sekarang!" wanita itu tak berhenti mengomel. Selesai membereskan bukunya yang terjatuh di tangga ia langsung bergegas ke kelas meninggalkan Zaki.
Astaga.... mata Zaki seperti mau lepas. Mulutnya menganga sekarang. Wanita itu.. Bukanya wanita itu adalah wanita yang ada didalam mimpi Zaki semalam. Wanita yang tak sengaja menumpahkan minumnya ke baju Zaki, meminta maaf lalu memeluknya dan pergi tanpa sepatah katapun. Dan sekarang wanita itu hadir lagi menjadi seseorang yang sensitif, kasar, dan galak. Zaki hampir tak bisa berkata-kata dibuatnya.
Dua kali wanita itu hadir di mimpi Zaki dan jika sekali lagi wanita itu muncul lagi dalam mimpi Zaki maka Zaki akan benar-benar gila dibuatnya. Wildan datang. Heran melihat sahabatnya yang mematung di bawah tangga.
"Zak..zaki..." Wildan melambai-lambaikan tanganya di depan wajah Zaki.
"Zak..." ~~~~~~
"Zaki, den Zaki....DENNNN ZAKII....!!!!" teriak bibi mengagetkan Zaki. Zaki terpental dari kasurnya. Jantungnya mau copot sekarang. Bi Idah yang latah pun juga kaget sehingga meloncat dari kasur dan bersembunyi di bawah meja belajar Zaki. Suara keras bi Idah membuyarkan mimpinya.
"Shhh...ghh.." Zaki ngos-ngosan. "ada apa sih bik? Ngagetin Zaki aja. Untung Zaki gak sampe jantungan. Kalo Zaki jantungan gimana coba?" Zaki mengatur napasnya.
"Anu..hee... maaf den. Bibi disuruh mama aden buat bangunin aden. Katanya disuruh makan siang dulu." Bi Idah masih terdiam di tempatnya.
"Terus ngapain disitu?"
"Hee,, aden sih ngagetin bibi" jawab bi Idah sambil berdiri. Kakinya bergemetar.
"Yang ada aku malah yang kaget. Yaudah iya habis cuci muka Zaki keluar"
"Oke den. Apa mau bibi anterin ke sini makananya?"
"Gak usah bi, Zaki aja yang keluar"
"Yaudah kalo gitu bibi permisi dulu den" bibi meninggalkan Zaki di kamar. Selangkah keluar dari pintu kamar Zaki memanggilnya lagi.
"Bii.. bawain kesini aja makananya Zaki lagi males keluar kamar" ujar Zaki yang kembali merebahkan tubuhnya di tempat tidur.
"oh iya den" bi Idah bingung.
Zaki semakin penasaran sekarang. kenapa Wanita itu hadir berturut-turut dalam mimpinya. Dan ketika wnaita itu hadir rasanya seperti nyata. Karena dua sifatnya yang berbeda setiap kali muncul didalam mimpi Zaki membuat Zaki semakin penasaran. Siapa wanita itu?

o0o0o

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 07, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang