[12]

2.6K 288 2
                                    

Sekedar info,
'Ngelunakin yang keras itu susah-susah gampang ternyata!'

***

Niat awal Sasuke adalah kembali ke asrama, bergelung dengan selimut, lalu mengintip dengar suara Naruto dibalik dinding. Tapi itu niat awal, ya. Ni-at a-wal. Sekarang Sasuke melangkah entah kemana, pikiran kosong membuat kakinya bergerak sendiri.

Sebenarnya, pikiran Sasuke tidak terlalu kosong, hampir seperti ingin meledak malah. Entah kenapa Sasuke terusik kata - kata Madara yang terkesan seperti memanas - manasi sesuatu.

Bila dipikir - pikir lagi, Sasuke rasa sikapnya memang kekanak - kanakan; marah karena dibohongi. Tapi Sasuke 'kan memag seperti itu. Sasuke tidak suka, benci dibohongi. Karena bila seseorang membuat satu kebohongan, makan akan butuh seribu kebohongan untuk menutupinya. Jadi, jika seseorang sudah mulai membohongi Sasuke, itu tidak akan terjadi sekali karena butuh sesuatu untuk menimpuk itu.

Jadi, ya seperti itu, lah. Sasuke sendiri juga tengah bingung dengan dirinya sendiri.

Bermenit - menit lamanya Sasuke berjalan, tanpa terasa ia telah berada di taman Desa Konoha. Tempat yang begitu asri dan indah namun kini jarang di kunjungi warga karena masyarakat yang sudah terlalu sibuk untuk sekedar bersantai. Di taman itu, ada sebuah ayunan. Berayun kesana kesini terbawa angin kencang. Sasuke memasukan kedua tangannya ke dalam saku mantelnya kemudian berjalan ke arah ayunan itu. Sasuke menghembuskan napas, kepulan asap putih menyeruak dari sana.

Sasuke mengmeberhentikan ayunan itu sebelum mendudukinya. Di ayunkannya pelan ayunan itu menggunakan kakinya.

...

"Woah, Kitty, jangan berlari!"

Sasuke mengejar Kitty yang berlari di depannya dengan ke empat kaki mungil--tidak ada waktu untuk mengagumi, oke.

Kitty menoleh sebentar, meoongg.., ggrr--hatci!

Sasuke kecil terkekeh sejenak ketika Kitty bersin dengan suara lucu. Sasuke segera membawa Kitty ke dekapannya, "Sudah kubilang jangan berlari, sangat dingin disini," ujar pemuda raven itu.

Lagi - lagi Kitty hanya menjawab dengan suara lucu, hatchi!

Sasuke terkekeh lalu mengeratkan pelukannya pada tubuh Kitty. Di usapnya bawah dagu kucing itu hingga membuatnya menggeram nikmat pelan.

Sasuke kecil sedang menikmati hari sore berangin bersama kucing kesayangannya. Berjalan santai entah kemana, yang penting jalan. Muehehe. Tanpa mereka sadari, mereka telah berada di taman, tempat ke sekian yang menjadi favorit Kitty --tentu asrama, rumah pohon, dan Sasuke yang berada di peringkat teratas sebagai tempat terfavorit.

Kitty menyandarkan kepalanya di lengan Sasuke. Sasuke berjalan ke arah sebuah ayunan yang ada di sana. Ketika Sasuke duduk di sana, Kitty langsung di lepaskan di pahanya. Ayunan itu berayun pelan.

Kitty dengan nyaman bergulung menghadap perut Sasuke, bahkan pucuk kepalanya memang menyentuh pusar Sasuke. Sasuke menunduk; tertawa pelan kemudian mengelus punggung Kitty.

"Teruslah menyusup ke sana hingga berakhir di dalam bajuku." Terdengar geraman pelan.

Sasuke kecil sedang memakai kaus biasa, namun di balut dengan mantel berkancing. Semakin lama, Kitty semakin masuk ke dalam mantel guna mencari kehangatan.

..

"Aku merindukanmu, Kitty.."

Sasuke melirih pelan, layaknya berbisik.

"Woah, Naruto, jangan berlari!"

Sasuke sontak menoleh ketika mendengar itu, ia mencari asal sumber suara. Ketika menoleh ke arah kirinya, ia menemukan seorang pemuda blonde sedang berlari main - main bersama pria dewasa yang sedang mengikuti di belakang dengan langkah tenangnya.

"Cepatlah, Paman Madara!" seru Naruto.

"Cepat, cepat," Paman Madara bergumam mengejek, "--memangnya ada apa kau ingin cepat - cepat?" tanya Paman Madara.

"Ada Sasuke!" Naruto menjawab sumringah, "--ramennya keburu dingin, nanti Sasuke tidak mau, bagaimana?! Ayo cepat!"

Sasuke di sini mengerjap. Tanpa aba - aba, kedua ujung telinganya memerah. Ish! Jantung Sasuke berdegup kencang. Sasuke kena struk--eh! Dan, detik berikutnya, tubuhnya seolah melayang dan kakinya bergerak sendiri. Sasuke segera berlari menuju asrama, entah kenapa.

Ayunan itu bergerak kencang akibat itu, lalu mulai melambat..

--

Sasuke sampai di asrama panti dengan napas tersenggal, putus dua kali, ngos - ngoson, dan dada kembang kempis. Sasuke datang lebih dulu dibanding Naruto. Hanya berselisih sedikit. Terdengar suara Naruto yang khas di belakang tubuhnya. Tangannya yang gemetar mencari kunci pintu di saku mantelnya, makin bergetar.

"Sasuke-kun!" panggil Naruto. Sasuke hanya melirik selintas. Naruto cemberut, "Sasuke-kun-san-sama-chan-say--" Hmp!

"Ada apa?" Sasuke akhirnya bertanya, dengan nada ketus.

Naruto mengangkat kedua tangannya yang memengan kresek putih, "Untuk Sasuke-kun," kata pemuda dengan kumis kucing di pipinya itu.

"Apa itu ramen, maaf aku tidak suka ramen," cerocos Sasuke. Naruto menyernyit, Sasuke hebat dapat menebak dengan benar. Tapi Naruto sedih karena Sasuke menolak pemberiannya.

"Tapi, kan Sasuke-kun suka ram--"

"Aku tidak menyukainya! Siapa yang bilang aku menyukainya?!" tanya Sasuke. Naruto membuka mulutnya, "A---"

"Bukan aku yang menyukainya, tapi kucingku!" potong Sasuke, ketika tangannya meraih benda yang di carinya. Sasuke segera membuka pintunya. "Pergi ke kamarmu!" usir Sasuke sebelum menutup pintu.

Mata Naruto mengedip beberapa kali, pipinya di warnai merah. Naruto mengetuk pintu kamar Sasuke. "Tapi aku membelikannya k-khusus Sasuke-kun," gagap Naruto.

"Kau bisa memakannya sendiri," balas Sasuke dari dalam.

"Tapi, aku sudah kenyang," kata Naruto lagi.

Terdengar bunyi klik sekali, "Berisik! Tapi - tapian! Sini, mana ramennya, berikan padaku!" Sasuke menengadah tangan. Naruto baru saja akan menyimpannya di atas telapak tangan Sasuke, namun di urungkannya.

"Bagaimana kalau Sasuke-kun membuang ramen ini?!" selidiknya. Sasuke menghembus pelan, "Tidak akan, berikan ramennya padaku." Naruto menggeleng kemudian mendekap kresek putih.

"Tidak!"

"Kenapa malah terbalik seperti ini?! Mana, berikan ramennya padaku, Naruto."

Naruto menggeleng, "Bagaimana kalau Sasuke malah membuangnya?!"

"Tidak akan,"

"Tidak. Saat itu aku membelikan Sasuke bubur, Sasuke malah membuangnya."

Itu karena aku tidak suka bubur, Sasuke menjawab jujur dalam hati.

"Tidak. Aku tidak akan memberikan ramen ini pada Sasuke-kun! Lebih baik aku makan sendiri!"

Sasuke mengernyitkan hidungnya, sekarang siapa yang memaksa dan siapa yang di paksa.

"Kenapa jadi begitu?!"

"Aku hanya tidak tega jika Sasuke nanti menbuang ramen ini," ucap Naruto.

Pada akhirnya, kekesalah Sasuke berada di atas ubun - ubun.

"Kalau Naruto-chan tidak percaya, kau boleh masuk ke kamarku dan berikan aku ramennya! Lihat jika aku memakannya sungguh - sungguh!"

***

16/01/2019

Di Konoha ada bubur? Saia baru ngeh.

Kitty ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang