Eps.2 Pisau

11K 1.8K 112
                                    

Seminggu setelah kejadian itu, tidak ada yang berani satupun mengungkit masalah itu. Semua sudah tau bahwa Yeonjung bunuh diri bukan dibunuh dan berita itu menyebar dengan cepat. Beberapa orang beranggapan bahwa Yeonjung mengalami gangguan jiwa setelah ia tidak lulus dalam seleksi OSN Fisika.

Jika semua berkata seperti itu, sahabatnya membantah keras, karena Yeonjung tidak akan melakukan itu. Masalahnya Yeonjung takut akan pisau.

"Yeon, anter gue ke loker yuk. Ngambil buku," ajak Sohye.

Doyeon mengangguk, "yuk sekalian mau ngambil proposal,"

Mereka langsung pergi kesana. Sesampainya diruang loker, mereka langsung menuju lokernya masing-masing yang terpisah hanya dua loker saja.

Saat Sohye membuka lokernya,

"Sohye awas pisau!" Doyeon menarik Sohye menjauh dari depan lokernya.

Pisau itu dibuat seperti jebakan, saat seseorang membuka pintunya, otomatis pisau itu akan muncul teracung, dan akan tepat mengenai wajah Sohye.

"Gila!" Doyeon berteriak kesal. Sedangkan Sohye masih mencerna apa yang terjadi.

"Siapasih woy! Gak ada kerjaan banget!" Doyeon berteriak marah.

Sohye menutup lokernya dan segera menarik Doyeon untuk pergi darisitu. Meninggalkan tanda tanya besar. Siapa yang melakukan ini?

"Sumpah ya Doy, orang itu gak ada kerjaan banget," Ini kata Arin setelah Doyeon dan Sohye menceritakan kejadian diloker tadi.

"Emang!"

"Yang penting lo gapapa Hye," Semua mengangguk.

"Tapi ada satu yang gue khawatirin," ucap Yoojung tiba-tiba.

"Apa?" Semua memandangi Yoojung.

"Dia--

***

Bel pulang sekolah berdering. Semua dengan cepat berhambur keluar kelas ingin segera cepat pulang. Disusul Arin, Sohye, Doyeon, Mina, diikuti Yoojung dan Yeri dibelakang yang baru saja selesai mengemas tasnya. Mereka berjalan keluar sambil mengobrol asik.

"Gimana tadi ulangan matematika?" Tanya Arin kepada para sahabatnya.

"Lancar dong," jawab Yoojung, diangguki yang lain.

"Lo mah gak usah belajar juga bisa Jung," Sahut Lucas yang tiba-tiba muncul dibelakang mereka. Dibelakangnya ada Dino dan Jihoon yang sibuk bermain mobile legends.

"Ya gak gitu juga Cas, kan semua kalau belajar pasti bisa,"

"Iya yang rajin," celetuk Dino tapi masih fokus dalam gamenya.

"Bener kok kata Yoojung, setiap orang yang mau berusaha pasti bisa." Sambung Sohye.

"Ya itu termasuk lo Hye, yang selalu masuk lima besar," lagi-lagi itu Dino yang bicara tapi fokusnya masih dalam game.

"Lagian apasih Din, lo juga pinter kali," ucap Doyeon ketus.

"Ya apa, emang bener kan gue Doy?" Dino mematikan ponselnya lalu menatap Doyeon tak santai.

"Selow dong selow," Lucas menengahi. Doyeon hanya memutar bola matanya kesal, selalu Dino yang membuatnya kesal.

"Lag--

"Eh awas!"

Dukk..

Bola basket itu mengenai keras kepala Mina, Mina sempat tersenyum dan mengatakan tidak apa-apa tapi semenit kemudian dia ambruk pingsan. Yang lain panik. Anak-anak basket tadi yang masig mematung pun menghampiri Mina yang pingsan.

"Lo yang lempar Nyeon?" Tanya Yeri tak santai.

"Iya, sori ya tadi gue lemparnya kemana aja," Haknyeon lalu menggendong Mina, "biar gue yang bawa dia ke UKS,"

Mereka berlima mengangguk lalu mengikuti Haknyeon yang sudah jalan terlebih dahulu menuju UKS. Anak-anak basket yang lain kembali ke lapang meneruskan latihan. Sementara Lucas, Dino, dan Jihoon pergi entah kemana, karena ini bukan urusan mereka.

Setelah Mina ditidurkan di kasur UKS, Haknyeon langsung kembali ke lapang meneruskan latihan basketnya. Untung saja UKS belum tutup jadi Mina bisa istirahat sebentar disini.

"Eh gue ke toilet bentar ya," ucap Yeri, diangguki yang lain. "Gue ikut,"

Yeri, Sohye, dan Arin langsung bergegas pergi ke toilet yang tidak jauh dari UKS. Sedangkan Doyeon dan Yoojung berjaga.

***

Beberapa menit kemudian. Tiga orang yang ke toilet itu sudah selesai dan bergegas kembali ke UKS. Sesampainya disana, mereka terheran, kenapa pintu UKS terkunci?

"Kok gak bisa dibuka," Yeri terus memutar knop pintunya, tetap tidak bisa.

"Coba lagi Yer, siapa tau bisa,"

Yeri mencoba lagi, "Engga bisa,"

"Masa mereka udah pulang sih!" Keluh Sohye.

Arin mengintip dari jendela luar, nihil. Didalam UKS tidak ada siapapun. Hanya ada ranjang yang kosong.

"Lah ngapain kalian berdiri disitu?" Tiba-tiba ada suara yang mengagetkan mereka bertiga.

"Doyeon!"

"Kenapa nunggu diluar, engga masuk?" Tanya Yoojung disebelah Doyeon.

"Kalian berdua darimana?" Tanya Arin.

"Oh itu, kita dari kantin, beli minum buat Mina. Tadi dia siuman," jawab Doyeon sambil memperlihatkan botol berisi air putih.

"Doy,"

"Ya?" Doyeon melihat kearah Arin.

"Masalahnya Mina gaada,"

Doyeon terkejut, ia segera membuka pintu UKS itu, tapi tidak terbuka terus.

"Ada kok!"

"Kok lo tinggal sih Doy!" Ucap Yeri kesal.

"Tadinya mau gue aja yang ke kantin, tapi kata Mina, Yoojung juga harus ikut," Doyeon menggigit bibir bawahnya khawatir.

"Terus gimana?"

"Telpon Mina!" Sohye segera mengeluarkan ponselnya dan berniat menghubungi Mina.

'Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif. Cobalah beberapa saat lagi.'

"Gak aktif,"

Semua semakin panik. Masalahnya Mina tidak pernah seperti ini, dia tidak akan pergi tanpa kabar. Apalagi setelah ia dititipkan kakaknya pada sahabatnya Arin.

Satpam muncul dari arah gerbang mendekat kearah UKS, "loh belum pada pulang neng?"

"Belum pak. Oh iya pak, tadi bapak liat temen saya gak pak, Mina?" Tanya Arin to the point.

"Mina? Yang agak gembul itu ya?" Tanya Pak Satpam lagi.

"Nah iya pak,"

"Tadi dia pergi. Tadi ada mobil dateng kesini, orang yang punya mobil keluar terus masuk ke sekolah, gak berapa lama, dia balik lagi sama dua murid. Seinget saya salah satunya temen yang kalian maksud dan satu lagi cowok,"

Dari lorong sana, tepat didekat lapangan basket lima orang laki-laki berlari tidak santai.

"Lo liat temen kita gak?"

***

Tbc

Death Terror © 2018

[1] Death Terror || 99 line's✔Where stories live. Discover now