12. Bertahan atau Meninggalkan?

184 6 0
                                    

Cinta tak harus memiliki. pas banget sama perasaan aku, aku cinta kamu tapi aku tak mampu untuk memiliki mu.

***

"Dasar si Citra cabe-cabean cap kaki lima, maksudnya dia apasih sampe nabrak lo dari belakang gitu?"ujar Ira dengan murka, nada yang tinggi dengan mata yang melotot begitu menggambarkan jika gadis itu sedang marah sekarang.

Ngomong-ngomong mereka berdua sudah berada di UKS sejak dua puluh menit yang lalu, dokter sekolah yang dibantu oleh anggota PMR lainnya sudah menyelesaikan tugasnya untuk mengobati tangan Tasya yang terluka.

Dan lihat saja sekarang, dari pergelangan sampai sikut tangannya terbalut oleh kain perban berwarna putih. Lucu, kayak ada variasinya gitu—begitu kata Tasya.

Tasya yang mendengar ocehan Ira hanya menatap Ira dengan sesekali tertawa, Ira itu sangat lucu kalau sudah marah, ngalahin ibu-ibu tiri di Indosiar.

"Si Fandi juga, lo tahu awalnya gue udah excited banget lihat dia nyamperin lo gitu, sampai semua orang iri liat lo Sya, tapi ternyata dia malah gak nolongin lo sama sekali. Gue jadi penasaran dia ngomong apa aja sama lo?"

Mengingat kejadian ini membuat Tasya termenung, ia juga tidak tahu. Kejadian itu begitu cepat berjalan hingga dirinya sama sekali belum mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

Fandi meminta dirinya untuk menjauhinya, memaki dengan kalimat yang menyakitkan, bahwa Tasya bukanlah gadis yang pantas untuk disandingkan oleh Fandi. Sesempurna itu kah seorang Fandi hingga menolak Tasya yang cantiknya luar dalam?

"Sya,"panggil Ira yang melihat Tasya melamun namun tak kunjung tersadar meski dirinya telah memanggil gadis tersebut.

"Tasya!"

"Hah? Apa? Gimana-gimana?"lamunannya buyar seketika kala Ira meneriaki namanya tepat ditelinga.

"Yah elah tampang lo kayak orang banyak utang dah, kenapa ngelamun sih?"tanya Ira  sedangkan Tasya hanya tersenyum seraya menggelengkan kepalanya membuat Ira menghela nafasnya berat.

"Tuh kan, bilang gapapa, tapi nunjukin fake smile. Cewek banget sih lo, ceritain ke gue dong!"

Ira mengubah posisinya untuk lebih dekat dengan Tasya, demi cinta Tasya yang tak pernah diterima oleh Fandi, Ira sangat penasaran sekarang.

Tasya mengarah pandangannya kearah jendela besar yang langsung menghadap ke taman sekolah, tatapannya kosong tapi seperti ingin menyampaikan sesuatu.

"Fandi nuduh gue kalau berita sekolah itu gue yang nyebar,"ujar Tasya akhirnya membuka suara hingga membuat Ira membulatkan matanya terkejut.

"Lah kok dia bisa tahu-tahuan berita sekolah? Setahu gue dia gak pernah peduli sama hal-hal berbau gosip kayak gituan. Penyebabnya cuma dua dia udah mulai jadi penggosip atau ada orang yang bocorin dia tentang berita ini."

"Apaan sih Ra? Statement lo sama sekali gak masuk akal."

"Terus lo diapain lagi?"

"Yang jelas dia minta gue buat jauh-jauh dari dia."

"Nah kan! Gue bilang juga apa! Salah kalau lo pilih Fandi jadi orang yang lo suka, selagi lo gak bertingkah sih aman-aman aja tapi kalau lo udah berhasil bikin dia perhatian lo bakal terus jadi bulan-bulanan fansnya dia tahu gak?!"sahutnya gemas, Ira persis seperti orang tua yang tak tega melihat anak kandungnya tersakiti.

Susah Lupa [REVISI]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora