22. Rey Peduli?

207 11 2
                                    

Ini bukan quotes, cuma ada satu pesan buat kamu, jangan terlalu jahat sama aku kalau nanti ujungnya kamu suka aku, kan bahaya.

***

Raya melangkahkan kakinya untuk menghampiri segerombolan lelaki yang sedang bercanda ria didepan kelas.

Langkahnya terhenti dan menatap pada satu sosok lelaki dengan baju seragam yang dikeluarkan dari celananya.

"Arik,"panggil Raya.

Yang dipanggil Arik, tapi yang nengok semuanya. Sedangkan Arik yang sebelumnya sedang tertawa kini menatap bingung kehadiran Raya.

"Eh Raya, ada apa?"tanya Arik.

"Kamu ada waktu gak? Ada yang mau aku omongin sama kamu."

"Boleh, kita kesitu dulu ya,"ujar Arik seraya menunjuk ke tempat yang agak jauh dari tempat dia berdiri, mengapa ia mengajak Raya menjauh? Itu sebabnya ada banyak setan di sekelilingnya alias teman-teman Arik yang pastinya akan menguping apa yang dikatakan oleh mereka berdua.

"Hai Raya,"sapa salah satu dari mereka, Raya tersenyum kikuk.

"Eh hai."

"Yang bening dikit aja gercep lo fucek,"Vino memukul kepala Galih cukup keras membuat Galih spontan memukul Vino kembali.

"Apa sih, sakit bego!"

Arik yang merasa teman-temannya sudah berbicara kelewatan membawa Raya ke persimpangan koridor.

"Kenapa Ray?"

"Hmm, sebenernya aku nemuin kamu mau minta tolong."

"Minta tolong apa?"

"Minta tolong untuk sebarin info ini ke seluruh mading sekolah,"ujar Raya sembari mengulurkan sebuah lembaran kertas ke arah Arik yang disambut oleh lelaki itu dengan menerimanya.

Arik membaca apa yang telah tertulis diatas selembaran kertas itu, dahinya mengernyit bingung, mulutnya berkomat-kamit membaca setiap kalimat.

"Olimpiade cerdas cermat?"tanya Arik memastikan yang disambut anggukan Raya sebagai jawaban.

"Lo ikut?"

"Ikut."

"Terus kenapa harus disebar lagi infonya kalau lo yang ikut?"

Ngomong-ngomong tentang Arik, lelaki penghuni kelas dua belas IPA 3 ini adalah ketua Ekstrakulikuler Media dimana didalam ekstrakurikuler tersebut mengurusi banyak hal, mulai dari urusan mading, fotografi dan sinematografi.

Ayahnya yang seorang fotografer membuat Arik mengikut jejak Ayahnya, kemampuan dibidang membidik foto memang bukan main. Itu lah sebabnya Arik dipilih menjadi ketua ekstrakurikuler ini.

"Cerdas cermat kali ini per-team Rik, dan seleksinya bersifat umum jadi siapapun bisa daftar jadi kandidatnya. Jadi supaya semua orang tahu, infonya harus disebar ke mading sekolah,"ucap Raya menjelaskan dengan singkat.

Arik menganggukkan kepalanya paham, detik selanjutnya ia terdiam dan terlihat seperti orang yang sedang berfikir keras. Sebenarnya Raya tidak ingin merepotkan orang, tapi mau bagaimana lagi, kalau bisa dilakukan sendirian kenapa harus minta tolong kan? Berarti itu tandanya Raya tidak mampu melakukan itu seorang diri, hingga gadis itu membutuhkan bantuan dari seseorang.

Susah Lupa [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang