KELIMA

335 50 6
                                    

Setelah lama vakum, aku balik lagi, happy reading...

***

Mila memarkirkan mobilnya dipekarangan rumah Kevin, rumahnya cukup sederhana, Mila menarik napas, gugup melanda dirinya.

Tok, tok, tok ...

Tiga kali ketukan di pintu, Mila berharap segera dibukakan.
Benar saja, ada wanita yang membukakan pintu, sepertinya seumuran dengan mamanya.

"Selamat pagi, tan, Kevinnya ada?"

Wanita itu memandang Mila heran, "kamu siapa? Temennya Kevin ya?"

Mila mengangguk mengiyakan, "boleh saya jenguk Kevin? Katanya dia lagi sakit,"

"Ohh, silakan masuk,"

Mila menghela lega, dia diizinkan untuk menjenguk pujaan hatinya itu.

"Nama kamu siapa?"

Mila menatap wanita itu lekat - lekat, "saya Mila, tan."

Wanita itu mengangguk, "saya Nadhira, mamanya Kevin."

Mila sudah duga sebelumnya. Wajah wanita itu mirip dengan Kevin.

"Kamu mau jenguk anak saya 'kan? Silakan masuk saja, ke kamarnya. Sebelah kanan, pintu kedua."

Mila mengikuti arah yang dijelaskan Nadhira, lalu mengetuk pintu kayu yang sedikit terbuka itu dengan pelan.

"Masuk,"

Suara Kevin terdengar samar, tapi Mila masih bisa mendengarnya. Dia melangkah masuk, mendapati Kevin yang sedang duduk sambil meminum beberapa tablet putih, Mila yakini itu obatnya.

"Vin, lo sakit? Sakit apa? Kok bisa sih?"

Kevin tampak sedikit kaget, dia hampir saja menyembur isi mulutnya keluar.

"Cuma demam kok, lo kenapa di sini?"

Mila tersenyum simpul, "jenguk lo,"

Kevin menatap heran, "ga kuliah emangnya?"

Mila menggeleng, "gue bolos, males banget."

Kevin cuma mengangguk paham. Mila anak pemilik kampus, terserahnya mau masuk apa tidak, dia bukan Kevin, yang harus berjuang keras agar tetap kuliah.

"Lain kali, jangan suka bolos, ga baik tahu,"

Mila mengangguk, pipinya merah.

"Lo udah minum? Mau minum apaan?" Melihat gelengan Mila, Kevin cuma diam.

"Rumah lo hangat, banyak foto keluarga di ruang tamu."

Kevin tersenyum, "semua rumah juga gitu, kali."

Mila menggeleng, "rumah gue gaada foto keluarga. Paling - paling foto pernikahan Nyokap ama Bokap gue. Sama foto gue, di kamar,"

Kevin diam saja, tak tahu mau menjawab apa lagi.

"Lo jangan lama - lama di sini, nanti ikutan sakit."

"Gapapa, kan sakit barengan ama Kevin,"

Gumaman Mila tak terdengar jelas, membuat Kevin lagi - lagi diam.

Suasana hening sesaat, sampai ada satu orang anak perempuan, rambutnya dikucir dua, sepertinya masih berumur enam atau tujuh tahun.

"Abang!!"

Suara anak kecil itu membuat perhatian Kevin teralih, "kenapa, Nala?"

"Nala tadi dikasih barbie sama mamanya Vivian!"

Kevin tampak heran, "Vivian yang suka datang ke rumah, ya?"

Anak itu mengangguk kecil, dia tak lagi memakai seragam sekolahnya. Mila bisa duga, anak itu adalah adik Kevin.

"Hai cantik, nama kamu siapa?"

Mila menundukkan badannya, menyetarakan tingginya dengan Nala.

"Arshyanala Arkara, kak! Panggil aja Nala, kakak juga cantik."

"Umur kamu berapa?"

"Aku masih 5 tahun kak! Baru TK."

Mila salah menduga, tinggi badan Nala membuat dugaannya seakan benar.

Dia membenarkan posisinya, kembali memperhatikan Kevin.

Masih ada obat di meja Kevin.

Dia menatap lekat lekat obat itu, sepertinya bukan obat demam.

"Itu obat demam? Lo yakin?"

Kevin hanya mengangguk, tak berniat menjawab, dia masih lemas.

Mila juga cuma diam, mengambil hp nya, memotret cepat obat - obat Kevin, sebelum yang punya obat tahu.

"Ya udah, gue pulang deh. Lo butuh istirahat juga."

Kevin mencoba berdiri, berniat mengantarkan Mila ke depan pintu.

"Ga perlu, istirahat aja."

Mila berjalan keluar, tampak Mama Kevin berdiri di depan pintu, "kamu ngapain foto obat - obatnya Kevin? Kalau kamu mau cari tahu, tolong tetap diam."

Mila menatap heran, lalu mengangguk, "permisi tan,"

Nadhira tersenyum, mengantarkan Mila ke depan rumah.

Sementara Mila, dia masih penasaran. Dia harus mencari tahu lebih soal ini.

TBC

Hai readers kesayangan, abis baca di vote yaaaa, aku syg kalian❤

LoveWhere stories live. Discover now