6

124 22 3
                                    


Tidak terasa September sudah tiba. Hal ini berarti jika kehidupanku di bangku kuliah akan dimulai. Aku tak tahu bagaimana ke depannya. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi nanti, tapi satu yang aku yakini jika semua yang terjadi itu adalah takdir yang harus terjadi di hidupku.

Aku sudah siap untuk berangkat. Tinggal menunggu Seyeon, Sora, dan Minji saja yang menjemputku karena kami berempat sudah janjian untuk berangkat bersama.

"Hwang!" aku langsung menoleh ke pagar begitu mendengar teriakan Sora. Ia melambai - lambaikan tangannya dari dalam mobil, menyuruhku untuk segera keluar. Aku pun bergegas mengambil tasku dan keluar dari rumah.

Di sepanjang perjalanan kami hanya mengobrol ringan. Sora bahkan sudah membayangkan banyak laki - laki tampan di SNU nanti. Ckckck padahal yeoja itu sudah punya Jeno. Masih saja melihat namja lain.

Perjalanan pun tidak terasa lama karena kami melewatinya dengan obrolan dan candaan. Kami berempat sudah sampai di SNU. Seketika jantungku berdegup kencang. Sekolah baru.. suasana baru... aku terus menerka - nerka kehidupanku saat kuliah berjalan nanti.

Kami keluar dari mobil setelah Seyeon memarkirkan mobil. Banyak para mahasiswa baru di sini sehingga suasana cukup ramai dan aku tidak mengenal mereka semua.

Aku mengeluarkan ponselku dari tasku, berniat mengecek jam berapa sekarang.

Buk..

Aku merasa bahuku disenggol seseorang. Seorang namja yang tadi menabrakku langsung berbalik dan menghampiriku. Raut wajahnya tampak bersalah.

"Maafkan aku yang berjalan terlalu cepat dan tidak melihat kanan kiri sehingga menyenggolmu." Ucapnya. Laki - laki di hadapanku ini cukup tampan. Ia tinggi dan penampilannya cukup modern ditambah dengan paras yang sempurna, ia nampak seperti model.

"Ah.. tidak apa - apa." Jawabku sambil tersenyum tipis.

"Baiklah, aku pergi dulu. Mungkin kita akan bertemu lagi." Ucapnya lagi dengan disertai senyuman yang menurutku lumayan manis.
Namja itu lalu berbalik dan berjalan cepat meninggalkanku. Sepertinya namja itu agak terburu - buru padahal jam dimulainya pembukaan orientasi masih 5 menit lagi.







APA?! 5 Menit?






Aku langsung menarik tangan teman - temanku agar mereka lebih cepat sedikit karena sebentar lagi pembukaan orientasi akan dimulai. Kami berempat pun berjalan cepat menuju aula. Bahkan di menit - menit terakhir, kami malah berlari. Astaga! Kenapa aku tidak tahu jika jamnya sudah semepet ini?

Aku langsung celingukan mencari kursi yang kosong di aula ini.
Gotcha! Aku menemukan 4 kursi yang kosong berjejer rapi di bagian yang agak belakang. Aku langsung menunjuk - nunjuk 4 kursi kosong itu pada Seyeon, Sora, dan Minji. Tanpa lama - lama lagi, kami segera duduk.

Baru saja aku duduk, kami langsung berdiri lagi karena pembukaan orientasi dimulai. Sungguh acara ini tidak terlambat sedikit pun dari waktu yang sudah ditentukan.

Orientasi ini diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Korea Selatan. Setelah itu kami baru diperbolehkan untuk duduk. Sungguh rasanya aku mau mati. Setelah berlari lalu harus menyanyi. Bisa dibayangkan sulitnya aku bernafas saat ini.

"Hei, kita bertemu lagi."

Aku menoleh ke sebelah kiriku dengan masih terengah - engah. Ternyata namja yang tadi menyenggol bahuku. Ia tersenyum sangat lebar.

"Kau pasti habis berlari. Aku tadi sempat bingung melihatmu yang masih santai padahal pembukaan orientasi dimulai dalam 5 menit." Ucapnya. Aku hanya tertawa membalas ucapannya.

Namja itu menyodorkan tangan kanannya padaku.



"Lai Guanlin."

Aku pun membalas jabatan tangannya.

"Hwang Jiyoung."

Ia tersenyum lagi yang menunjukkan giginya yang rapi. Aku heran, namja ini suka tersenyum ternyata. Aku lalu mengarahkan kepalaku ke depan lagi, berusaha memerhatikan rektor yang kini sedang mengucapkan pidato pembukaan acara orientasi mahasiswa ini.

Seketika hatiku mencelos. Aku melihat Hyera di empat kursi di depanku. Tidak lupa dengan Renjun yang berada di sampingnya. Dari belakang sini saja aku sudah bisa tahu jika itu Renjun. Memangnya siapa lagi laki - laki yang berada di sebelah Hyera itu jika bukan Renjun? Tidak mungkin laki - laki lain karena kini mereka berdua adalah sepasang kekasih.

Aku tiba - tiba merasakan lenganku disenggol. Ternyata Sora yang melakukannya. Ia mendekatkan dirinya padaku lalu membisikkan sesuatu.

"Jangan menoleh ke depan. Nanti hatimu sakit." Ucapnya dan aku hanya mengangguk.

Terlambat Sora... aku sudah melihatnya sebelum kau memberitahuku dan kini perasaanku tidak enak kembali.

TBC

LOVE IS COMPLICATED - S2 [Renjun] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang