27. Back to J

2.3K 180 6
                                    

"Kamu.."

"Hai hehe" Juna menunjukan senyum andalannya dihadapan Naya yang kini sudah terpaku melihat kehadiran Juna dihadapannya.

"JUNAAA YA AMPUN" histeris Naya yang masih tidak percaya melihat Juna

"Oke oke mukanya biasa aja dong" ucap Juna lalu melangkah mendekat ke arah Naya.

"Kamu ngapain? Ke Bandung" tanya Naya yang kini menutup mulut yg terbuka dengan telapak tangan kanannya karena tidak percaya akan bertemu Juna.

"Biasalah kerjaan" balas Juna yang kini memilih melihat isi ruangan Naya.

"Kamu sendiri kesini? Atau bagaimana?" Tanya Naya yang masih penasaran dengan kehadiran Juna yang mengejutkan.

"Ehm" Juna berpikir sebentar lalu melirik Naya yang memasang wajah penasarannya. Senyum terukir diwajahnya saat melihat Naya.
"I'm not alone here, ada berberapa orang dari kantor yang ikut." Lanjutnya.

"Oo" Naya merasa sedikit kecewa dengan jawaban Juna. Lalu mengalihkan pandangannya ke arah pintu masuk ruangannya. Entah mengapa, jawaban dari Juna membuat Naya sedikit kecewa.

"Ba..Gas juga nyusul kok besok" ucap Juna yang merasa perubahan dari wajah Naya.

"Hah? Bagas?" Naya dengan cepat melihat Juna yang kini sudah menunjukan senyum jahilnya.

"Kenapa Nay?" Juna masih tersenyum Jahil sambil berpura-pura tidak mendengar bahwa Naya menyebut nama Bagas.

"Ehh enggak kok" Naya sedikit Salah tingkah.

"Oh ya Nay, mau dong dibuatin baju sama kamu" Juna kini memainkan kedua alisnya agar Naya memenuhi permintaannya.

"Oke oke. Boleh kok Jun, mau baju buat apa dulu nih.?" Tanya Naya lalu mengambil meteran pengukur dan buku catatan kecil untuk menyimpan catatan ukuran badan.

"Buat acara tunangan temen bisa?" Tanya Juna yang sudah menyiapkan tubuhnya untuk diambil ukurannya oleh Naya.

"Oh buat acara semi formal ya." Naya menggangguk paham dengan permintaan Juna. Lalu merentangkan. Meteran dengan kedua tangannya mencoba mengukur bahu Juna terlebih dahulu.

Melihat Naya yang kesulitan untuk mencapai bahunya Juna berinisiatif mensejajarkan tubuhnya dengan Naya.

Naya yang melihat hal itu, sontak tertawa melihat perilaku spontan juna yang merendahkan tinggi badannya.

"Ish Juna, gak perlu gitu juga kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ish Juna, gak perlu gitu juga kali." Kesal naya dengan perilaku ajaib Juna. Namun tetap melanjutkan mengukur Juna.

Klik.
Suara kamera handphone yang mengambil gambar membuat Naya otomatis melihat ke arah sumber suara yang tidak lain adalah handphone Juna yang kini berada di samping kanan tubuhnya.

"Ngapain?" Tanya Naya bingung karena Juna mengambil foto dirinya bersama juna secara bersamaan.

"Gak papa mau pamer ke seseorang aja" Jawab Juna kini sudah berdiri dengan normal dan sibuk menarikan kedua ibu jarinya di atas handphone warna hitam miliknya.

Naya tidak bertanya lebih Jauh dan memilih menulis ukuran tubuh juna di buku catatannya.

"Acara kapan Jun? Gak mepet kan?" Tanya Naya yang kini sudah duduk di kursi kerjanya. Setelah menyuruh Juna duduk di kursi tamu.

"1 bulan lagi sih Nay acaranya, gak terlalu mepet kan?" Juna memasukan kembali handphonenya ke dalam saku celana sebelah kanannya.

"Oke oke.. mau liat bahan sama warna?" Naya menawarkan Juna untuk memilih bahan untuk pakaiannya.
Juna, menggeleng menandakan bahwa mereka tidak perlu melakukan hal itu.

"Gak perlu Nay" juna melirik jam tangannya. "Udah masuk jam makan siang, gimana kalau kita keluar buat makan aja" ajak Juna.

Naya berfikir sejenak untuk mengingat kegiatan dia selanjutnya. "Ehm kayaknya gak bisa deh Jun. maaf ya, masih banyak yang perlu dikerjain soalnya disini" ucap Naya lalu menunjuk tumpukan kain yang siap dipotong.

Juna hanya menganggung mengerti.
"Hem, kalau gitu balik ya nay. Kayaknya orang kantor udah pada sibuk nyariin aku kabur tadi hehe" cengirnya lalu berjalan kearah pintu.

"Hati-hati ya Jun" ucap naya mangekor dibelakang juna.

"Oh ya" Juna tiba tiba berbalik menghadap Naya yang sudah berdiri di pintu ruangannya.

"Hah?" kedua alis Naya terangkat karena sedikit bingung.

"Ada yang titip salam, katanya kangen kamu"  juna menggerakan handphone yang sudah berada di samping kepalanya kekanan dan kekiri.

"Siapa?"

"Ehm Baaaa....rahasia" setelah mengucapkan kalimat itu juna langsung melarikan diri dan meninggalkan Naya dengan wajah yang penuh dengan pertanyaan.
  

Tbc

I'amour: Naya untuk Bagas (Completed) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang