Datar

154 1 0
                                    


Pagi yang cerah. Seorang gadis bernama Louis Kalisa Millian tengah menaiki sepeda motor maticnya menuju SMA CAHAYA. Hari ini akan ada pengumuman tentang Louis mengendarai motornya dengan bersenandung ria. Ia terlalu bahagia pagi ini. Kakaknya pulang hari ini. Hari inipun ia bisa membeli kacamata baru berwarna hitam.

Sekitar 10 menit kemudian, Louis sampai di depan gerbang sekolah dan langsung terdengar suara motor ninja yang ia hafal betul siapa miliknya. Alvanno Revandra. Ya, dia yang juga kandidat Ketua Osis. Orang yang dibenci Louis karena banyak hal. Dan ketika Revan melewati Louis, Louis langsung memalingkan wajah. Louis segera melajukan motornya menuju parkiran ketika ia sudah meliha Revan sampai di parkiran. Dan betapa sialnya, motornya harus diparkir di samping motor Revan hanya karena tempat itulah yang paling dekat dari jangkauannya ketika pulang dari kelasnya.setelah itu ia baru menuju kelasnya.

Ketika sampai di depan kelas X MIPA II, ia bertemu dengan sosok yang sangat ia kenali. Sosok yang selalu mampu membuatnya tersenyum bahagia. Seseorang yang selalu menemaninya chat hingga malam hari. Aldo Rifky Ramadhan. Yang biasa ia panggil Ifky. Meskipun sama-sama kandidat Ketua Osis, mereka berdua sama-sama mendukung, tidak seperti Louis dengan Revan. Rifky tengah berjalan menuju Louis. Dan ketika sampai di depan Louis, ia segera menyapa Louis.

"Pagi, Lolo." Sapa Rifky. Lolo merupakan panggilan Rifky untuk Louis.

"Pagi, Ifky. Lo mau kemana pagi-pagi kayak gini?" Tanya Louis.

"Mau nyari si Revan"

"Aduh, males banget gua jadinya. Tadi di gerbang ketemu, dan sekarang lo mau nyari tuh orang. Noh!!!!" kata Louis dan akhirnya menunjuk Revan yang tengah duduk

Di dekat perkiran sambil memegang handphonenya.

"Ya amppun Lol. Udah deh.. lo ma uterus-terusan berantem ama tuh anak." Kata Rifky seraya menghampiri Revan.

Louis tak lagi menghiraukan perkataan Rifky. Ia terlalu malas ketika mendengar nama Revan. Karena mereka layaknya Tom and Jerry yang nggak pernah bisa akur sampai kapanpun.


Sesampainya di kelas, Louis langsung duduk di bangkunya yang terletak di sebelah bangku Yura-sahabatnya. Baru saja duduk, ia tak sengaja menatap ke luar kelas, dan ternyata Revan sedang berjalan menuju kelasnya. Louis memutar bola matanya malas. Sedangkan Revan, diam-diam melirik sambil tersenyum dalam hati. Tak lama kemudian, terdengar sebuah pengumuman yang disampaikan oleh Pak Ridwan.

"Assalamu'alaikum anak-anak. Selamat pagi. Kalian pasti tahu apa yang akan saya umumkan pagi ini. Ya, betul sekali. Ini tentang kandidat Ketua Osis. Pengumumannya akan di umumkan nanti di lapangan pukul 09.00 WIB, jadi kalian harus ke lapangan 1 jam yang akan datang. Bagi sang kandidat, di mohon untuk berkumpul sekarang di Ruang Osis. Untuk anggota Osis yang lain, kalian berkumpul di Ruang Guru saja. Sekian, terima kasih. Wassalamu'alaikum wr.wb."

Louis yang mendengarkan hanya bisa menghela nafas. Bagaimana tidak, baru saja ia duduk dan belum istirahat secara total, tapi sudah disuruh kumpul. Penderitaan banget. Louis segera menuju keluar kelas. Sesampainya di kelas, ternyata Rifky sudah berjalan dengan Revan melewati kelasnya. Buru-buru Louis menghampiri mereka.

"Oi. Tungguin." Kata Louis ketika selangkah lagi ia bisa menyejajari kedua lelaki tersebut.

Sontak Rifky dan Revan menoleh bersama.

"Eh, Lol. Yakin mau bareng?." Kata Rifky yang langsung mengode Louis bahwa masih ada Revan di sebelahnya. Louis tahu itu

"Ya mau gimana lagi."

Mereka bertiga pun langsung menuju ke Ruang Osis. Dan ketika sampai di Ruang Osis, canggung selalu menyelimuti diantara mereka. Hingga pada akhirnya Louis berdeham untuk mencairkan suasana.

"Ini beneran kita disuruh untuk di sini sampek jam 9?." Kata Louis memulai pembicaraan.

"Bukannya lo denger pengumuman tadi?." Tanya Revan balik dengan sinis.

Louis langsung memutar bola matanya jengah. Ia berniat bertanya ke Rifky, malah Revan yang menjawabnya. Dengan sinis pula.

"Kita buat perjanjian yuk!." Kata Rifky dengan semangat.

"Perjanjian apaan?." Tanya Revan balik

Louis and RevanWhere stories live. Discover now