Ketos

57 1 0
                                    

Di perjalanan Louis hanya diam. Air mata masih terus saja menghiasi pipinya. Ia terlalu rapuh. Ini sudah kesekian kali ia selalu bolos ketika dapat telefon dari Papanya. Bahkan, ia sering sekali memutuskan telefon secara sepihak ketika Papanya belum selesai bicara. Ia selalu panik.

Sedangkan di tempat lain, sudah banyak murid yang duduk di lapangan upacar menanti pengumuman siapa yang akan menjadi Ketua Osis. Rifky dan Revan duduk di sebelah tempat Pak Ridwan menyampaikan sepatah kalimat. Mereka berdua masih sibuk mencari seseirang yang tak kunjung datang. Mereka sebanarnya tahu seseorang itu tak akan datang, karena mereka yakin seseorang itu ada masalah penting. Smentara itu, seorang cewek yang duduk di barisan paling ujung juga mencari sahabatnya. Yura. Sahabat Louis. Mata Yura meneliti semua area yang dapat ia lihat. Tidak ada Louis. Ia menghela nafas. Ia yakin Louis bolos lagi.

"Rif. Kayaknya Louis nggak balik deh." Kata Revan.

"Iya kayaknya."

Yura segera mengirim chat ke Rifky untuk menanyakan dimana keberadaan Louis. Louis di mana?. Sent.

Rifky segera mengeluarkan Hpnya ketika ia tahu Hpnya bergetar. Sebuah pesan dari Yura. Louis di mana?. Ia sudah yakin bahwa Yuara akan menanyakan hal itu. Dia pulang tadi. Sebelumnya da yang telfon dia tadi. Terus dia minta izin pulang ke gue dan Revan kataya ada urusan penting. Sent.

Yura membaca pesan Rifky dengan malas. Benar dugaannya, Louis bolos lagi.

"Ya, sebentar lagi kita akan mengetahui siapa yang akan menjadi Ketua Osis dan Wakil Ketua Osis." Kata Pak Ridwan seraya membuka sebuah amplop yang di yakini para siswa adalah amplop yang berisi nama Ketua Osis dan wakilnya.

"Dan yang menjadi Ketua Osis adalahhhhhhhhhh.............. Louis." Kata Pak Ridwan dengan sumringah

Semua siswa kompak bertepuk tangan, termasuk Rifky dan Revan. Kedua lelaki itu tampaknya tidak kecewa jika tak terpilih menjadi Ketua Osis. Toh, ,mereka juga rela kalau Louis yang jadi Karen sepertinya itu sudah menjadi impian Louis.

"Kepada Louis dipersilahkan." Kata Pak Ridwan lagi. Beliau pun melihat ke belakang memastikan adanya Louis. Beliau terbelalak ketika Louis tidak ada di sana.

"Maaf Pak, Louis tadi izin pulang katanya ada urusan penting." Kata Rifky seraya berdiri.

"Oh. Baiklah kalau begitu kita lanjutkan saja." Kata Pak Ridwan. Ia sudah sering mendengar bahwa Louis sering pulang mendadak karena urusan penting yang entah benar atau tidak.

Louis and RevanWhere stories live. Discover now