Bab 25 : Mendoakan mu

5.1K 250 0
                                    

"Mengapa kita dituntut untuk ikhlas sedangkan untuk melakukan nya saja hatinya tidak sanggup?"

---

Farah menatap sedih pada Fakhira yang tidak menujukkan pergerakan sama sekali. Bahkan sudah 5 bulan, Fakhira masih sangat betah untuk tidur. Ia menjenguk Fakhira, setelah mendapat informasi jika Faiz telah pergi kekantor. Sebenarnya Terra ingin menemaninya namun ia cegah. Karena ia ingin sendiri menjenguk Fakhira. Terlebih Bunda Melodi juga sedang sibuk dan tidak bisa menemani Fakhira yang terbaring di rumah sakit. Dan ia meminta izin menggantikan bunda Melodi untuk menjaga Fakhira.

"Kamu masih nggak mau bangun ya, Faiz nunggu kamu tau. Katanya dia rindu banget sama kamu. Ayo bangun, sambut Faiz dengan senyuman kamu. Dia pasti bahagia banget." Ucap Farah pada Fakhira yang tidak bergerak pun karena ucapannya.

Ia berdoa semoga Fakhira secepatnya bisa sadar dan melangsungkan pernikahan bersama Faiz. Karena proses perceraian ia dan Faiz pun telah selesai.

"Aku mau cerita sama kamu, dulu aku iri banget sama kamu karena bisa bikin Faiz jatuh cinta. Sedangkan aku nggak pernah bisa bikin Faiz jatuh cinta. Faiz bilang aku hanya sahabat nya dan itu nggak akan pernah berubah. Tapi aku selalu berjuang buat milikin Faiz. Kamu tau kan, betapa cinta nya aku sama Faiz." Beritahu Farah menjeda cerita nya disela-sela ia membersihkan pergelangan dan telapak tangan Fakhira dengan kain. Sesekali ia tersenyum menatap wajah cantik Fakhira.

"Sejak kecil aku selalu menganggumi Faiz, aku selalu bermimpi bahwa Faiz akan mencintai ku. Bukan hanya sebagai sahabat tapi jua sebagai seorang perempuan. Bertahun-tahun, aku berusaha ada di kehidupan Faiz, menemaninya dan selalu didekat nya. Berusaha menggapainya namun tak kesampaian. Hingga pertunangan yang aku sampai kan pada mu, membuat Faiz kian menjauh karena kamu menghilang begitu saja. Saat itu aku hanya ingin kamu tahu dan mengerti bahwa Faiz adalah milik ku. Namun aku salah, dia bukan milik ku karena Faiz tidak pernah memilih ku tapi kamu, Hira." Kata Farah menangis kembali saat mengingat keegoisan nya yang menghalangi Faiz untuk bersama Fakhira.

"Lalu kamu kembali dan menjalin hubungan bersama Faiz. Aku tahu! Tetapi, aku bahkan tidak bisa membiarkan kalian bersama. Karena aku memilih menerima perjodohan yang ditawarkan oleh keluarga Faiz untuk ku. Walaupun Faiz menolak nya mati-matian. Karena dia sangat mencintai mu. Namun aku tetap gigih mempertahankan pernikahan kami, sekalipun Faiz tidak menerimanya. Dia terus melamar mu, tetapi kamu selalu menolaknya. Aku tidak suka, kamu melakukan itu. Apa kamu ingat,  kamu mengatakan pada ku bahwa kamu tidak ingin gelar seorang istri? Aku benar-benar berpikir kamu sangat angkuh waktu itu. Dan aku membulat kan tekad untuk membantu Faiz, dengan berpura-pura menjadi pasangan yang romantis. Agar kamu bisa secepatnya, menghilangkan keangkuhan itu. Faiz butuh kepastian kamu, dan waktu itu aku telah menyiapkan diri melepaskan Faiz untuk mu. Sejak aku dan Faiz berpisah karena kami melanjutkan studi, aku mulai menggunakan hijab dan belajar agama. Aku merasa berdosa dan bersalah kepada kalian, karena aku kalian menumpuk dosa. Aku menghalangi kalian untuk bersama. Sehingga kalian harus terlibat dalam percintaan yang salah. Aku baru menyadari nya bahwa aku lah yang bersalah." Cerita Farah menangis tersedu-sedu. Hatinya kembali perih.

"Aku menyaksikan Faiz, melamar mu. Malam itu benar-benar menjadi malam yang begitu menyedihkan bagi ku. Suami yang sangat aku cintai, melamar wanita lain. Namun aku masih sangat mencintainya dan berharap dia akan berpaling pada ku dan memeluk ku dengan erat. Tapi aku salah dia sangat mencintai mu Hira." Sambung Farah sambil menghapus air matanya.

"Saat kamu ingin mengajak ku bertemu, yang ada dalam pikiran ku adalah meminta mu menjaga Faiz. Seperti yang Ayah Dirga minta pada ku. Aku ingin memberitahu itu pada mu. Karena Faiz ingin kamu bukan aku." Beritahu Farah tersenyum sedih.

"Boleh, aku menceritakan satu rahasia pada mu. Sebelum kepergian mu, Faiz mengalami kecelakaan dan ingatannya menghilang. Ia melupakan hari itu. Bunda Melodi dan Ayah Dirga tidak pernah sekalipun mengungkitnya dihadapan Faiz, begitu pum dengan ku. Kami tidak ingin Faiz mengingat hal itu, karena itu akan berdampak buruk pada kesehatan nya. Kami pun mengubur semua itu. Dan seolah-olah itu tidak pernah terjadi. Dia benar-benar kacau  setelah kepergian mu. Dan itu yang membuat kedua orang tua Faiz menjodohkan kami. Aku berharap kamu tidak akan main kabur-kaburan lagi. Faiz sangat mencintai mu dan sekarang pun aku telah mengikhlaskan nya." Ucap Farah menyelesaikan cerita sambil tersenyum lega.

Brakk!

Farah terkejut bukan main, saat Faiz menutup pintu kamar rawat Fakhira dengan kencang.

"Keluar!" Bentak Faiz kencang, Farah berdiri dengan takut karena kemarahan Faiz pada nya.

"A--ku hanya ingin berkunjung." Cicit Farah gugup.

"Aku tidak pernah mengizinkan mu untuk mengunjungi wanita ku. Apalagi berbicara dengan nya." Balas Faiz tajam dan menusuk.

"Ma--af." Lirih Farah, karena ia pun tak bisa melakukan pembelaan.

"Jangan pernah, menemui wanita ku. Apalagi berbicara pada nya. Dia mungkin tidak akan mau membuka matanya untuk akibat perkataan jahat mu. Sebaik nya kamu menjauh dari kehidupan kami." Beritahu Faiz pada Farah dengan tegas.

"Dan satu lagi, kemasi barang-barang milik mu secepatnya. Karena wanita ku tidak akan pernah sudi, jika barang milik mu masih tersisa." Sambung Faiz dingin.

Farah mencoba tersenyum dan mengangguk patuh.

"Semoga Fakhira, segera sadar dan pulih dengan cepat. Aku akan selalu berdoa untuk kesembuhan Fakhira dan kebahagian kalian. Assalamualaikum." Pamit Farah lalu keluar dari ruangan Fakhira dengan air mata.

Faiz menatap kepergian Farah dengan pandangan kekecewaan. Ia sangat marah dan membenci sahabat kecil nya itu. Namun kekecewaan dihatinya lebih mendominasi. Ia sangat kecewa dengan sikap Farah, sejak dulu. Dan puncak nya kali ini. Ia harus dua kali kehilangan Fakhira. Penyebabnya pun masih sama yaitu Farah, sahabat kecil nya.

"Apa aku mengaggetkan mu?" Tanya Faiz tersenyum sendu lalu meletakkan setangkai bunga mawar merah untuk Fakhira yang ia lupakan. Karena sejak Fakhira tidak sadar ia selalu rutin memberikan bunga pada kekasihnya itu.

"Jawab dong, jangan diam aja. Emang tidur lebih asyik ya dari pada ketemu aku." Sambung Faiz lalu mendaratkan dirinya ke kursi untuk bisa menatap kekasih dengan nyaman.

"Besok-besok, bisa nggak kamu sambut aku dengan senyuman. Aku rindu kamu, apalagi saat tersenyum pada ku." Ungkap Faiz lalu membawa tangan Fakhira kewajahnya.

"Kalo besok, kamu nggak nyambut aku pakai senyuman. Aku bakalan panggil kamu putri tidur." Ancam Faiz terkekeh pelan.

"Katanya, putri tidur akan bangun jika di cium oleh pangeran yang mencintainya. Kok, kamu masih betah sih tidur nya, padahal udah aku cium setiap hari. Bukannya aku pangeran yang mencintai kamu?" Beritahu Faiz dengan lembut sambil mengecup tangan kekasihnya dengan sayang.

Faiz menahan air matanya agar tidak tumpah. Berhadapan dengan Fakhira membuat nya sedih. Tiga bulan Fakhira belum memberikan tanda-tanda akan sadar. Bahkan dokter bilang kondisi nya semakin melemah. Keadaan Fakhira seperti kehilangan semangat untuk sadar. Dan ia sangat ketakutan. Karena ia tidak sanggup untuk ditinggalkan kembali terlebih untuk selama nya. Ia pun meminta dokter keluarga nya untuk bisa merawat Fakhira di mansion milik keluarga nya secepatnya. Sebab ia tidak ingin berjauh dengan Fakhira. Apapun akan ia lakukan untuk kesembuhan kekasihnya.

---

Ada yang kasihan, sama Fakhira atau malah seneng?

Gimana menurut kalian Farah, punya peluang nggak kalo Fakhira nggak siuman untuk kembali merebut Faiz?

Kalian pengen Fakhira siuman nggak? Atau biarin aja dia jadi putri tidur? Jawab dong minimal 40 orang deh😂. Tolong ya biar author tau kalian pengen yang mana. Jangan golput , dosa🤣
Canda guys!!!

Alhamdulillah BerjodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang