AMBERLY

Question of Life

Tak lama merekapun sampai. Esther memarkirkan mobilnya dan membukakan pintu untuk Esther. Pertunjukan dimulai. Kemudian Amberly keluar dan meraih lengan Esther. “gue uda bilang belom?”, tanya Esther yang membuat Amberly mengerenyit bingung. “lo cantik malam ini”, kata Esther tulus. “thanks”, kata Amberly pelan kemudian mereka masuk ke dalam rumah orang tua Amberly.

“Em!”, pekik Tiara senang sambil memeluk Amberly. “hey mom. How are you?”, tanya Amberly sambil menyunggingkan senyum. “i am totally fine”, sahut Tiara girang.

“ini Esther ya?”, tanya Tiara memastikan sambil memandang Esther lekat. “iya, tante”, jawab Esther sambil memeluk Tiara sekilas. “panggil mommy aja, Esther”, ralat Tiara yang membuat Esther  tersenyum kikuk. “mommy!”, kata Amberly tak enak pada Esther.

“kamu ini. Anak baru dateng kok malah nggak disuruh duduk”, terdengar suara Daniel dari kejauhan. “daddy!”, kata Amberly sambil berjalan menuju Daniel dan memeluknya erat.

“miss you so much”, bisik Amberly dan Daniel hanya tersenyum sambil mengusap punggung putrinya pelan. “malam, om”, kata Esther sambil mengulurkan tangannya. “malam”, jawab Daniel ramah sambil menjabat tangan Esther dan mempersilakan mereka duduk.

“Blue!”, panggil Tiara setelah tak melihat Blue sama sekali. “iya, mom! Wait a minute!”, jawab Blue kemudian tak lama ia terlihat berjalan keluar dari dalam kamarnya.
Ia mengenakan kemeja dan celana jeans. Rambutnya tertata rapi. “hei, kak”, sapa Blue pada Esther. “kalian uda saling kenal?”, tanya Tiara bingung. “kan Blue yang ngenalin mereka berdua”, kata Blue keceplosan yang membuat Amberly menatapnya tajam. “kok bisa? Kenapa kamu nggak pernah cerita ke mommy atau daddy?”, Daniel membuka suara. “e-ehm. Biar surprise”, jelas Blue terbata kemudian duduk di sebelah Tiara.

“nak Esther, om boleh tau apa pekerjaan kamu?”, tanya Daniel. ‘oke, sesi interogasi dimulai’, batin Amberly was-was. “saya fotografer, om. Saya punya studio foto sendiri juga”, jawab Esther jujur. “oohh, kamu fotografer. Berarti nanti kita bisa foto keluarga gratis dong”, sahut Tiara senang. “mommy!”, kata Amberly dan Blue bersamaan.

“kalian kompak banget”, kata Tiara sambil tersenyum melihat Amberly dan Blue bergantian. Esther tersenyum senang melihat kedekatan keluar Amberly.

“dulu lulusan mana?”, tanya Daniel lagi. “saya dulu kuliah di Colombia University jurusan Seni Terapan”, jawab Esther masih tersenyum. “kenal Amberly berapa lama?”, tanya Daniel ketiga kalinya. “hampir setahun om”, jawab Esther sesuai dengan kesepakatannya dengan Amberly sebelum datang ke rumah Amberly.

‘setahun darimana? Seminggu kali kak!’, teriak Blue dalam hati. “lama juga ya. Tapi setahu om, Amberly nggak pernah deket sama siapa-siapa. Dia juga pasti sibuk ngurus perusahaannya”, kata Daniel sedikit curiga.

“kita jalanin hubungan yang dewasa aja, om. Saya juga sibuk dengan kerjaan saya. Sesekali kita ketemu, tapi komunikasi kita tetep jalan”, jawab Esther beralasan. “uhh, kamu menantu idaman banget deh Esther”, komentar Tiara masih dengan senyum khasnya. “iihh, mommy malu-maluin deh”, sahut Blue mulai kesal dengan Tiara.

“lagian kita masih tahap perkenalan, mom. Kita belom kepikiran sampe sana”, kata Amberly santai. “eh eh, niat baik itu nggak boleh ditunda-tunda. Kalo kalian sibuk, biar mommy yang ngurus wedding nya. Pokoknya kalian terima beres”, kata Tiara membujuk Amberly. “mommy”, kata Amberly sambil menatap Tiara memohon.

“siapa nama orang tuamu? Apakah Amberly sudah mengenal mereka?”, tanya Daniel kesekian kalinya. “makan aja yuk! Em uda laper nih. Ayo dad! Interogasinya nanti lagi aja”, ajak Amberly dan Daniel mengiyakannya.

Malam itu menjadi malam yang panjang bagi Amberly dan Esther. Beberapa pertanyaan dilontarkan Daniel untuk mengenal Esther lebih dalam. Intuisi sang ayah untuk melindungi anaknya benar-benar luar biasa.

-------------------------------------------------------------

Iihh, mulut Blue itu ya, emang kagak ada rem nya! Untung ajaa nggak ketauan...
Yuk kepoin Amberly Esther di part selanjutnyaaa

LET'S GO! :))