Bear

35.2K 2.3K 638
                                    

       Mark sering menatapnya, mengganggunya dan juga… memberi perhatian kecil padanya. Pada sosok manusia berisik yang bernama Haechan Lee. Pertemuan pertama mereka adalah saat masa orientasi siswa baru di SOPA, yeah salah satu sekolah bergengsi idaman seluruh orangtua untuk memasukkan anak mereka masuk menjadi bagiannya.

Mark menyukai—ah, bisa disebut cinta—sejak pertama kali pandangan mereka bertemu dengan senyum jahil Haechan yang seolah mengejeknya karena waktu itu rambutnya pirang belah tengah; teman-temannya juga menyebutnya Draco Malfoy Korea. Tak masalah, asal dengan rambutnya itu ia mendapat senyuman Haechan untuk yang pertama kalinya.

“Yakk!! Setidaknya bantu aku menyapu atau mengepel kelas, Mark!” Ok, Haechan memang berisik, entah apa yang membuatnya jatuh pada pesona lelaki kemayu dengan kulit tan itu.

Mark berdehem, kemudian dengan santai ia menaikkan kakinya keatas meja supaya area bawah bangkunya tersapu oleh Haechan. Haechan mendelik menatap Mark berang, untuk apa Mark masih disini kalau bukan membantunya piket kelas?

“Silahkan disapu, Chan. Yang bersih, ya? Supaya nanti suamimu tidak brewokan.” Ujar Mark santai, telinganya tersumpal oleh headset putih. Namun, matanya menelisik fokus pada Haechan, memerhatikan bagaimana bibir berbentuk hati itu mengerucut karena kesal terhadapnya.

“Kau bukan mau membantuku, ha?” Haechan melotot pada Mark, sementara yang ditatap hanya membalas dengan cengiran kuda miliknya. Mark menahan tawa melihat Haechan  menghentakkan kakinya kesal, ia berjalan menuju tempat sapu dan kain pel disimpan.

“Aku hanya sedang ingin berada di kelas lebih lama, kata siapa aku akan membantumu?” Mark menatap Haechan yang kini berjalan kearahnya membawa tongkat pel dan ember yang nantinya diisi air.

Mark memang seperti ini, ketika ia suka dengan seseorang ia akan terus menempeli dan menjahili mereka untuk mendapat perhatiannya. Karena Mark sebenarnya adalah sosok yang pemalu ketika berhubungan dengan perasaan, jadi dengan menjahili Haechan ia bisa mendapat perhatian dari sosok berisik itu.

“Yak!!! Kau harus membantuku, Mark. Jinyoung tidak masuk hari ini, dan kau harus menggantikannya untuk membantu piket hari ini.” Haechan menarik tangan Mark untuk ia jejali  dengan  tongkat pel yang telah dibawanya. Mark terpaksa berdiri dan menerima tongkat pel dari tangan Haechan.

“Kau harus mengepel bagian sana, sana dan bagian bawah meja guru. Ah~ jangan lupakan pojokan bangku depan, itu bangkuku jadi kau harus memastikan disana bersih mengkilap seperti baru,” perintah Haechan dengan kekehan geli miliknya. Mark mendecak malas mendengarnya, apa ia bilang? Mungkin Tuhan memberinya pelajaran karena sering lupa berkunjung  ke Gereja dengan jatuh cinta pada sosok yang sangat berisik itu.

“Baik, nyonya.” Mark menjawab asal, mendengar jawaban Mark, sontak Haechan tertawa keras. Matanya menelisik geli pada Mark yang kini berjalan untuk mengepel lantai.

Namun, perkiraannya kembali salah. Haechan menghentikan tawanya, digantikan dengan raut super ganas miliknya ketika melihat Mark  mengibaskan kencang tongkat pel sehingga air yang digunakan untuk mengepel membasahi seluruh meja siswa dan Haechan yakin itu akan menambah pekerjaannya nanti.

“Sialan kau! Jangan mengibaskannya seperti itu, sialan!” Haechan berlari kencang kearah Mark dengan sapu yang menunjuk kearah Mark.

Mark dengan sigap meletakkan tongkat pel dan berlari memutar kearah bangku miliknya yang berada paling belakang, Haechan mengejarnya seolah akan membunuh Mark saat ini juga. Mark ngeri juga dengan ekspresi wajah Haechan. Jangan lupakan teriakan maha dahsyat milik Haechan yang mungkin dapat didengar dari radius 2km.

Mark segera mengambil tas miliknya dan berjalan keluar kelas meninggalkan Haechan yang terengah karena telah mengejarnya. Haechan mengumpati Mark dengan seluruh umpatan yang pernah ia dengar difilm-film dewasa.

Baby Bear Haechan | MarkhyuckDonde viven las historias. Descúbrelo ahora